15. New Chapter (2)

1.1K 75 20
                                    

Tubuh kekar dengan kemeja setengah basah itu tertidur beralaskan telapak tangan sang istri yang terbalut kain perban serta infus yang menancap di nadinya.

Sudah hampir pagi namun Tu masih belum berniat membuka matanya. Tubuhnya terbaring lemas di ranjang rumah sakit setelah dirinya bertindak ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Untung saja Ohm bisa dengan cepat menyelamatkan sang istri dan tak berakhir menjadi duda.

Ohm mengerjapkan kedua matanya kala jari sang istri bergerak pelan di dalam genggamannya.

"Tu?"

Melihat sang istri yang perlahan mendapat kesadarannya Ohm langsung menekan tombol emergency untuk memanggil dokter yang menangani sang istri.

"L-louis..." Ucap Tu dengan cukup pelan.

"Akh!" Tu meringis memegang kepalanya yang terasa sedikit berdenyut.

"Mana yang sakit biar aku lihat." 

Tu sedikit terkejut mendengar Ohm berbicara selembut itu padanya. Apa yang membuat suaminya itu berubah secara tiba tiba?

"Aku dimana? K-kamu kenapa disini?"

Disaat bersamaan dokter serta satu orang perawat datang menghampiri keduanya. Ohm beranjak dari duduknya untuk memberi ruang pada dokter itu menangani istrinya.

"Biar dokter periksa kamu dulu ya. Aku tunggu di luar." Ucap Ohm dengan membubuhi satu kecupan kecil di kening sang istri.

Tu tak paham namun sudah jelas ia senang dengan perubahan mendadak dari suaminya itu. Tu tak memperdulikan atensi sang dokter namun ia hanya berfokus menatap sang suami yang juga menatapnya dari balik kaca rawat inap.

"Sebenarnya apa yang terjadi, dok?" Tanya Tu pada dokter itu.

"Ibu kemarin melakukan percobaan bunuh diri namun untungnya suami ibu bisa dengan cepat menyelamatkan ibu."

"Kalau boleh saya memberi saran, seberat apapun masalah ibu jangan sampai ibu berniat mengakhiri nyawa ibu sendiri. Lihat suami ibu yang selalu ada dan selalu mencintai ibu disini." Ujar sang dokter.

Andai saja dokter itu tau kalau selama pernikahan mereka bertambah usia Tu bahkan tak pernah mendapat perlakuan layaknya sebagai seorang istri dari suaminya sendiri.

"Ibu hanya perlu dirawat satu hari saja untuk observasi. Besok ibu sudah boleh pulang."

"Terima kasih, dok."

"Sama sama, ibu. Semoga lekas sembuh." Ujar dokter itu sebelum akhirnya keluar ruangan dan Tu bisa melihat sang suami juga tengah berbincang dengan dokter itu.

"Bagaimana keadaan istri saya, dok?"

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Tuan Jongcheveevat. Istri anda hanya perlu istirahat dan mungkin besok jika sudah lebih baik saya akan memulangkan istri anda."

"Terima kasih, dokter."

"Sama sama. Saya permisi dulu."

Ohm langsung bergegas menghampiri ranjang sang istri dengan raut wajah khawatir. Dielus sayang kening sang istri sambil sesekali ia kecup Ohm berucap,

"Jangan lakuin itu lagi. Gue takut." 

"Maaf." Jawab Tu dengan lirih.

"Dimana Louis?" 

"Louis ada sama papa. Kamu fokus untuk pemulihan dulu jangan khawatir sama Louis." Jawab Ohm.

"Maafin aku, Ohm."

"No. Seharusnya gue yang minta maaf. Gue terlalu jahat selama ini. Gue selalu menganggap lo alasan dari semua ini."

"Tu..."

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang