10. Papa yang hebat

1.6K 130 26
                                    

Langit kota Jakarta sedikit tak bersahabat hari ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi namun hujan masih setia mengguyur ibu pertiwi.

Ohm merapikan kemeja lengan panjangnya yang sedikit kusut akibat terburu buru berangkat dari kediamannya tadi pagi. 

Sudah 2 bulan berlalu sejak Nanon meninggalkan dirinya serta hari pernikahan bodoh itu terjadi dan sekarang TonTawan resmi menjadi nyonya Jongcheveevat menggantikan Nanon yang mestinya menjadi pendamping dari pewaris tunggal Jongcheveevat.

Usia kandungan Tu juga sudah berjalan di minggu ke 20, istri sah Ohm Pawat itu pun masih terlihat cantik meski tengah mengandung adik dari sang suami.

"Paman Mild, dimana berkas yang harus aku tanda tangani hari ini?" 

Ohm menghampiri kaki tangan barunya, Mild Suttinut Uengtrakul sahabat masa kecil sang papa. Mild menggantikan posisi Perth setelah sahabat dari Ohm itu memilih mengundurkan diri dari perusahaan MS Corp.

"Hari ini cuma 5 berkas yang harus kamu tanda tangani, Ohm."

"Ini." Ujar Mild menyerahkan 5 map berisi surat kontrak beberapa perusahaan.

"Ada jadwal apa aja hari ini, Paman?" Tanya Ohm kembali.

"Gak ada, Ohm. Kamu bisa pulang setelah makan siang nanti."

"Pulang?" Ohm tertawa lirih, "Aku punya rumah? Nggak, Paman."

"Kamu punya istri, Ohm. Dia lagi mengandung adik kamu."

Mild berdiri dari kursi kerjanya kemudian menghampiri sang bos yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri.

"Kamu udah mengucap sumpah suci di hadapan Tuhan kalau kamu bakal melindungi dia sampai kalian terpisah oleh maut."

"Sumpah yang diucap dengan tidak tulus bisa disebut sumpah yang tak sah kan? Paman, aku sama sekali gak mencintai wanita jalang itu!"

"Tontawan, Ohm. Dia punya nama."

"Siapapun dia aku gak mau ngotorin mulut aku untuk nyebut nama dia."

"Dia tokoh utama yang merenggut keluarga aku, paman!"

"Daddy, papa, Perth bahkan Nanon!" 

Ohm mengusap gusar wajahnya, "Rumah aku hancur semenjak nama dia ada dalam alur kehidupan orang tua aku, paman."

Mild hanya mengusap punggung Ohm tanpa berniat membalas ucapan yang lebih muda. Ia paham betul Ohm berada diposisi sekarang bukan karena keinginannya. Hanya karena pria tidak tahu diri yang lari dari tanggung jawabnya sekarang Ohm harus menanggung resikonya.

Ohm terdengar menghela nafas panjang, "Paman, Fiat udah dapat informasi tentang Nanon?"

Mild menggeleng, "Sampai sekarang hasilnya masih nihil, Ohm. Vihokratana benar benar menutup akses kita buat dapat informasi tentang Nanon."

Ohm menarik nafas dalam dalam sebelum ia menghembuskannya secara perlahan bersamaan dengan air mata yang jatuh membasahi rahang tegasnya.

Ohm beranjak dari duduknya, "Aku mau ketemu papa."

"Kalau wanita itu datang bawain aku makan siang paman aja yang makan. Kasih tau dia kalau aku ada meeting dadakan di luar kota." Ujar Ohm kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang kerja sang paman.

Mild menatap punggung Ohm yang perlahan menghilang dari balik pintu. Ia hanya bisa menggeleng tak mampu berkomentar terhadap hidup dari putra sahabatnya itu.

Mobil BMW 8 series Coupe putih milik Ohm berhenti di depan pagar rumah besar milik keluarga Traipipattanapong, kediaman sang papa.

Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Ohm langsung masuk menuju salah satu kamar di lantai 2 dimana tempat favorite sang papa berada. 

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang