8. Pernikahan

1.8K 128 27
                                    

Sinar matahari pagi mengusik tidur tak nyenyak putra tunggal Jongcheveevat.

Ohm memegang kepalanya yang terasa sedikit berdenyut kala ia membuka kedua matanya.

Seingatnya semalam ia tengah berbicara dengan Perth namun pagi itu Ohm tak menemukan keberadaan sang sahabat di kamarnya. Hanya pakaian kerja dan beberapa atribut yang selalu Ohm gunakan sudah tertata rapi di atas sofa kamarnya.

"Perth." Ohm beranjak dari ranjangnya mengambil segelas air putih yang selalu ia letakkan diatas nakas kamarnya.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Ohm pada gelas kaca ditangannya.

"Masuk."

Pintu terbuka menampilkan Perth yang sudah siap dengan jas kerjanya. Dengan membawa nampan berisi menu sarapan sederhana untuk Ohm, Perth mendudukkan dirinya di sisi ranjang sebelah Ohm.

"Ayo sarapan. Hari ini lo ada jadwal meeting sama client pemasok baja kita." Ucap Perth.

"Kepala gue pusing. Gue mau istirahat."

"Ingat tanggung jawab lo sebagai pemimpin perusahaan, Ohm. Ayo, bersikaplah dengan profesional."

Ohm mengusap wajahnya dengan gusar sebelum mengambil sepotong roti dengan selai coklat yang Perth siapkan untuknya.

"Gue tunggu dibawah."

Perth meninggalkan Ohm yang masih setia menyantap sarapannya. Beberapa gigitan roti yang Ohm habiskan sampai akhirnya ia selesai menyantap sarapannya.

Setelah meneguk segelas susu yang menjadi penutup sarapannya, Ohm mengecek ponselnya yang sempat ia matikan semalaman.

Kening Ohm mengkerut saat banyak pesan masuk ke beranda whatsapp nya. Beberapa pesan dari nomor tak dikenal dan satu pesan dari sang tunangan, Nanon Korapat.

 Beberapa pesan dari nomor tak dikenal dan satu pesan dari sang tunangan, Nanon Korapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anjing!" Ohm meremas rambutnya dengan sangat frustasi.

Ohm memilih membiarkan pesan itu tanpa berniat membalasnya. Ponsel pintarnya kembali dimatikan, Ohm tak ingin diganggu oleh mereka.

Laki laki 27 tahun itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi berniat untuk membersihkan diri namun belum sempat tubuhnya menghilang dari balik pintu kamar mandi, Perth lebih dulu memanggilnya dari arah luar kamar.

"Ohm, Pluem datang untuk ketemu sama lo."

Ohm berdecak kesal lantas meninju dinding kamarnya, "Ai sat!"

"Ohm?"

"10 menit." Ucap Ohm kemudian melanjutkan langkahnya untuk membersihkan diri.

Ohm hanya membasuh wajahnya dan menggosok gigi agar nafasnya terasa lebih segar meski ia tahu jika nanti ia akan menelan kenyataan yang sangat pahit.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang