chap 11

245 31 3
                                    

Matahari pagi sudah muncul, cahaya masuk lewat jendela yg tidak tertutup rapat di kamar itu. Megumi terbangun dari tidurnya yg cukup nyenyak. Dia tersadar kalo dia tidak dilantai lg, entah siapa yg memindahkannya ke atas kasur.

Dia terduduk dikasur dan menatap tangannya, kembali berpikir apa yg seharusnya dia lakukan. Rasanya dia ingin memukul iblis itu sampai gepeng.

Suara pintu terbuka menarik perhatian si penghuni kamar. Iblis besar itu lagi, Megumi sangat membencinya. Dia langsung membuang muka begitu tau siapa yg datang ke kamarnya.

Iblis itu mendekati Megumi, yg didekati terus membuat jarak.

"Kau seperti kucing hitam yg ketakutan"

"Aku gak takut!" Megumi kembali meninggikan suaranya dan melempar bantal ke arah sang raja

Sukuna berhasil menangkap bantal yg sesaat sebelumnya dilempar Megumi, "Seperti kucing yg mendesis,"

"Pergi sana!"

"Ini istanaku," jawab Sukuna dengan datar.

"Yaudah! Aku yg pergi!"

'Kenapa rasanya kayak ngomong sama anak kecil'
Sukuna hanya menatap datar malaikat yg dia culik dihari sebelumnya. "Ayo makan"

"Gak sudi"

*Kruuukkk
Wajah Megumi memerah, perutnya yg lapar tak bisa diajak kerja sama.

"Pfft-" raja itu berusaha menahan tawanya, "Hmm aku gak mendengar apapun"

"Jangan meledek!"

*****

Di sinilah mereka, duduk di ruang makan yg cukup besar setelah sang raja berhasil menjalankan rencananya. Raja iblis itu terus memandangi malaikat yg tidak menyentuh makanannya. Tidak ada yg membuka percakapan.

Sampai akhirnya sang raja buka suara, "Itu gak ada racunnya."

"Aku tidak tau itu," Megumi melirik sinis iblis itu.

Sang raja langsung mengambil salah satu potongan daging itu dan memakannya, "hemm enak".

Steak daging itu terlihat enak, belum lg dengan tambahan saus dan es jeruk yg menyegarkan. Pasti akan sangat enak didalam mulut.

Megumi meneguk ludah saat melihat Sukuna makan. Dia ingin makan tapi dia gengsi- ekhem waspada.

Sukuna hanya menatapnya. Rambutnya yg hitam, wajahnya yg tirus, bulu matanya yg lentik, cantik seperti lukisan. Tangan Sukuna bergerak ke arah pipi mulus itu.

*Plak

Megumi menepis tangan besar itu dan menatap sinis, "Jangan pegang-pegang".

"Galak," Sukuna menarik tangannya dan kembali memperhatikan Megumi.

Pada akhirnya Megumi mengambil garpu yg ada disebelah piring. Tangannya sedikit gemetar karena perutnya sangat kosong. Hanya ada sedikit tenaga untuk menusuk potongan daging itu. Akhirnya satu dari 8 potong daging itu masuk ke mulut Megumi.

"Enak kan?"

"Biasa aja"

"Oohh aku akan pecat kokinya dan ganti yg baru"

Megumi hampir tersedak karena kalimat Sukuna, "Ini enak! Jangan pecat orang sembarangan!"

'Lucu'

angel and demon [sukufushi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang