Assalamualaikum wr.wb
Hello readers 👋👋👋
Pada kesempatan kali ini aku membawakan cerita yang berbeda dari yang lain. Cerita tentang seorang penulis dan pelukis. Wah, gimana tuh ya kalau mereka bertemu? Pasti cara mengabadikannya enggak foto doang nih. Seru banget kayaknya.
Kalian pada penasaran gak nih? Kalau penasaran yuk segera baca!!!
Happy Reading guys!!!
****
Ting
Denting HP yang ada di atas meja membuat wanita paruh baya yang sedang menonton televisi bersama sang suami langsung mengambil benda itu. Ia mengerutkan dahi ketika membaca isi pesan. Mukanya merah padam melihat gambar itu.
Wanita itu menangis dan menunjukkan gambar itu kepada sang suami. Melihat foto itu membuat dua makhluk 40 tahun beranjak ke depan pintu warna merah muda. Pintu itu diketok kencang hingga membuat si pemilik kamar keluar.
“Ada apa, Ma, Pa?” Rasa cemas menyelimuti hati saat melihat jejak air mata di pipi yang mulai keriput.
Tanpa basa-basi ponsel itu disodorkan. “Jadi kamu suka keluar malam itu karena begituan sama pacar kamu Gilbert?!” sinis Mama.
Ponsel itu direbut dan gambar itu diperbesar. Gambar wanita dari belakang memakai kalung emas yang tanpa sehelai kain membuat hati remaja berusia 17 tahun murka. Posisi Gilbert dan perempuan itu sangat intim sekali. Apalagi dari samping jelas itu bukan dirinya. Gambar itu dikirim ke nomor HP untuk memberi penjelasan.
Ponsel itu dikembalikan kepada pemiliknya. “Itu bukan aku, Ma, Pa. Coba kalian cek ulang. Lengan gadis itu ada tanda lahirnya sedangkan aku tidak ada.” Lengan bajunya diangkat.Mama dan Papa yang semula cemas menjadi lega. Mama dan Papa saling tatap. Mengomunikasikan sesuatu yang anaknya tidak paham. Papa mengangguk memberi kode untuk Mama bicara.
Raut muka Mama kembali marah. “Enggak usah menyangkal! Jelas itu kamu! Rambutnya bergelombang kayak kamu. Bisa saja tanda warna cokelat itu kamu buat untuk menutupi perbuatan kamu!” Nada bicara itu sangat tinggi.
Rasa nyeri menjalar di hati. Kedua telapak tangan mengepal di samping badan. Tak menyangka kalau Mama yang begitu ia sayangi lebih percaya dengan gambar murahan itu. “Aku enggak menyangka Mama lebih percaya Gilbert.” Suara gadis itu bergetar dibarengi mata yang mulai memanas.
“Memang benar. Mulai besok Mama akan pindahkan kamu ke sekolah baru. Mama tidak mau kamu bertemu Gilbert. Bisa-bisa bukannya membawa piagam malah membawa anak kamu!” tegas sang Mama.
“Aku enggak mau, Ma. Aku masih mau di sekolah itu,” kekeh gadis itu.
Kedua bahunya dipegang erat. “Eunoia. Sekali Mama bilang kamu harus pindah maka harus pindah. Keputusan Mama tidak bisa diganggu gugat. Kamu dan Gilbert harus putus sore ini.” Sedikit dorongan untuk menjauhkan tangannya dari pundak sang putri. Mama dan Papa langsung meninggalkan putrinya.
Kaki Eunoia meluruh dan membuatnya duduk di lantai. Kedua kaki ditekuk dan kedua tangan menjadi tumpuan di atas lutut. Eu memukul kuat dada yang merasa sakit. Jahat sekali dunia kepadanya. Gilbert selingkuh dan dia harus keluar dari sekolah itu. Berpisah dengan teman dekatnya.
Ting
Getar pada saku celana mengalihkan rasa sedih. Ia membuka dari siapa pesan itu. Lagi-lagi ia mendapatkan kejutan dari dunia. Kejutan yang sukses membuat dia trust issue dan mau menuruti kemauan sang Mama.
Tania Maharani
Gambar
Your boyfriend is mineJangan lupa vote dan komen sebelum next. See you.
*Buat visual sengaja enggak aku kasih. Biarkan kalian ngehalu sendiri hehee
KAMU SEDANG MEMBACA
11-01
Teen Fiction"Kita abadi pada karya masing-masing" Batrisyia Bestari Eunoia Rembulan pindah sekolah karena titah dari orang tuanya. Eunoia pindah ke sekolah bergengsi bernama Diamond Star Senior High School. Sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya. Eunoia ber...