3. Dinner

2.5K 226 11
                                    

Siang telah berganti malam. Sang Dewi malam pun ikut menemani malam bersama sinarnya.

Apple watch series 8 yang melingkar di pergelangan tangan kekar milik pemuda 27 tahun itu menunjukkan pukul 7 malam. Setelah sang papa mengabari jika pukul 8 malam nanti akan ada agenda makan malam dengan keluarga dari orang yang akan orang tuanya jodohkan dengan dirinya Ohm memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih awal.

"Ohm."

Sang empu menoleh ke arah pintu kamarnya terlihat Gulf dengan setelan jas serta turtle neck maroon yang menutupi seluruh lehernya mengintip dari balik pintu.

"Masuk aja, pa."

Gulf menghampiri putra semata wayangnya yang tengah berdiri menghadap cermin. Wajah tampan Ohm yang sangat mirip dengannya itu membuat Gulf terpesona akan ketampanan putranya.

"Kenapa belum siap siap? Kita janji jam 8 loh." Gulf merapikan kerah kemeja yang Ohm gunakan, "Bingung ya mau pake jas yang mana?"

Ohm menghela nafas berat, "Mending aku tolak aja gak sih, pa? Aku gak tau orangnya takut malah ilfeel."

"Papa jamin kamu gak ilfeel, Ohm." Gulf mengambil jas merah sang putra, "Coba pakai yang ini."

Ohm menggeleng saat Gulf memasangkan jas itu pada tubuhnya, "Warna lain, pa. Merah terlalu mencolok."

"Yaudah kamu pakai setelan ini aja ya? Ini bagus kok gak terlalu mencolok juga." ucap Gulf menunjuk setelan kemeja coklat dengan jas hitam sebagai luarannya.

Lagi lagi Ohm menghela nafas beratnya, "Batalin aja semuanya, pa. Aku gak mau dijodohin."

"Sayang..." Gulf menakup wajah sang putra yang sangat mirip dengannya, "Kita udah janji buat makan malam bareng keluarga mereka. Cuma makan malam kok kamu bisa lihat calon kamu nanti setelah itu kamu berhak ngambil keputusan sendiri. Percaya sama papa."

"Udah ih sana siap siap. Papa tunggu dibawah, daddy juga udah nunggu dari tadi."

"Jangan khawatir, papa yakin kamu bakal suka sama dia dan setuju sama perjodohan ini." Ujar Gulf sebelum pergi meninggalkan kamar putranya.

Ohm melempar asal jas merah miliknya kearah lantai, "Semoga aja, pa."

***********

Tay mondar mandir tak karuan di depan pintu utama kediaman Vihokratana. Pluem, Frank serta keluarga kecilnya sudah tiba di rumah itu sejak sore tadi namun yang akan dijodohkan malah tak tahu dimana keberadaannya.

"Abang, kamu sudah coba ngehubungi adek? Dia ada jadwal manggung hari ini?"

"Terakhir kali adek ngabarin kalau dia dirumah, yah." Sahut si sulung.

"Kamu sempat komunikasi sama adek?" Tanya Tay pada putra tengahnya yang tengah menemani cucu pertama Vihokratana bermain di ruang tamu.

"Gak. Telepon temennya coba siapa tau sama mereka." Jawab Frank.

"Duh anak itu."

Frank membenarkan posisi Phuwin dalam pangkuannya, "Nanti juga pulang."

"Udah jam 8 lebih, Kak. Ayah janji sama Om Mew jam 8 malam. Mereka pasti udah dalam perjalanan kesini."

"Aku udah nyuruh Kak Arm buat nyari Adek. Adek kan nurut banget tuh sama Om nya." Ujar New yang tengah menata makan malam bersama menantu dan dua orang maid keluarganya.

"Hin, adek gak bakal kabur kan?"

Di lain tempat Nanon yang tak memperdulikan kekhawatiran kedua orang tuanya tengah asik menikmati kudapan kecil dari pemilik cafe setelah 'Triple Boy' band milik Nanon selesai membawakan 2 buah lagu untuk malam itu.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang