Minho sangat terkejut melihat reaksi mereka. Dia mengira dia akan dirundung di sana karena pegawai baru.
"Kau paham kan Minho?" Tanya salah satu seniornya yang bernama JB. Minho mengangguk pelan.
"Jika ada Chef, kau datang padanya dan bantu mereka ya" katanya lagi. Minho mengangguk dengan semangat.
"Minho ayo kemari" suara itu menguat mereka terkejut.
"Minho ayo lihat ke sana" kata pria itu pada sang junior.
"Minho bantu aku mengangkat bawang yang sudah dikupas ini ya" kata Wanita itu pada Minho. Dia bernama Sana, JB mengatakan dia sudah bekerja di sana sekitar 3 tahunan.
"Baik Senior" katanya. Sana terlihat terkekeh mendengar itu.
"Panggil kakak saja, jangan terlalu formal. Nanti jika ada Chef baru kau harus formal" katanya. Mereka di sini semua adalah pegawai biasa bukan Chef. Tugas mereka hanyalah memastikan bahan dapur siap dan membantu Chef saat memasak menurut Minho.
"Kak Sana apa kita hanya bantu-bantu saja?" Tanya Minho yang agak kecewa lagi.
"Kita memasak juga Minho, tapi dengan arahan Chef. Tapi tergantung Chef nya. Kita hanya juru masak Minho" katanya. Minho pun mengangguk pelan. Tapi pria yang amatir seperti dia tidak pantas terlalu percaya diri untuk memasak di restoran itu.
Tiap hari akan ada dua atau tiga Chef yang datang untuk bertanggung jawab atas semuanya atas dapur dan beberapa juru masak yang mendampingi mereka.
"Kau pegawai baru itu ya?" Tanya salah satu Chef itu pada Minho.
"Iya Chef" jawab Minho dengan penuh sopan santun.
"Minho ayo Chef Do" kata JB. Minho pun mengekor dan membantu sang Chef. Awalnya Minho kira pria ini sangat galak, tapi dia benar-benar sabar mengajari Minho.
"Kau pintar, saat aku mengajari mu kau langsung bisa" katanya. Minho tersenyum mendengar itu, ini pujian pertama yang dia dapat di restoran itu.
Seharian Minho bekerja di sana, agak lelah tapi dia senang karena ini adalah hobinya.
"Sampai jumpa Minho" kata semua rekan kerjanya saat mereka menyelesaikan hari yang panjang itu. Restoran di tutup pukul 9 malam dan dibuka jam 10 pagi. Benar-benar sangat lelah menurut Minho.
"Aduh kaki ku seperti mau putus" kata Minho sambil menunggu taksi datang. Rumahnya dan restoran itu agak jauh jadi naik taksi akan lebih cepat daripada naik bis.
"Besok bagaimana ya? Semoga lancar seperti hari ini" katanya sambil menatap langit malam.
Minho tiba-tiba kelaparan, dia lalu bangun dan pergi ke supermarket yang tak jauh dari sana.
Minho mengambil beberapa sayuran dan mie instan pedas itu.
"Ada kue" kata Minho saat melihat sebuah kue muffin di etalase.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️
FanfictionSi manis yang menyebalkan, entah kenapa semakin lama semakin enak dipandang. Warning -bxb -mature content -mpreg