D E L A P A N

50 23 0
                                    

Hari Minggu yang cerah membuat Lea semakin semangat untuk lari pagi. Kini, dirinya tengah menunggu Momo yang sebelumnya sudah ia sharelock padanya.

Angin pagi memang tidak pernah mengecewakan. Beberapa kali Lea menikmati udara dan mengatur napasnya dengan tenang.

"Lea!" panggil Momo yang abru sampai.

"Momo."

"Maaf ya kalau tempatnya agak jauh dari rumah kamu," ucap Lea tak enak.

"Gak apa-apa kok."

"Kamu ke sini naik apa?"

"Aku pakai Gojek."

"Ohh... kamu udah pemanasan?"

"Belum."

"Ya udah kita pemanasan dulu ya."

Setelah melakukan pemanasan, keduanya mulai berlari dengan di suguhkan pemandangan lautan di samping kanan mereka.

"Tempatnya bagus, aku suka," ujar Momo melihat laut biru di sampingnya.

"Sama aku juga. Ini pertama kalinya aku ke sini."

"Oh iya. Kamu, kan pindahan, ya?"

"Iya. Makanya aku nanya sama om Dimas tempat yang cocok untuk lari pagi."

"Om Dimas siapa?"

"Tetangga aku, papanya Reyhan."

"Kamu dekat sama keluarga Reyhan?"

"Mmm lumayan."

"Lebih mudah dong buat dapetin hatinya Reyhan?"

"Harusnya sih gitu."

"Aduh Le aku udah capek nih."

"Itu karena kita larinya sambil ngobrol harusnya gak boleh."

"Istirahat dulu yuk," ajak Momo lalu keduanya memilih duduk di kursi taman yang berada di sana.

"Jadi gini rasanya punya teman," gumam Momo yang membuat Lea menoleh ke arahnya.

"Kamu senang gak Mo punya teman kayak aku?"

"Senang banget dong!"

Keduanya tertawa bahagia.

"Sebelumnya, kamu pasti punya banyak teman di sekolah kamu yang dulu, ya?" tanya Momo penasaran.

"Iya. Aku aja pas tau aku bakal pindah sekolah aku nangis. Aku keukeuh gak mau pisah sama teman-temanku di sana."

"Kalau waktu itu orang tua kamu menuruti permintaan kamu, mungkin aku gak bakal ketemu kamu, Lea."

"Mungkin ini sudah jalannya kalau aku harus ketemu kamu, Mo. Sekarang kita nikmati saja alurnya."

"Biasanya kamu kalau weekend ngapain, Mo?" Lea mengubah topik pembicaraan.

"Ya paling diam di kamar seharian."

"Kayaknya kita sama deh. Kapan-kapan kamu main dong kerumahku."

"Emang boleh?"

"Ya boleh dong. Nanti aku juga main kerumah kamu."

"Kalau itu maaf Le, kayaknya gak bisa."

"Kenapa?"

"Pasti adik aku gak suka kalau aku ajak tamu ke rumah. Dia aja gak pernah ajak temannya ke rumah."

"Tapi kenapa, Mo. Dia phobia sama orang?"

"Lea. Mana ada phobia sama orang?"

"Apa dia ansos jadi gak biasa ketemu sama orang?"

"Ansos apaan?"

S C H O O L  2 0 2 2 (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang