chap 3

535 43 6
                                    

"Kau harus membunuh makhluk itu agar selamat"

Setelah itu keadaan menjadi hening, seakan kutukan didepannya telah menghilang.

Tanpa menurunkan rasa waspada, Megumi menyingkirkan sayapnya. Dia bisa melihat tubuh kutukan itu terbelah dan berubah menjadi asap.

Malaikat itu melihat sekitar dan melihat orang lain disini. Seorang pria dengan badan kekar dan rambut merah muda. Badannya kini berputar menghadap sang malaikat.

Kini Megumi dapat melihat wajahnya yg dipenuhi tato dan sorot matanya yg tajam. Megumi segera menggendong si bocah dan berdiri.

"Terimakasih sudah menolong ku"

Sosok itu melihat Megumi dari atas kepala sampai bawah kaki.
"Bukan manusia ya"
"Ah tidak lebih tepatnya malaikat"
Dia menyeringai

Membuat siapapun bergidik ngeri.
Dia mendekat
Suasananya menjadi mencekam
Tak ada yg bersuara, bahkan serangga kecil sekalipun.

"Apa kau iblis?"
Malaikat itu bertanya dengan polosnya. Tidak ada yg salah, dia selalu diajarkan untuk bertanya jika tidak tau.

Sosok didepannya berkedip dengan cepat.
"Kau ini malaikat magang atau baru lahir?"

"Aku bertanya duluan"
Megumi mengerutkan keningnya. Dia tidak suka jika diselak.

"Kau boleh menganggap ku begitu"
"Sudah ku jawab kan, sekarang jawab pertanyaan ku"

"Keduanya, aku rasa"
"Entahlah aku kurang yakin"

Sosok 'iblis' itu mengacak-acak Surai hitam si malaikat. Yg diacak-acak hanya bisa memejamkan matanya. Walau sedikit terganggu, dia tidak menolak karena bisa saja iblis ini mengamuk.

"Aku suka yg polos dan penurut seperti mu. Mudah untuk diculik dan dinodai"
Dia tersenyum- tidak, lebih tepatnya menyeringai.

'dinodai? Dia suka main di lumpur ya?'
"Ya tidak masalah, selama noda itu masih bisa dicuci"

"Pfft- HAHAHAHAHHAHAH"
"Heh malaikat, sepertinya otakmu harus kotor sedikit agar terhindar dari bahaya"

Bingung
Itulah yg Megumi rasakan sekarang
Ah lupakan itu, anak didalam dekapannya butuh pertolongan.

Si Surai hitam segera mendekati anak berkimono biru itu. Dia merebahkan tubuh kembaran si anak didekatnya. Dia memegang tangan anak yg terluka itu. Perlahan luka dan bajunya yg sobek menghilang, dan si anak membuka matanya.

"Mai?"

"Bego! Jangan melakukan hal bahaya! Kalo kau mati aku harus bilang apa sama ayah!"
Walau kata-katanya kasar, anak bernama Mai itu terlihat ingin menangis.

"Ehehe maaf ya"

"Maki bego"

"Anu.. kalian berdua"
Suara Megumi berhasil menarik perhatian si kembar.
"Jangan ceritakan hal ini pada siapapun ya"

"Tenang saja kakak, cerita tentang kutukan itu sudah berkembang di sini"
Anak bernama Maki itu berusaha duduk dibantu oleh Mai.

"Untuk kejadian selain kutukan itu kami akan tetap tutup mulut. Kakak jangan khawatir"
"Dan terimakasih sudah membantu kami"

"Ya, sama sama. Ah tapi ini bukan karena aku saja, tadi dia juga membantu"
Megumi baru sadar sosok yg membantunya tadi sudah tidak ada.

'sejak kapan?'

"Kak, lebih baik kita kembali ke desa. Sekarang sudah sore".

Megumi mengangguk, dia berdiri dan mengandeng kedua anak itu keluar dari hutan.




























angel and demon [sukufushi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang