MASTER CHEF 🍽 : X

873 101 0
                                    

Minho berlari dengan cepat hingga sampai ke gedung apartemennya. Matanya sudah basah mengeluarkan air mata karena ketakutan setengah mati.

"Dia dia ah" Minho kembali sesak napas karena berlari terlalu cepat. Jujur ini benar-benar sangat menyakitkan menurutnya. Kenapa penyakit sialan ini terus muncul akhir-akhir ini.

"Ahh tolong ahh ah" dia sampai duduk di lantai karena itu.

"Minho" kata seseorang tiba-tiba membawanya ala bridal pergi dari sana.

Minho merasakan udara uap itu, hal itu membuat sesak napasnya agak berhenti. Akhirnya Minho dapat melihat dengan jelas. Wajah panik itu dia lihat di depannya saat ini.

"Masih sesak?" Tanya pria itu. Minho menggeleng pelan dan melepaskan alat itu.

"Terima kasih Tuan Chris, kau selalu membantu ku" kata Minho berusaha mengatur napas. Pria itu kemudian memberikan alat itu pada Minho.

"Ini untuk mu, pakai saja saat kau sesak" katanya. Minho tersenyum dan mengangguk.

"Aku akan bayar, berapa harganya?" Tanya Minho berusaha mengambil dompet.

"Tidak udah, kau pakai saja. Anggap saja hadiah" katanya. Minho pun mengangguk dan memasukan benda itu ke dalam kotak. Dia menatap ke sekeliling, ini bukan apartemennya.

"Ini rumah mu?" Tanya Minho padanya. Pria itu mengangguk pelan dan bangun dari samping Minho.

"Aku akan pulang, Chanie pasti akan menunggu ku" katanya berusaha bangun. Pria itu terkejut mendengarnya.

"Chanie? Siapa dia?" Tanyanya. Minho terkekeh sambil memeluk kotak alat nebul itu.

"Kucing ku" katanya.

"Aku akan keluar" katanya. Chris tiba-tiba menahan Minho.

"Ada yang menunggu mu di luar" katanya. Minho jadi terkejut dan mengintip ke lubang pintu.

"Kenapa dia bisa ada di sana?" Tanya Minho jadi kembali cemas.

"Kau diam saja dulu di sini" kata Chris lagi. Jujur Minho benar-benar merasa tidak enak.

"Kau tidak keberatan kan?" Tanya Minho. Pria itu kemudian mengangguk pelan.

"Tunggu sebentar ya di sini" kata Chris kemudian. Dia keluar dari sana dengan tampang sangar nya.

"HAI! APA YANG KALIAN LAKUKAN DI DEPAN RUMAH ADIK KU?"

"Tapi Bukankah ini milik Lee Minho?"

"Enak saja, ini milik adik ku. Jangan macam-macam ya kalian. Jika tidak aku akan memanggil polisi mengatakan jika ada penguntit di sini" kata Chris.

Minho kemudian mendengar mereka pergi dari sana.

"Sudah mereka tidak akan datang lagi" katanya. Minho mengangguk dengan senyuman ramah. Walaupun tampang Chris sangat galak tapi dia benar-benar pria yang baik dan peduli.

"Jika ada apa-apa telepon saja aku" kata Chris saat Minho akan pulang. Pria manis itu mengangguk dengan ceria sambil memeluk alat itu.

"Sampai jumpa" kata Minho melambai dengan ramahnya.


Berita kepergian direktur membuat Minho benar-benar sangat lega. Direktur katanya akan pergi dinas ke luar negeri.

"Wah Akhirnya" kata Minho sambil bekerja. Dia sudah menyiapkan dua tiket menonton film dengan Chris sebagai tanda ucapan terima kasih.

"Wah gila, aku kira dia tidak akan bisa seperti ini" kata semua rekan kerja Minho saat melihat majalah itu.

"Apa itu?" Tanya Minho.

MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang