"Hari ini kamu bekal sama apa, Mo?"
"Aku kesiangan makanya gak bekal."
"Ya udah makan bekal aku aja bareng-bareng."
"Aku mau beli bakso aja di kantin, Le."
"Ohh ya udah. Kamu duluan aja ke kantin aku mau ke toilet dulu."
"Hobi banget ya kamu ke toilet," kekeh Momo.
"Iya nih, kalau musim dingin gini aku suka bolak-balik ke toilet."
"Haha ya udah sana aku tunggu di kantin ya."
"Iya. Sambil titip juga bekal aku ya." Lea menyodorkan kotak makannya pada Momo.
"Aku pergi ke toilet dulu udah gak tahan nih."
"Iya."
Momo tengah mengantri untuk memesan bakso. Ia tetap diam walau beberapa kali siswa memotong antriannya. Akhir dari kesabarannya, akhirnya ia mendapatkan bakso lebih karena katanya penghabisan.
"Makasih, Pak."
"Iya sama-sama."
Momo berniat untuk pergi dari kantin. Ia memang sudah tidak terbiasa makan di antara keramaian.
Bruk!
Bakso dan bekal milik Lea jatuh kelantai bersama dirinya. Seseorang dengan sengaja menengkas kaki Momo.
"Ups sorry."
Momo mendongakkan kepalanya dan melihat Selina dkk tengah berdiri di depannya. Merekalah yang sudah membuat Momo terjatuh seperti ini.
"Sayang deh baksonya."
"Kayaknya posisi kayak gini lebih cocok sih, kan sapi emang makannya pake mulut langsung," ujar Selina yang membuat sebagian siswa tertawa mendengarnya.
"Ayo makan. Sayang tuh baksonya," titah Gea.
"Mungkin sapinya butuh minum, Sel," ujar Chika yang membuat Selina mengguyurkan segelas air tepat di kepala Momo.
"Ayo makan kenapa diem aja. Lo takut, kan karena gak ada yang belain lo sekarang?!"
"Momo!"
Lea berlari menghampiri Momo yang berada di lantai dengan makanan yang berserakan di depannya.
"Momo ayo bangun." Lea membantu Momo untuk berdiri.
Keadaan Momo sangat mengkhawatirkan. Bajunya yang terkena noda saus di mana-mana dan rambutnya yang basah.
"Akhirnya pahlawannya datang juga gays."
"Kamu apa-apaan sih, Sel. Kenapa tega banget ngelakuin ini?!" marah Lea.
"Kenapa lo marah. Gue cuma menempatkan sesuatu pada posisinya. Bukannya sapi itu makannya pake mulut langsung, ya? gak pake tangan?"
"GAK ADA SAPI DI SINI. JAGA UCAPAN KAMU!"
"Uh pahlawannya marah guys, gue jadi takut nih," ledek Selina.
Lea mendorong kuat Selina sampai Selina terjatuh ke lantai.
"Aw!"
Dengan cepat Lea mengambil kuah bakso di lantai dengan kedua tangannya lalu menumpahkannya pada pakaian Selina. Tak hanya itu, Lea juga mengambil satu gelas minuman pada meja seseorang dan menyiramkannya pada rambut Selina.
"Makan tuh sapi!"
"Ayo, Mo." Lea menarik lengan Momo untuk pergi dari tempat tersebut.
Ketiga teman Selina hanya diam menonton kejadian beberapa menit lalu. Ketiganya pun syok melihat keberanian Lea membalas Selina.
KAMU SEDANG MEMBACA
S C H O O L 2 0 2 2 (End✓)
Fiksi Remaja⚠[Follow terlebih dahulu.] Lea Ardana Hansa dan keluarganya pindah rumah. Di sana, Lea bertemu dengan laki-laki yang membuatnya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Cinta pada pandangan pertama. Laki-laki itu bernama Reyhan Anu...