11. Hadir dan Hampa

1.2K 98 5
                                    

Semua terjadi begitu saja. Semua begitu mendadak untuk hidup seorang Nanon Korapat.

Dimana ia dulu hanya seorang anak yang sibuk dengan kesenangannya sekarang harus menanggung beban ini sendirian.

Entah disebut anugerah atau beban, Nanon belum bisa sepenuhnya menerima sang anak yang kini tengah tumbuh di rahimnya.

Sang ayah dan kakak tengahnya juga telah memutuskan bahwa kehamilan Nanon akan dirahasiakan dari publik agar Ohm ataupun bagian dari Jongcheveevat tak mendengar berita kehamilan Nanon.

Bukannya merasa bahagia Nanon malah merasa takut, takut jika nanti ia akan gagal membesarkan anaknya seorang diri.

Kini Nanon tengah berbaring diatas ranjang kesayangannya setelah tadi pagi ia kembali dari rumah sakit.

Dokter menyarankan Nanon agar beristirahat tanpa mengambil aktivitas apapun selama 2 minggu kedepan demi keselamatan calon anaknya dan oleh sebab itu New dan Tay juga memutuskan untuk tinggal di Korea bersama putra serta menantu mereka demi menjaga Nanon.

Tok tok tok....

Pintu kamar Nanon dibuka oleh sang kakak ipar, Drake datang membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas susu untuk adiknya itu.

"Adek kenapa bengong? Makan dulu yuk." Drake mendudukkan dirinya di sebelah Nanon kemudian membantu si bungsu untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

"Hari ini kakak masakin bubur ayam tanpa bawang goreng kesukaan kamu."

Drake mulai menyuapi Nanon, namun belum sempat makanan itu masuk ke dalam mulutnya Nanon mendadak mual.

"Huek!"

Nanon beranjak dari ranjang kemudian berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan rasa mualnya.

Drake dengan sigap mengikuti sang adik lalu memijat pelan tengkuk Nanon serta mengulurkan segelas air agar Nanon meminumnya.

"Minum dulu, dek."

"Adek mau ganti menu makanannya? Atau adek mau sesuatu?"

"Mau disuapin papa." Jawab Nanon dengan suara lemahnya.

Drake tersenyum, ada rasa dejavu saat Nanon meminta dirinya agar sang papa saja yang menyuapi. Saat ia mengandung Phuwin dulu ia juga melakukan hal yang sama, Drake sangat ingin disuapi oleh mendiang mamanya.

"Sebentar kakak panggilin papa dulu."

"Ayo kamu istirahat dulu sambil nunggu papa." Ucap Drake sembari memapah Nanon menuju ranjangnya.

Drake undur diri, ia segera menuju lantai dasar dimana sang papa mertua tengah berbincang dengan Pluem, kakak iparnya dan Phuwin, putranya.

"Papa.."

New menoleh, "Iya, Drake?"

"Adek mau disuapin sama papa. Tadi sempat mual juga."

"Yaudah papa kesana sekarang kamu disini aja sama Phuwin." Ujar New kemudian berjalan menuju kamar putra bungsunya.

"Ayah sama daddynya Phuwin kemana, bang?" Drake bertanya pada Pluem.

"Ada urusan sedikit di kantor.

"Ohya tadi abang bawain Phuwin snack, udah abang taruh di meja dapur."

"Iya, sebentar gue cek dulu."

Di sisi lain New memasuki kamar Nanon tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Papa dari tiga anak itu tersenyum hangat begitu melihat putra bungsunya tengah berbaring memejamkan matanya. Sepertinya Nanon masih belum terbiasa dengan morning sickness di trimester pertama kehamilannya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang