E M P A T

63 24 0
                                    

"Morning," sapa Lea ketika Reyhan keluar dari rumahnya.

"Ngapain di sini?"

"Nungguin kamu lah. Aku sengaja siap-siap lebih pagi biar gak di tinggalin kamu."

Reyhan berjalan lebih dulu meninggalkan Lea.

Langkah besar Reyhan membuat Lea sedikit susah mengimbangi langkahnya.

"Bisa pelan-pelan gak jalannya? Kayak buru-buru banget."

Permintaan Lea tak di dengar oleh Reyhan. Sesekali Lea berlari karena tertinggal Reyhan di depannya.

Lea melihat jam di pergelangan tangannya ketika sudah tiba di sekolah. Matanya membulat ketika melihat waktu yang sangat berbeda dari biasanya. Biasanya ia pergi ke sekolah dengan memakan waktu 30 menit tapi sekarang, karena bareng Reyhan ia memakan waktu 20 menit.

"Gak heran juga sih. Jalannya aja kek ngejar maling gitu," gumamnya.

"Pagi Lea," sapa Momo yang tiba lebih dulu dan sudah duduk di kursinya.

"Pagi juga, Mo."

"Pelajaran pertama olahraga. Kita ganti baju sekarang, yuk!"

"Ayo."

Setelah semuanya berganti pakaian dengan pakaian olahraga. Semuanya bergegas pergi ke lapangan untuk melakukan pemanasan.

"Baik anak-anak, pelajaran hari ini adalah bola voli. Laki-laki dan perempuan akan dipisah. Baik laki-laki maupun perempuan akan dibagi menjadi dua tim. Silahkan tentukan tim kalian." jelas pak joni selaku guru olahraga.

"Kita harus satu tim, oke?" ujar Lea pada Momo.

"Baik. Sudah kalian tentukan tim nya?" tanya pak Joni.

"Sudah, Pak."

"Loh kok Lea sama Momo cuma berdua? Kenapa pembagian tim perempuan tidak seimbang?"

"Saya mau di tim Selina, Pak."

"Saya juga."

"Saya juga, Pak."

"Kalian gak boleh gitu. Ayo beberapa pindah ke tim ini."

Mawar akhirnya yang pertama pindah lalu diikuti dengan beberapa siswi lainnya.

"Baiklah. Permainan akan dimulai dengan perempuan dulu. Untuk laki-laki kalian bisa ke samping lapangan dulu."

"Pertandingan akan dimulai jika bapak meniup peluit ya. Kalian sudah siap?"

"Siap!"

Priiiiiit...

Permainanpun dimulai. Lea dan Selina berada di tim yang berbeda dan itu membuat mereka menjadi lawan.

"Yeayy!" sorakan tim Selina karena berhasil mencetak point.

"Semangat semuanya!" Lea berusaha membangkitkan energi tim nya.

"YEAY!" sorak Lea karena berhasil mencetak point.

Sedangkan di pinggir lapangan para laki-laki tengah asik menonton dengan merasakan emosi antara Lea dan Selina. Keduanya sama-sama semangat untuk mengalahkan satu sama lain.

"Kayaknya mulai sekarang Lea bakal jadi saingan terberat Selina," ujar Satya pada Reyhan yang berada di sampingnya.

"Dari kejadian kemarin gue tau Lea gak selemah kelihatannya justru dia kebalikannya."

Bugh!

"Akh!"

Bola voli tersebut mengenai keras kepala Momo.

S C H O O L  2 0 2 2 (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang