Sial! Semalam usai pulang dari mal malah ketiduran. Tugas belum selesai semua lagi. Masih ada 10 soal yang harus selesai hari ini. Jika tidak selesai bisa diolah jadi human smackdown sama guru muda ganteng itu. Meski Mr. Januar berparas apik, tapi dia galak. Mr. Januar adalah guru yang terkenal cukup killer.
Sejak bangun tidur hingga sekarang masih saja mencari jawaban di internet. Namun, tidak ada satu pun soal yang jawabannya ada di sana. Memang benar-benar luar biasa Mr. Januar ini. Membuat soal sendiri yang tidak ada jawaban di internet.
Perempuan itu mengusap wajah frustrasi. Kedua tangan ditaruh di pipi. Pusing melihat angka-angka itu. Jantung semakin berdetak saat melihat jam. Tinggal 30 menit lagi masuk pelajaran Mr. Januar. Hidayah belum kunjung datang sampai sekarang.Brak
Sebuah buku yang dibanting di meja mengagetkan. Buku itu ditatap, lalu pandangan gadis itu menuju kepada cowok yang sudah membuka aplikasi permainan. “Ini maksudnya apa ya banting-banting buku di meja orang?” sindir wanita itu. Ia mulai menulis jawaban yang ia karang sendiri.
Ponsel dengan pelindung warna hitam motif Marvel diletakkan di meja. Bayangan mereka berantem kemarin kembali terlihat. Segera cowok itu meraih buku merah dan memberikan kepada sang gadis. “Enggak usah banyak omong. Sekarang silakan salin jawaban gua.” Dengan sangat senang gadis itu menerima buku itu.
Cepat-cepat ia salin jawaban itu. Untung saja jawaban untuk latihan hari ini lumayan pendek dan tidak memakan banyak waktu. Bersamaan dengan bel berbunyi, ia sudah meletakan pensil di atas buku.
Semua murid berpencar ke tempat mereka. Sosok tinggi besar, memiliki senyum menawan, dan hari ini tampak gagah dengan kemeja batik lengan pendek warna cokelat. Senyum tipis itu tidak pernah absen dari bibir merahnya. Mr. Januar duduk di meja kemudian menyuruh ketua kelas memimpin doa.
Pria berusia 27 tahun itu mulai mengajar. Dengan wajah serius pria itu memberikan materi. PR yang diberikan dia harus dikumpulkan hari ini setelah jam matematika selesai. Lelah juga bicara di depan. Ia kembali ke meja untuk minum. Kacamata beningnya dilepas dan seketika membuat para siswi terpesona.
“Mr. Januar ganteng banget.”
“Sir, have you been married?”
“Lihat tuh pas dia minum. Aduh. Kece banget."
Begitulah celoteh para siswi ganjen. Seakan tidak pernah melihat pria tampan saja. Padahal di kelas ini para siswa tidak jelek-jelek amat. Malah kebanyakan dari mereka berparas tampan dan beberapa ada yang blasteran.
“Attention, please!” kata lelaki kemeja batik meminta perhatian.
Semua murid langsung memperhatikan dia.
Guru idola para kaum hawa berdiri dan hampir menempelkan punggung di papan tulis. Kedua tangan ditekuk di depan dada. Tatapan tajam penuh percaya diri menyapu ruangan. Ia tersenyum singkat sebelum memberikan pengumuman. “Due to next week i go to Jogja, i wanna tell you something. I have some assignment. Open your book. Please do page sixty seven. Work from number one until number three.”
Soal di halaman itu terlihat sedikit, tapi beranak. Tukang pemberi PR ini tidak pernah apa punya hati apa kepada muridnya? Kemarin dia memberi 10 soal. Sekarang 15 soal. Semua murid mengeluh karena tugas yang diberikan.
“If you don’t do it, you will get a bad score on your academic report. Because this is one of my evaluation. So, please do it.”
Ia melihat jam yang melingkar di tangan kiri besarnya itu. “I have to go now. Please collect to my table. I will wait you until Friday. Thanks for your attention. See you.”
KAMU SEDANG MEMBACA
11-01
Teen Fiction"Kita abadi pada karya masing-masing" Batrisyia Bestari Eunoia Rembulan pindah sekolah karena titah dari orang tuanya. Eunoia pindah ke sekolah bergengsi bernama Diamond Star Senior High School. Sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya. Eunoia ber...