Sesampainya di kamar Megumi, iblis dan mantan malaikat itu hanya duduk bersama di kasur. Megumi tetap memandang sinis kearah si raja iblis.
"Kau gak ada kerjaan lain selain menganggu ku?!"
"Aku itu raja, bawahanku banyak. Ngapain kerja," Sukuna membaringkan tubuhnya di kasur.
Andai saja Megumi memegang pedang pemberian ayahnya. Sudah lama dia menusuk leher iblis ini. Tapi mengingat kejadian sebelumnya, dia tidak yakin dengan kekuatannya sendiri. Lebih baik cari aman dulu, dan mengumpulkan kekuatan untuk kabur.
Megumi bergeser sedikit lebih jauh dari iblis itu. Dia berbaring tapi tidak melepaskan pandangan dari si iblis. Jangan pernah membelakangi musuh mu, begitulah yg diajarkan ayahnya.
Di saat seperti ini, Megumi sangat ingin bertemu ayahnya. Tapi apakah ayahnya baik-baik sekarang? Hal terakhir yang dia ingat hanyalah wajah ayahnya yang ketakutan. Itu semua karena iblis sialan yang kini menatapnya. Matanya yang berwarna merah delima begitu tajam menatap targetnya.
Waktu jadi berjalan lambat, mereka hanya saling menatap sampai Megumi merasa ngantuk. Matanya terpejam, kegelapan mulai menariknya. Tidak, dia tidak boleh tidur.
Megumi membuka matanya dan terkejut karena iblis itu ada tepat di depannya. Tak ada jarak lagi yg memisahkan.
"Sialan! Pergi kau!" Megumi menendang-nendang perut iblis itu.
Yg ditendang tidak merasakan apapun, "Apa kau terpengaruh ajaran iblis-iblis itu ya? Aku dengar malaikat itu sangat sopan dan santun"
"Makhluk sepertimu tidak layak dapat perilaku sopan," Megumi menatapnya dengan sinis.
Sukuna memeluk tubuh kecil itu, walau yg dipeluk terus berontak, "Kau benar-benar mirip kucing hitam"
"Jangan samakan aku dengan hewan!"
Keributan terus terjadi sampai akhirnya Megumi menyerah dan pasrah pada perlakuan iblis itu. Sukuna terus menyentuhnya, mulai dari rambut sampai pinggangnya.
"Bisa gak kau gak mengendus ku?!" Megumi mulai hilang kesabaran saat Sukuna mengendus lg.
"Hmm baunya harum"
"Kau mirip anjing, eh- tidak bahkan anjingku bisa lebih sopan"
Sukuna hanya memperhatikannya, "Tidurlah" Sukuna menyentuh kening Megumi dan membuatnya tidur.
Entah apa yg dipikirkan raja iblis itu saat melihat malaikat. Rasanya ada ketertarikan lebih dari sekedar pembuat wadah. Apa karena dia malaikat? Entahlah, mungkin waktu yg akan menjawab.
*****
Megumi membuka matanya, dia terbangun disebuah ruangan dengan cahaya remang-remang. Dia memperhatikan sekitar dan menyadari bahwa dia ada di sebuah altar tak beratap. Langit malam yg gelap dan bulan merah sudah muncul.
Megumi bangkit dan menyadari tangannya terikat rantai besi. Dia berusaha mencerna situasinya. Dia ingat, ritual itu. Ritual yg terus dikatakan oleh para iblis itu.
"Baguslah kau sudah bangun"
Suara itu menarik perhatian Megumi. Iblis itu, iblis yg tadi dia temui. Salah satu bawahan Sukuna. Iblis itu membawa sebuah mangkuk dan kuas yg sepertinya untuk ritual itu.
Megumi berusaha melepaskan diri. Dia sedikit panik karena sejak datang ke tempat ini dia seperti sendirian. Hellbeast yg dia miliki juga tidak bisa dipanggil. Senjata yg dia miliki pun sudah hilang. Dan kekuatan malaikatnya...
"Diamlah"
Satu kata dari iblis itu dapat membuat tubuhnya kaku.
"Hoo ternyata benar ya, malaikat yg sudah dibuang itu akan kehilangan kekuatannya," iblis itu mendekat, "Aku jadi ragu apa wadahnya akan berhasil ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
angel and demon [sukufushi]
Fantasíamalaikat itu baik dan iblis itu jahat, begitu pula setiap individu yang menyandang gelar itu. namun benarkah seperti itu? kebaikan mutlak tanpa kejahatan dan kejahatan yang sangat keji seperti dalam gambaran cerita. sang malaikat jatuh yang hatinya...