6. Cafe

2.2K 195 28
                                    

Brak!

Tumpukkan berkas jatuh tepat di depan mata Ohm dan Perth lah pelakunya. Si pendek dengan otak iblis mirip sang ayah itu kini mendudukkan dirinya di sofa panjang ruang kerja milik sang sahabat sembari menyesap rokok yang masih menyala di tangan kirinya.

"Apa?" Ohm bertanya dengan nada kebingungan.

"Data pribadi tunangan lo."

"Nama lengkap, identitas seluruh keluarga, riwayat pendidikan, rekening, pin rekening, tabungan pribadi, aset keluarga, aset pribadi, circle pertemanannya, alergi, makanan favorite, hobi dan masih banyak lagi." Jawab Perth.

Ohm menyeringai, sungguh tak menyesal sekali dulu Ohm memungut pria pendek ini di tepi jalan saat kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Dia sangat berguna sekarang.

"Kerja bagus, Bro." Puji Ohm.

"Tunangan lo punya backingan yang cukup berbahaya, Ohm. Lo harus waspada."

"Siapa yang lo maksud?"

"Frank." Jawab Perth yang dihadiahi gelak tawa oleh Ohm.

"Maksud lo si kerangka berjalan?" Ohm tertawa, "Badan gue jauh lebih gede dari dia, Perth. Buat apa gue takut."

"Gue pendek tapi gue bisa bunuh lo detik ini juga, Ohm."

"Jangan terlalu menganggap remeh fisik seseorang."

Ohm menghentikkan tawanya saat kalimat yang keluar dari mulut Perth terdengar seperti tengah mengancam dirinya.

Perth menghela nafas kasar kemudian mematikkan sisa rokoknya.

Sahabat dari Ohm itu melangkahkan kakinya menuju kaca pembatas di ruang kerja milik Ohm. Tangannya merogoh saku jas, mengambil sebuah pisau kecil yang memang selalu ia bawa kemanapun dirinya pergi.

"Kecil bukan berarti lemah, Ohm. Ingat itu."

Perth berbalik, "Apa rencana lo selanjutnya?"

Ohm meregangkan otot lehernya lantas menatap satu berkar berisi identitas sang kekasih, "Nanon Korapat Vihokratana."

"Hmmmm, nama yang indah." Pujinya.

"Nanon anti minuman keras, Ohm. 2 tegukkan saja bisa bikin dia pusing."

"Apalagi 2 botol." Jawab Ohm menyeringai, "2 vodka, dua laki laki dan dua malam yang indah."

Perth mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"

"Culik Nanon sekarang." Tukas Ohm.

"Lo tau resiko yang bakal muncul kalau lo ngambil keputusan itu?"

"Simple aja, Perth."

"Culik, manipulasi, tolong, tiduri. Sederhana kan?"

"Maksud ucapan lo, jadi lo mau nyuruh orang buat culik Nanon dan lo pura pura nyelamatin dia?" Perth bingung.

"Bukan."

"Lalu?"

"Besok malam Nanon ada jadwal manggung di cafe biasa tempat dia nyanyi. Paksa dia minum vodka dan Joong ahli dalam tugas itu kan? Setelah Nanon mabuk lo bawa dia ke villa pribadi gue dan sisanya biar gue yang ngurus." Jelas Ohm.

Perth tertawa kecil, "Lo harus tutup akses komunikasi antar Nanon dan dua kakaknya, Ohm. Frank bisa tau dimana Nanon dengan mudah dan Pluem bisa ngirim siapapun buat nyelamatin adiknya."

"Tugas Fiat. Biar dia yang ngurus." Jawab Ohm.

"Lo yakin?"

Ohm menampilkan smirk khas nya, "Sangat yakin."

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang