17. Ayah dan Lukanya

1.3K 88 22
                                    

Jemari kecil nan lembut terasa hangat menyentuh wajah pria manis yang masih terpejam diatas rerumputan.

"Papa bangun!"

Yang dipanggil papa mencoba membuka kedua matanya.

Silau. Sinar matahari menerobos masuk melukai mata pria manis itu.

"Awh! Kemari! Biar aku tutup mataharinya." Si kecil berucap sambil menengadahkan tangannya menghalau cahaya matahari agar tak melukai sang papa.

"Siapa kau, nak?"

"Aku?"

Si kecil mengecup pipi sang papa, "Aku anak papa!"

"Papa Nanon!"

Lelaki manis bernama Nanon itu mengernyit heran, "Papa?"

Si kecil menarik tangan Nanon menuju taman yang Nanon ingat adalah tempat dimana ia menyelamatkan anak dari mantan tunangannya.

"Lihat itu."

Entah ilusi apa yang Nanon lihat sekarang namun ia bisa melihat jika dirinya sendiri tengah terbaring bersimbah darah dijalanan.

"Papa menyelamatkan kakak itu." Tunjuk si kecil pada sosok anak lain yang berdiri tak jauh darinya.

"Siapa dia?"

"Bukan siapa siapa tapi papa malaikat untuknya."

"Lalu mengapa kita berada disini dan kenapa kau sudah sebesar ini, nak? Aku bahkan tak ingat kapan aku melahirkanmu."

Si kecil berlari sambil tertawa riang, "Papa meninggalkanku saat aku lahir. Papa tidak menyukaiku ya?"

"Aku meninggalkanmu?-- Hei kemarilah, nak!"

Si kecil tiba tiba berdiri dibelakang Nanon yang membuat simanis itu terkejut.

"Papa lihat itu sekarang." Ucap si kecil menunjuk awan yang menampilkan New dan juga anggota keluarga Nanon yang lain tengah menangis di koridor rumah sakit.

"Eyang Hin menangis karena papa pergi. Uncle Frank juga gak berhenti mukul dirinya sendiri karena gagal ngelindungin papa."

"Aku kenapa?"

"Papa pergi! Ishh kenapa papa tidak mengerti?!" Gerutu si kecil.

"Om dokter bilang kalau detak jantung papa hilang dan papa tidak bisa diselamatkan setelah aku lahir."

"Papa tidak ingin menggendongku?"

"Aku pergi?"

"Papa kembali ya? Aku ingin bermain bersama papa. Ya ya?"

"Tunggu, aku masih belum paham. Tapi---- hey!"

Si kecil mendorong tubuh Nanon,'Daaa papaaa!!"

"Dek, bangun!"

"Lo gak boleh pergi gitu aja, Dek. Bangun!"

Frank terus menguncang tubuh Nanon yang sudah tak bernyawa itu. Suara tangis bayi juga masih menggema diruangan itu.

"Nanon, anak kamu lahir. Dia sangat tampan. Ayo susui dia, lakukan tugas kamu sayang."

Benar. Sesaat setelah Ohm menandatangi surat persetujuan akan tindakan operasi, dokter akhirnya berhasil mengoperasi Nanon dan Nanon berhasil melahirkan seorang bayi laki laki tampan mirip seperti sang ayah.

Namun sayang, sama seperti kata dokter sebelumnya hanya ada satu nyawa yang bisa diselamatkan.

Nanon memilih menyelamatkan putranya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang