"Hancurkan saja jika itu memang yg terbaik"
"Dia yg tak pernah melihat kehancuran dan penderitaan tidak akan tau apa ini jalan yg terbaik"Malaikat itu memandang kearah sang iblis yg entah sejak kapan ada disana. Duduk di pinggir jendela memandangi sang malaikat.
"Hmm gak boleh. Setiap peraturan pasti punya alasan"
"Malaikat itu terlalu penurut ya"
Iblis itu masuk ke dalam kamar si malaikat.Si pemilik kamar hanya diam dan memperhatikan. Entah kenapa dia terlihat tidak keberatan. Membiarkan jarak diantara mereka semakin terkikis. Kini sang iblis meng-kabedon si malaikat.
Mata mereka saling bertatapan. Yang satu menatap dengan tajam dan mengintimidasi. Sementara yg satunya hanya menatap datar dan polos, tidak ada rasa takut atau tertindas.
"Menurut mu iblis itu bagaimana?"
"Hmm"
Megumi berpikir sejenak.
"Makhluk kuat yg caper""Kok jadi kesal ya"
"Kau mau ku pukul?""Kasar"
Megumi hanya menatap malas ke arah sang iblisIblis itu menatap mata sang malaikat dengan tajam.
"Hmm sebelumnya aku yakin warna matamu hijau, tapi sepertinya aku salah""Mungkin kau buta warna"
Perempatan imajer muncul di kepala sang iblis. Tangannya mencengkram leher si malaikat.
"Akan ku hancurkan leher kecil mu dasar malaikat sialan""Uhgg"
Tangan kecil malaikat itu memegang tangan besar sang iblis, berusaha melepaskan.Iblis itu hanya menatap makhluk didepannya dengan tatapan dingin yg tajam. Tangannya sedikit melonggar, memberikan malaikat itu celah untuk melepaskan diri.
"Dasar lemah, padahal kau punya kekuatan besar di tanganmu"
Malaikat itu mengusap lehernya dan menatap tajam ke arah iblis.
"Terserah padaku, aku yg punya kekuatan itu kenapa kau yg repot"Iblis itu kembali duduk di pinggir jendela, menatap bulan biru yg besar di langit.
"500 tahun lagi""Hah?"
'apanya?'Malaikat itu menatap si iblis dengan bingung, sementara si iblis kembali menatapnya dan menyeringai.
"Apa kau mau menjadi incubus ku?"Malam telah berlalu, pagi ini 2 malaikat itu bersiap untuk kembali ke surga. Sebelum itu mereka berdua menikmati sarapan yg disediakan oleh penginapan. Keduanya terlihat menikmati sarapan mereka, terutama Nitta-san.
"Megumi, kau sedang memikirkan apa?"
"Hmm bukan sesuatu yg penting Nitta-san"
"Kau tau kan kau bisa bertanya padaku kalo ada sesuatu yg tidak kau mengerti. Jadi tanyakan saja pada senpai mu ini"
Megumi menatap senpainya dengan datar. Apa dia harus bertanya dan mengatakan yg sebenarnya atau hanya bertanya saja.
Sebaiknya hanya bertanya"Nitta-san"
"Ya?"
"Incubus itu apa?"
"Uhuk-"
Pertanyaan itu membuat ocha yg sedang diminum Nitta hampir keluar lg.
"Apa?! Kau dengar itu dari mana?! Apa manusia itu berbuat hal mesum padamu?!"Megumi bertambah bingung dengan kata-kata yg Nitta sebut.
'mesum itu apa lagi?'
Jangan salahkan Megumi, salahkan pergaulannya yg sangat bersih."Mungkin? Tidak? Aku tidak tau"
"Haduh.. apa yg harus aku katakan pada Gojo-san jika kau ternodai"
Megumi melihat sekujur tubuhnya. Dia merasa tubuhnya tidak ada noda sedikitpun.
"Aku bersih""Dah lah, ayo kita pulang saja setelah ini"
Entah kenapa Nitta merasa lelah.
'padahal aku ingin coba daifuku dan dango yg katanya enak itu'Neraka, tempat yg dipenuhi berbagai hal negatif. Dunia gelap yg gersang menjadi pusat dari neraka itu. Dipimpin oleh seorang raja perkasa yg menakutkan. Rupanya yg besar berotot dan memiliki 4 tangan adalah hal yg sering digambarkan para penduduk untuk pemimpin nya.
Raja itu tinggal di sebuah kastil yg suram dan megah tepat di tengah wilayah teritori nya.
'tubuh manusia itu sangat kecil'
"Bikin pegal saja"
Si iblis yg bertubuh besar itu menduduki tahta nya"Selamat datang kembali raja yang agung, Sukuna-sama"
Pelayan wanita berambut pendek itu dengan siap sedia menyambut kepulangan sang raja dengan membawa beberapa pelayan lain yg memegang wine dan berbagai makanan lainnya."Uraume"
Suara tegas dari sang raja mampu menundukkan siapa saja, tak terkecuali para pelayan di depannya. Mereka semua berlutut dan tunduk pada sang raja."Iya tuanku"
"Kenapa serangga-serangga itu bisa lolos ke dunia tengah?!"
"Mohon maaf tuanku, hamba akan segera mencari tau"
Pelayan bernama Uraume itu tidak seperti pelayan lain yg gemetar ketakutan. Dia cukup tenang menanggapi omongan tuannya. Dia bangkit dan segera menghilang meninggalkan butiran-butiran salju kecil."Menyebalkan"
Raja itu berdiri dan mengambil wine dari salah satu nampan seorang pelayan. Dia berjalan kearah jendela dengan pemandangan kota yg termasuk teritorialnya.
"Aku harus berurusan dengan malaikat sial itu kalo ketauan lalai"Sekilas pikirannya menampilkan sosok malaikat berambut hitam yg sebelumnya ia temui.
'tapi kalo dia kayaknya gak masalah, ada sedikit kegelapan di hatinya'
Dia kembali menyeringai."Haahhh aku harap dia jatuh ke neraka, aku akan memelihara nya dengan baik"
TBC
Mager tapi ya gitu
Beri aku semangatBetewe tanggal 22 Desember kemaren my gumi ultah
Habede semoga panjang umur sampe tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
angel and demon [sukufushi]
Fantasymalaikat itu baik dan iblis itu jahat, begitu pula setiap individu yang menyandang gelar itu. namun benarkah seperti itu? kebaikan mutlak tanpa kejahatan dan kejahatan yang sangat keji seperti dalam gambaran cerita. sang malaikat jatuh yang hatinya...