14. New Chapter (1)

1.4K 80 9
                                    

Suasana kantor MS.Corp mendadak mencekam kala sang pemimpin perusahaan tiba dengan wajah tegasnya.

Raut wajahnya terlihat menyeramkan dengan tangan mengepal kuat seperti ingin memukul siapa saja yang menghalangi jalannya.

Ohm memasuki ruang kerjanya kemudian melepaskan jas yang ia kenakan lantas melemparnya ke arah sofa.

Tangan Ohm masih mengepal kuat, nafasnya memburu. Ia tengah berusaha mengendalikan amarahnya.

Brak!

"Argh!"

Namun gagal. Ohm melempar segala benda yang berada di atas meja kerjanya.

Beberapa kali memukul meja kerjanya hingga terdengar suara pecahan dari kaca alas mejanya.

"Bodoh, bodoh, bodoh!"

Mendengar suara riuh kacau dari arah ruang kerja Ohm, Mild yang merupakan sahabat dari sang papa.

"Ohm, apa yang kamu lakukan?!"

"Astaga! Tangan kamu berdarah!"

"Tunggu biar paman ambilkan kotak P3K."

Mild berlari kearah rak dimana kotak P3K itu tersimpan.

Pria paruh baya itu lantas mendekati Ohm yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri itu untuk duduk di sofa ruang kerjanya.

"Duduk. Biar paman obati." Ujarnya.

Ohm menurut, ia memang tak pernah berani menentang ucapan pamannya ini.

"Ada apa? Apa yang jadi alasan kamu ngelakuin ini, Ohm?"

"Nanon." Jawab Ohm dengan jujur.

Mild mengernyit tak mengerti, "Kenapa? Ada apa dengan Nanon?"

"Aku harus cari tau keberadaan Nanon, paman. Bukan masalah kecil kalau aku biarin Nanon hilang gitu aja, dia masih berstatus tunangan aku."

"Ohm, ayah Nanon sendiri yang sudah mengakhiri pertunangan kalian. Nanon bukan siapa siapa lagi di hidup kamu. Ingat istri dan anak kamu, Ohm."

"Paman tau sendiri anak yang lahir kemarin bukan anak kandung aku kan? Dia anak daddy dan dia adik aku!"

"Dan urusan Om Tay yang mutusin sepihak pertunangan aku sama Nanon, maaf aku gak akan pernah menerima keputusan itu. Nanon masih milikku, paman. He is mine!"

"Ohm, jangan egois!"

"Kamu jangan mengurung Nanon di dalam hubungan yang jelas jelas tidak akan berujung pernikahan! Kamu gak mungkin menduakan Tu!"

Ohm menatap Mild dengan mata tajamnya, "Gak ada yang gak mungkin untuk seorang Ohm Pawat, paman."

"Gelar Nyonya Jongcheveevat masih kosong belum ada yang menggunakannya selain papa."

"Dan hanya Nanon yang berhak mendapatkan gelar itu. Bukan orang lain." Tegas Ohm.

Mild menghela nafas panjang, ia memang akan selalu kalah telak dengan putra dari seorang Gulf Kanawut ini.

"Oke. Jika memang itu yang ada di pikiran kamu."

"Tapi ingat satu hal, Ohm. Kamu gak bisa mempermainkan dua orang dalam satu hati. Ingat itu."

"Aku minta paman keluar dari ruangan aku sekarang sebelum aku bertindak lebih jauh dan berakhir menyesalinya, paman. Aku mohon." Pinta Ohm dengan amat tulus.

"Ohm.."

"Tolong." Tegas Ohm.

Mild mengangguk, ia menepuk punggung Ohm kemudian beranjak keluar meninggalkan Ohm yang menatap perban yang lukanya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang