"Mah, Lea berangkat sekolah dulu ya."
"E-eh tapi papanya masih sarapan, Lea."
"Lea berangkat bareng Reyhan. Dah, Mah."
Lea sudah siap menunggu Reyhan keluar dari rumahnya. Sudah lebih dari 10 menit tapi Reyhan belum juga keluar.
Lea mengetuk pintu rumah Reyhan karena Reyhan tak kunjung keluar.
"Pagi, Lea," sapa Ratna.
"Pagi juga Tante. Reyhan nya mana, ya?"
"Dia udah berangkat sekolah. Kamu nungguin dia?"
"Hehe iya. Kirain belum berangkat. Ya udah kalau gitu, Lea pamit sekolah dulu ya, Tante. Dah."
Butuh beberapa waktu bagi Lea untuk sampai di sekolah karena ia masih belum hapal jalannya.
"Pagi," sapanya pada Reyhan yang sudah berada di bangkunya. "Aku tadi nungguin kamu tau, eh ternyata kamu udah berangkat duluan."
"Hai Lea," sapa Satya teman sebangku Reyhan yang baru datang,"Kenalin Satya." Satya mengulurkan tangannya.
"Lea."
"Gimana rasanya sekolah di sini?"
"Mm. seru. Apalagi sekelas bareng Reyhan."
"Lo kenal sama Reyhan?"
"Iya. Dia tetangga aku."
"Wahh kok lo gak cerita sama gue sih, Han?"
"Apaan sih, Sat."
"Oh iya Han. Lo udah ngasih Lea hari piketnya belum?" tanya Satya pada Reyhan yang terus fokus pada bukunya.
"Udah."
"Aku piket hari apa?" tanya Lea penasaran.
"Sabtu."
"Tuh Lea, lo bisa liat teman piket lo di sana," tunjuk Satya pada jadwal yang terpasang di dinding dekat pintu masuk.
Lea pun langsung pergi untuk melihat siapa teman piketnya.
Lea melihat dirinya berbeda jadwal dengan Reyhan maupun Momo. Momo yang berada di hari Jumat dan Reyhan berada di hari Senin. Lea juga melihat Reyhan dan Mawar berada di hari yang sama.
Lea kembali ke meja Reyhan untuk protes.
"Kenapa aku gak bareng sama kamu, Reyhan?"
"Siapa teman piket lo, Lea?" tanya Satya.
"Gak ada yang kenal. Momo juga, kenapa dia harus bareng sama Selina. Aku mau tuker jadwal!"
"Jangan bersikap berlebihan. Itu udah hasil dari keputusan bersama bahkan semenjak kamu belum sekolah di sini," jelas Reyhan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Tapi boleh dong kalau Momo di pindahin harinya, pasti kalau sama Selina dia terus yang piketnya."
Dari cerita Momo kemarin, Lea sudah merasa kalau selama ini Momo di perlakukan berbeda.
"Jikapun begitu pasti udah dari dulu Momo protes. Jadi, lebih baik kamu ikuti saja peraturan kelas dan sekolah ini yang sudah di tentukan!"
"Ngeselin banget sih!" Lea menghentakkan kakinya kesal lalu pergi ke bangkunya.
"Lea, kamu kenapa?" tanya Momo yang baru datang.
"Aku kebagian piket hari sabtu, Mo."
"Ohh kamu udah dapat jadwalnya?"
"Iya. Aku maunya bareng sama Reyhan atau nggak kamu. Di hari sabtu nggak ada yang aku kenal."
"Nanti juga kenal, Lea. Ini baru hari kedua kamu sekolah di sini, jadi wajar kalau belum pada kenal."
![](https://img.wattpad.com/cover/329398927-288-k871956.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
S C H O O L 2 0 2 2 (End✓)
Teen Fiction⚠[Follow terlebih dahulu.] Lea Ardana Hansa dan keluarganya pindah rumah. Di sana, Lea bertemu dengan laki-laki yang membuatnya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Cinta pada pandangan pertama. Laki-laki itu bernama Reyhan Anu...