16. Luka

1.3K 91 9
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 2 pagi saat Nanon dan Bright melancarkan aksinya. Dengan persetujuan dan dukungan dari Bright akhirnya Nanon bisa mewujudkan keinginannya melahirkan di Indonesia.

Entah darimana Bright bisa memberi masukan agar Nanon kabur dari rumah Bright sendiri yang memutuskan agar Nanon diberangkatkan menggunakan Jet pribadi, bukan pesawat.

"Bai, Jet ini punya kamu?"

"Nanti aku jelasin sampai di Indonesia. Sekarang yang terpenting adalah kamu bisa berangkat dan kita tiba di Indonesia sebelum keluarga kamu tau, Non."

Nanon mengangguk. Ia memilih menurut dan memejamkan matanya karena kantuk sudah mulai mengganggunya sedangkan Bright terlihat masih disibukkan dengan merapikan beberapa barang bawaannya.

"Sudah aku katakan aku akan melakukan apapun." Gumamnya.

****

"Ayah!!"

Suara teriakan membangunkan seluruh penghuni rumah Frank pagi itu. Dengan raut wajah khawatir serta air mata yang sudah membasahi wajahnya, Drake berlari menuruni anak tangga dan menghampiri New yang baru saja datang dari dapur.

"Kenapa, Drake? Ada apa?" New mencoba menenangkan menantunya.

"Ada apa ini?" Tay dan Pluem berlari panik menuruni anak tangga disusul Frank yang langsung berlari mendekap sang suami.

"Ada apa, Drake? Kenapa kamu nangis?"

"N-nanon..."

"Nanon? Nanon kenapa?!" Tanya Frank dengan nada tinggi.

"Jangan bilang kalau Nanon...." Ucapan Pluem terhenti kala Frank melepas pelukan sang suami dan berlari keluar rumah.

"N-nanon gak ada di kamarnya. Semua barang barang Nanon dan calon anaknya juga gak ada begitupun Bright. Mereka pergi." Ujar Drake terbata bata.

"Shit!" Tanpa pikir panjang Pluem langsung berlari menyusul Frank yang sudah lebih dulu melesat bersama mobil pribadinya.

"Siapkan keperluan kita semua sekarang. Kemasi barang barang kalian, ayah tunggu 30 menit lagi disini. Kita pulang ke Indonesia hari ini juga." Titah Tay yang langsung berlari menuju kamarnya.

"Tay... Adek pasti aman kan?" New bertanya dengan wajah khawatirnya, ia takut. New takut Nanon ada dalam bahaya.

"Adek pasti baik baik aja, Hin. Believe me and our children."

*****************

"Akh!"

"Kenapa? Mana yang sakit?"

Bright berlutut dihadapan Nanon memeriksa si manis yang tiba tiba menghentikan langkahnya menuju hotel tempat mereka akan menginap yang sudah terlihat di seberang jalan.

"Gapapa, Bai. Baby tiba tiba nendang keras banget tadi." Jawab Nanon sambil mengelus perutnya.

Bright menghela nafas lega, "Adek, jangan diusilin papanya. Om juga ikutan kaget loh disini."

"Mau jajan dulu gak sebelum ke hotel?"

Nanon terlihat memandang sekitar mencari tempat yang mungkin menarik perhatiannya.

"Nggak deh. Mau langsung ke hotel aja." Jawabnya.

"Yaudah aku antar sampai lobi aja ya? Nanti temen aku yang bakal bantuin kamu bawa barang barang kita ke kamar."

"Kamu mau kemana, Bai?" Tanya Nanon sedikit bingung pasalnya lelaki itu mengatakan jika ia hanya akan mengantar Nanon sampai lobi saja.

"Something special." Jawabnya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang