12. Hadiah kecil

1.1K 95 17
                                    

Dari sekian banyak hiruk pikuk yang menemani putra bungsu Vihokratana selama masa kehamilannya sungguh ia merasa sangat bersyukur karena dirinya tak pernah merasa sendiri.

Sang ayah serta papa yang selalu merayakan setiap hal kecil yang ia lalui di masa kehamilannya sungguh membuat Nanon merasa sempurna.

Mulai dari kapan Nanon dinyatakan hamil sampai sekarang usia kandungan Nanon sudah memasuki usia 20 minggu.

Perut Nanon sudah semakin membuncit baju kaos lama pun sudah tak muat lagi ia kenakan.

Kaos oversize, hoodie dan sweater lah yang kini menjadi selimut tubuhnya.

Menatap pantulan dirinya di cermin besar kamarnya Nanon bergumam,

"Setidaknya kamu masih punya dua eyang dan 3 paman yang akan selalu melindungi kamu, nak."

Sesekali Nanon memberi usapan lembut pada perut buncitnya dan kembali melihat wajahnya yang semakin berseri semenjak dirinya hamil.

Nanon membayangkan dirinya di masa depan dimana ia akan di sibukkan dengan mengantar anaknya sekolah, menyiapkan bekal serta menemani permata hatinya menuju alam mimpi sembari membacakan sebuah cerita.

Anak yang akan tumbuh dengan nama Vihokratana di belakang namanya nanti itu akan dikenal sebagai peri kecil Nanon dan Nanon lah sayap terkuat dari perinya itu.

Nanon kembali membayangkan dirinya jika memiliki seorang anak laki laki yang sangat mirip dengannya. Apakah ia akan mengajari putranya itu bermain musik atau membiarkan putranya menjelajah dunianya sendiri.

"Papa!"

"Iya, sayang. Ada apa?"

"Papa, aku baru saja menerima penghargaan sebagai juara kelas! Aku hebat kan?"

"Tentu saja, anak papa selalu hebat dalam hal apapun. Papa bangga sekali sama kamu, sayang."

"Papa, aku mau belajar main basket. Boleh?"

"Boleh! Nanti papa cari pelatih buat kamu."

"No! Aku mau diajarin sama daddy Frank. Boleh?"

"Boleh, kenapa tidak? Nanti kita kasih tau daddy Frank sama kakak Phuwin ya."

"Yey!"

Sungguh indah bukan jika Nanon memiliki seorang putra tampan yang akan Nanon berikan masa kecil jauh lebih indah daripada masa kecilnya.

"Kalau kamu perempuan papa bakal jadi teman ternyaman untuk kamu bercerita, nak. Kamu pasti menjadi hadiah paling berharga untuk papa dan juga Vihokratana."

"Papa, aku sedih."

"Hey, ada apa sayang? Siapa yang menyakiti putri kecil papa ini?"

"Aku sedih karena aku belum bisa menjadi anak yang baik untuk papa. Aku masih sering nyusahin papa gak kayak teman teman aku yang udah mandiri."

"Sayang, papa gak pernah ngajarin kamu buat bandingin diri sendiri sama orang lain kan?"

"Nak, papa jauh lebih sedih kalau ternyata anak papa gak bisa jadi dirinya sendiri loh."

"Papa memanjakan kamu seperti ini karena kamu pantas mendapatkannya, sayang. Kamu sudah menjadi anak yang baik dengan tetap menjadi putri kesayangan papa. Kamu cantik, kamu sempurna dan kamu berharga, sayang. Jangan sedih lagi ya?"

Bunga taman pun ikut menari melihat Nanon tersenyum membayangkan masa depannya yang begitu indah.

Hidup tanpa perlu memperdulikan siapa yang telah membuangnya dan tetap bernafas demi malaikat kecilnya sungguh membuat Nanon merasa bahwa Tuhan sudah merayakan kehadiran buah hatinya.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang