Prahara

9 0 0
                                    

Hi, i'm comeback

Nungguin si pelukis sama si penulis enggak nih?

Penasaran enggak sih habis ini mereka ngapain saja?

Yuklah baca...

Happy Reading guys

***

Taman belakang sekolah saat ini sedang sepi. Tidak ada orang sama sekali. Bahkan guru-guru tidak ada yang lewat. Entah mengapa mereka tidak kemari untuk melakukan sidak. Setiap istirahat pasti ada saja yang kena sidak karena merokok di sini.

Bawah pohon mangga sedang dihuni oleh 4 orang pria. Satu pria sedang tiduran dengan tangan besar sebagai alas, satu pria berambut ikal sedang menggambar sketsa pemandangan di buku gambar, satu pria sedang bermain game online, dan satu lagi sedang asyik merokok.

Cuaca siang ini panas sekali. Kemeja putih yang dipakai oleh pria yang merokok itu sedikit basa di bagian punggung. Sementara kemeja temannya tidak. Jelas tidak karena 3 temannya berada di bawah pohon. Karena kemejanya basah, Julian membuka kemeja dan hanya menyisakan singlet putih.

Julian menghisap rokok perlahan. Menikmati setiap asap yang masuk ke mulut. Merasa cukup baru asap itu dibuang ke udara. Tersapu oleh angin yang membuat aromanya ke mana-mana.

Seseorang terbatuk karena asap yang mengenai dirinya. “Woi, Panjul! Lu kalau mau merokok agak jauhan dong. Uhuk-uhuk. Nanti asma gua kambuh,” peringat Rangga yang mengipasi udara agar asap tak mendekat.

Cowok yang memiliki tato gambar mawar pada lengan kirinya menjadi kesal karena diusir. Dia segera beralih agak menjauh dari Rangga. Rokok itu kembali ia hisap sampai ketika sudah mengecil baru dijatuhkan ke aspal, lalu diinjak.

Ketika sudah puas, Julian kembali kepada temannya. “Mabar yok.” Lelaki itu sudah siap membawa gadget.

Rangga berdecak kesal. “Telat lu, Panjul. Gua udah menang, lu baru mengajak,” kata pria yang kemejanya sudah berantakan. Kancing terbuka semua dan kemeja itu dikeluarkan. Penampilan dia berbanding terbalik dengan pria yang membaca novel.

Guys. Healing, yok. Gua bosan sekolah melulu,” celetuk Julian.

“Kawin aja sono kalau bosan.” Rangga menimpali dengan menyolot.

Julian memukul belakang kepala Rangga. “Lu sono kawin. Gua masih mau cari cuan dulu.”

Rangga mengusap kepalanya. “You already have a girlfriend. So, what are you waiting for? Mending langsung saja lu ajak Bianca ke altar sana,” ucapnya.

Stupid. Nanti gua digorok samak daddy-nya karena masih SMA berani mengajak menikah.”

“Ya sudah nanti kalau lulus langsung sebar undangan. Nanti nikahnya di Diamond Star.” Tanpa berdosa pria itu tertawa kencang.

Indra hanya memperhatikan 2 temannya yang suka sekali beradu mulut kalau bertemu. Lelaki memijat pelipis karena pusing jika di dekat Rangga dan Si Panjul alias Julian Fernando Wijaya. Indra mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya dan membuka ruang obrolan di Instagram.


BB_Eunoia
Active now


Nanti jam 4 ke ruang lukis


Indra tersenyum dan mematikan kembali ponselnya. Lelaki itu lanjut mengobrol dengan 3 temannya.

♡♡♡

Saat sedang istirahat, Eunoia memutuskan untuk ke kamar. Sudah bosan karena di sekolah terus. Gadis itu kaget saat mendengar denting dari HP. Sebagai manusia fast response. Eunoia langsung buka dan air mukanya berubah saat membaca pesan dan pengirimnya dari kunci layar.

Alvaindra : Nanti jam 4 ke ruang lukis.

Seketika awan mendung muncul di atas kepala. Sungguh bisa tidak satu hari saja tidak berurusan dengan si Jutek Penghuni Neptunus yang menyebalkan itu. Sudah mana kalau bicara suka tidak jelas arahnya. Bayangkan wajah menyebalkan itu kembali menari di kepalanya.

“Neptunus, why always you yang muncul? Kirain cowok fiksi aku yang chat.” Seketika Eunoia terdiam. “Cowok fiksi mana bisa nge-chat? Nyata saja tidak. Argh!” Perempuan rompi cokelat muda mengusap wajah gusar. 

Tangan kiri diangkat untuk melihat jam. Sudah hampir masuk kelas. Cepat-cepat dia memakai kaus kaki dan keluar ruangan. Sepatu yang dipakai hari Selasa sangat simple. Sepatu pantofel yang tinggal masuk dan dikaitkan saja ke samping. Setelah siap baru dia mengunci kamar dan pergi ke kelas.

♡♡♡

Sore telah tiba. Jam yang kejam akan segera tiba. Sekarang pukul 15.45. Tinggal 15 menit lagi dia bertemu dengan makhluk jutek super menyebalkan. Eunoia menunggu di depan ruang lukis. Duduk di bangku depan ruangan itu. Di pahanya ada tas tenteng hitam yang menutupi bagian paha yang agak terlihat. Sambil menunggu makhluk terkutuk itu, Eunoia meng-chat Giana.

11-01 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang