D U A P U L U H

46 23 0
                                    

Hari berikutnya, tiba-tiba ada kabar bahwa Selina telah pindah sekolah ke luar negeri tanpa ada yang tahu alasannya. Dan Mawar ijin tidak masuk sekolah karena sakit demam.

"Selamat pagi, Lea," sapa Momo yang baru datang.

"Pagi juga, Mo."

"Mau?" Lea menawarkan coklat yang tengah di makannya.

"Lea, kan Momo mau diet."

"Oh iya aku lupa."

"Mo."

"Iya?"

"Katanya Selina pindah sekolah ke luar negeri. Apa kamu tau alasannya?"

"Ohh itu...." Momo menggaruk dahinya bingung harus menceritakannya apa tidak.

"Kalau alasannya privasi aku bisa maklumi kok. Kamu gak perlu kasih tau aku."

"Maaf ya, Lea."

"Iya santai aja. Aku senang perempuan jahat itu gak ada di sekolah ini lagi. Jadi, kamu juga bakal aman sekarang, Mo."

"Andai kamu gak nyerah buat dapetin hatinya Reyhan, Le. Ini kesempatan bagus buat kamu, karena Selina udah nggak ada."

Mendengar nama Reyhan mood Lea menjadi berubah. Jika dulu dirinya selalu tertarik membahas Reyhan, maka sekarang tidak lagi. Bahkan sebaliknya, dia akan merasa kesal jika mendengar namanya.

Di sekolah maupun di rumah, Lea selalu menghindar dari Reyhan. Sepanjang hari ini Lea tidak sekalipun melihat ke arah Reyhan. Begitupun dengan Reyhan melakukan hal yang sama pada Lea.

Menyadari sikap keduanya, Satya penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada mereka hingga bersikap tidak seperti biasanya. Seperti salah satu dari mereka adalah arwah yang tak terlihat, keduanya menjadi asing satu sama lain.

"Han."

"Hm."

"Lo sama Lea kenapa sih? kok aneh gitu sikapnya kayak orang asing tau gak."

Reyhan tak menjawab ia memilih fokus pada buku yang tengah di bacanya.




Sepulang sekolah Reyhan menjenguk Mawar ke rumahnya. Dengan kejadian kemarin membuatnya sangat khawatir pada kondisi Mawar sekarang.

"Gimana keadaan kamu?"

"Aku mulai membaik kok. Makasih udah jengukin aku."

"Aku mau minta maaf sama kamu atas apa yang sudah Lea lakukan ke kamu."

Mawar mengkerutkan alisnya bingung pada ucapan Reyhan yang meminta maaf atas nama Lea. Atau mungkin saja Reyhan tengah membahas kejadian di kantin beberapa hari yang lalu, pikirnya.

"Aku udah gak apa-apa kok. Jangan bahas masalah yang sudah berlalu."

"Aku merasa nggak enak sama kamu. Lea lakuin itu ke kamu karena aku."

"Jangan salahin diri kamu terus Rey, dari awal mungkin emang Lea udah gak suka sama aku dan itu bukan karena kamu. Jadi, berhenti nyalahin diri kamu sendiri, ya?"

"Kamu perempuan baik, semoga mendapat laki-laki yang baik juga."

Mawar tersenyum. Dalam hatinya ia berharap bahwa laki-laki baik itu adalah Reyhan.

"Makasih. Oh iya, aku boleh liat pelajaran hari ini gak buat aku salin?"

"Tentu." Reyhanpun langsung mengeluarkan buku pelajaran hari ini.


✷✷✷✷✷




Sekarang Mawar sudah masuk sekolah dan sudah mengetahui jika Selina sudah pindah sekolah. Kabar itu membuatnya sedikit lega karena sekarang saingannya berkurang 1.

S C H O O L  2 0 2 2 (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang