Mereka bersulang bersama untuk keberhasilan Minho. Minho benar senang saat ini.
"Minho ini dan ayah tidak bisa di sini menunggu mu" kata sang ibu dengan berat hati pada anaknya. Minho tahu itu, dia kemudian mengangguk.
"Tapi kami yakin kau pasti bisa nak" kata sang ayah. Minho pun mengangguk dan tersenyum.
"Terima kasih kalian telah mendukung ku ya" katanya. Mereka terdengar terharu mendengarnya.
"Kau kenapa mengatakan itu? Kau akan anak kami" katanya. Minho pun mengangguk dan memeluk ibunya dengan manja. Ini lah Minho si anak manja.
***
"Ingat Minho kunci pintu ya, jangan keluar malam-malam" kata sang ibu saat mereka akan pergi. Minho pun mengangguk pelan.
"Ibu sudah menyiapkan semua keperluan mu, jadi jika kurang belilah lagi sesuka mu ya" kata sang ayah lagi. Minho pun mengangguk pelan.
"Aigoo akhirnya kita berpisah dengan anak manja ini" kata sang ibu memeluk Minho sebelum masuk ke dalam mobil. Minho pun terkekeh mendengarnya.
"Jika kau bosan pulang ya nak" kata mereka lalu pergi dari sana.
"Aku sendirian, rasanya sangat aneh" kata Minho saat masuk ke rumah itu. Kedua orang tuanya benar-benar sangat memanjakannya. Padahal acaranya tidak terlalu lama tapi mereka menyewakan Minho rumah itu.
"Aku tidak boleh mengecewakan mereka, harus semangat Minho" katanya.
***
Ini adalah babak kedua, Minho sudah berusaha mengasah keahlian memasaknya dengan baik satu minggu ini.
"Semoga aku bisa seberuntung waktu ini" katanya. Minho berusaha menenagkan diri, jujur saat masuk ke ruangan itu suasana menjadi sangat mencekam.
Yang ada di ruangan saat ini tidak sebanyak yang pertama. Mungkin setengah dari peserta sebelumnya. Semua orang diam satu sama lain tidak bertanya, benar-benar suasana yang kaku.
"Aku benci seperti ini" batin Minho.
Minho kemudian melihat ketiga juri datang dengan wajah datar masuk ke sana. Mereka benar-benar seperti akan membantai semua peserta di sini.
Chef wanita itu saat ini terlihat sangat cuek dan dingin.
Selanjutnya Chaf Lee dengan wajah agak ramah tapi komentarnya sangat mematikan.
Dan terakhir yang paling galak dan membuat semua peserta takut yaitu Chef Bang.
Tatapan mata yang galak dan wajah dingin itu membuat semua orang benar-benar takut padanya. Apalagi mulutnya yang benar-benar sangat blak-blakan tak membuatnya merasa takut untuk menyinggung perasaan peserta."Untuk hari ini Tema kita adalah jamur, jadi kalian akan membuat masakan dengan bahan dasar jamur" kata Chef Lee menjelaskan pada semua peserta.
Mereka mulai memasak, semuanya terlihat sangat antusias. Namun Minho benar-benar bingung, untuk pertama kalinya dia memasak jamur.
"Apa yang aku buat ya?" Gumam pria manis itu sambil menatap jamur itu.
"Tuan Lee Minho, kenapa kau hanya diam saja? Jamur-jamur itu tidak bisa memasak dengan sendirinya" kata pria itu tiba-tiba berdiri di belakang Minho.
"Baik chef" kata Minho menunduk memberikan hormat. Minho benar-benar tidak tahu, dia seperti ingin menangis saat memasak.
"Aku harus semangat, pasti enak" katanya. Minho melihat semua makanan dari peserta lain nampak menggiurkan dan enak.
"Aku hanya membuat sup" batinnya. Seketika harapannya untuk menang sirnah.
Minho dengan gugup maju ke depan untuk menghidangkan masakannya.
"Ayo kita lihat apa yang Tuan Lee Minho buat" kata Chef Lee. Minho menaruh masakannya di piring dengan takut.
"Apa ini?" Tiba-tiba wanita itu tertawa melihat sup itu.
"Tuan Lee Minho? Coba jelaskan apa yang anda buat" katanya. Minho menghela napas kemudian menjelaskannya.
"Sup jamur katanya" kata Chef Lee, dia lalu mencobanya. Tapi belum selesai tiba-tiba dia berhenti.
"Tolong ambilkan mangkuk baru yang bersih" kata Chef itu tiba-tiba. Staff lalu membawa mangkuk itu.
Mereka tiba-tiba mengganti mangkuk itu, Minho langsung berkeringat saat itu.
"Chef Lee seharusnya kau tidak usah repot-repot" kata pria dengan tato dan kemeja putih itu. Dia kemudian mengambil mangkuk Minho dan membuangnya ke lantai dengan kasar.
Semua orang terkejut melihat itu termasuk Minho seketika tubuhnya bergetar.
"Kau tahu apa kesalahan mu?" Tanyanya pada Minho dengan penuh amarah. Minho tidak bisa menjawab dia sangat takut saat ini sampai matanya berkaca-kaca.
"Pria manja seperti mu tidak cocok untuk mengikuti acara ini" lanjut pria itu lagi sambil melihat kedua tangannya di depan dada.
"Mangkuk yang kau gunakan sangat kotor, kau mau meracuni kami?" Kata wanita itu kemudian. Minho langsung menunduk memohon maaf.
"Tuan Lee Minho sebaiknya kau kembali" katanya. Minho pun pergi ke tempatnya dengan penuh air mata.
"Aku pasti keluar" batin Minho saat ini. Padahal dia sudah berusaha tapi belum juga cukup.
Dan benar saja dia dieliminasi dari acara itu. Hal itu benar-benar membuat Minho sangat terpukul. Dia menangis saat itu di ruang ganti pakaian sendirian.
"Aku tidak bisa mengatakannya pada ibu dan ayah" katanya sambil mengusap air matanya.
"Bagaimana ini? Apa yang akan aku lakukan setelah ini. Seperti sangat sia-sia" katanya putus asa. Tiba-tiba seseorang datang ke sana.
"Kau Lee Minho ya?" Tanya pria paruh baya itu. Minho mengusap wajahnya dan bangun sambil tersenyum.
"Kau siapa?" Tanya Minho. Pria itu tersenyum dan memberikan Minho kartu namanya.
"Saya Kepala Manager di Restoran X" katanya. Minho terkejut mendengar nama restoran itu.
"Aku menonton anda selama acara, apa anda berminat untuk bergabung ke restoran kami?" Tanyanya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️
FanfictionSi manis yang menyebalkan, entah kenapa semakin lama semakin enak dipandang. Warning -bxb -mature content -mpreg