MASTER CHEF 🍽 : XIII

768 96 2
                                    

Minho menghirup udara itu dengan cepat. Semakin lama sesaknya semakin menghilang. Dia kembali normal dan menghembuskan napas panjang.

"Sudah terima kasih" katanya. Chan kemudian membereskan alat itu dan memasukannya ke boks.

"Kau kenapa bisa sesak seperti itu?" Tanya pria itu pada Minho. Minho seketika berkaca-kaca mendengarnya. Dia jadi menangis tiba-tiba karena takut.

"Kau bisa cerita pada ku" katanya. Minho pun menunduk.

"Hiks direktur memberikan aku pilihan, berhenti bekerja di sana atau hiks tidur dengannya" kata Minho sambil menangis.

"Aku memutuskan untuk berhenti, tapi hiks dia kemudian mengancam ku akan menghancurkab orang tua ku dan berusaha untuk .." Minho tidak bisa berbicara lagi. Dia terus tersedu-sedu saat bercerita.

"Sudah berhenti cerita" kata Chan kemudian memeluk Minho. Minho menangis di pelukan Chan, dia berusaha melepaskan semuanya.

"Tidak ada yang akan bisa menyakiti mu jika ada aku" katanya sambil mengusap wajah Minho.

Chan menyelimuti tubuh pria manis itu, wajah Minho benar-benar sangat pucat sekarang.

"Padahal aku hanya meninggalkan mu seminggu" katanya sambil mengusap rambut pria manis itu.

Saat Minho membuka mata, rasanya sangat suram sekali. Biasanya dia akan pergi ke restoran untuk bekerja tapi hari ini dia hanya diam di rumah.

"Jika saja aku menolaknya pasti ini tidak akan terjadi" kata pria manis itu sambil memandikan kucingnya. Karena kesal Minho jadi membersihkan semua rumahnya.

Dia berusaha menyibukkan diri untuk bersih-bersih. Saat rumahnya bersih, dia jadi bosan dan pergi ke rumah Chan juga untuk bersih-bersih.

"Di mana anjing Chan?" Tanya pria manis itu. Padahal dia sudah memakai alat pelindung diri yang lengkap. Karena tidak ada, Minho pun juga bersih-bersih di sana.

"Operasi menghilangkan tato?" Tanya Minho saat melihat rekam medis itu. Tiba-tiba pintu dibuka dan Chan datang.

"Kau melakukan apa di sini?' Tanya pria itu masuk ke dalam. Minho lalu membawa benda itu ke hadapan Chan.

"Chan kau menghilangkan tato mu?" Tanya pria itu.

"Iya" jawab pria dengan rambut hitam itu.

"Kenapa tiba-tiba? Dan rambut mu sekarang kau cat hitam?" Tanyanya. Chan kemudian mengambil rekam medis itu.

"Memangnya kenapa? Ini bukan urusan mu kan?" Tanya Chan langsung melangkah masuk ke dalam.

"Tapi sangat tiba-tiba, pasti ada sesuatu kan?" Tanya Minho. Pria itu nampak meneguk airnya.

"Kalau iya kenapa?" Tanyanya. Minho pun menaikan salah satu alisnya.

"Apa kau menyukai seseorang?" Tanya Minho dengan nada menggoda. Chan terlihat menaikan kedua alisnya.

"Kalau iya kenapa?" Tanyanya. Minho lalu melihat tangan Chan.

"Aduh masih sakit, jangan sentuh-sentuh" katanya.

"Aku mau lihat, ayo coba buka baju mu" katanya. Chan pun membuka bajunya untuk menghilangkan rasa penasaran Minho.

"Maksud nya buka hoodlie saja jangan topless di depan ku" kata Minho sambil menutup matanya. Chris terkekeh pelan.

"Aku hanya menggunakan hoodie saja jadi aku lepas sesuai yang kau inginkan" katanya. Minho pun menarik Chan ke sofa.

"Wah ternyata mereka melepaskan kulit mu, pasti sangat sakit ya" kata Minho saat melihat perban itu yang masih melekat.

"Kenapa kau bisa tiba-tiba menghilangkan tato mu? Apa karena orang yang kau sukai?" Tanya Minho.

"Iya, dia mengatakan pada ku tidak suka dengan pria bertato lalu dia katanya lebih suka pria rambut hitam" katanya. Minho pun mengangguk pelan.

"Dia sama seperti ku" kata Minho kemudian.

"Jadi kau juga suka yang seperti itu?" Tanya Chan. Minho pun mengangguk pelan.

"Jadi kau juga menyukai aku?" Tanyanya. Minho pun langsung menggeleng.

"Bukan seperti itu, kau bersama orang yang kau sukai saja. Aku akan mencari juga orang yang menyukai aku" kata Minho. Chan langsung tersenyum mendengarnya.

"Semoga kau cepat sembuh, jadi kau bisa datang pada orang yang kau sukai. Aku yakin dia pasti akan bangga pada mu dan menyukai mu" kata Minho.





***



Tak ada yang dapat Minho lakukan, sejak dia berhenti bekerja, dia hanya diam di rumah dan kadang pergi ke rumah Chan. Tapi Chan kadang kerja jadi dia hanya mengasuh kucingnya saja di rumah.

Hari ini dia menemani Chan ke rumah sakit untuk melepaskan perban miliknya.

"Pasti sakit ya" kata Minho melihat perban itu.

"Tidak sakit" katanya. Minho pun tertawa mendengarnya. Semakin lama Chan dia lihat semakin berubah dan tak segalak dulu.

"Kau sekarang tidak galak lagi ya" kata Minho lagi sambil mengguncang tubuh Chan dengan gemas.

"Aku sedang berlatih" katanya. Minho semakin terkekeh.

"Berlatih apa?" Tanyanya.

"Orang yang aku suka tidak suka pria galak" katanya. Minho semakin tertawa pelan.

"Baiklah semoga saja kau beruntung ya" kata Minho lagi.

Setelah perbannya dibuka, lukanya nampak sudah mengering. Tapi tak membuat Chan menjadi gentar.

"Karena kau mengantar ku, kau mau makan apa?" Tanya Chan pada pria manis itu.

"Ayo makan topoki enak di perempatan jalan di samping apartemen" kata Minho. Chan pun mengangguk dan membawa Minho ke sana.

Keduanya makan bersama, karena tangan Chris agak sakit. Dia jadi sudah makan.

"Ini coba" kata Minho menyuapi pria manis itu. Chris menatap wajah pria manis itu, seketika dia jadi bersemu dan membuka mulut.

"Enak?" Tanyanya. Chan mengangguk pelan, jantungnya benar-benar tidak bisa dikondisikan.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang