Ketika Lea masuk ke dalam kelas, ia melihat Radit yang tengah duduk di kursinya. Dia tengah berbincang dengan Momo.
"Ekhem!"
"Eh Lea, selamat pagi," sapa Momo baru menyadari Lea sudah datang.
"Asik banget ya ngobrolnya sampai gak sadar aku di sini."
"E-eh gak gitu, Lea."
"Maaf Lea. Aku kembali ke bangkuku lagi ya, Mo?" Raditpun beranjak pergi dari kursi Lea menuju bangkunya.
"Mo."
"Iya?"
"Kamu masih lanjutin ceritanya apa nggak?"
Momo paham cerita apa yang tengah Lea maksud.
"Nggak, aku berhenti dulu, Le. Karena gak ada masukan dari kamu. Jadi sampai sekarang ngegantung deh ceritanya."
"Kenapa kamu gak ceritain hubungan kamu aja sama Radit?"
"Ah Lea, cerita tentang kamu aja belum selesai masa mau bikin yang baru?"
"Ya nggak apa-apa. Karena kamu udah tau sendiri cerita aku udah berakhir dengan sad ending, Mo."
"Nggak Lea. Momo tetap percaya bahwa ceritanya akan berakhir happy ending kita hanya tinggal menunggu waktunya."
"Mo, dengan kamu bilang begitu aku semakin merasa bersalah."
"Stop nyalahin diri kamu sendiri Lea. Ini keputusan Momo yang memilih percaya pada akhir ceritanya."
Ketika Lea dan Momo tengah mengobrol tiba-tiba Reyhan datang dan mengampiri Lea.
"Lea, bisa ikut aku sebentar? Ada yang mau aku bicarakan."
"Gak ada yang perlu di bicarakan lagi, Rey."
Lea beranjak dari kursi sembari membawa tasnya. Dia menghampiri bangku Radit.
"Radit."
"Iya?"
"Mau tukeran bangku?"
Radit melihat ke belakang ke arah Momo berada. "Kalau kamu gak keberatan, boleh," jawab Radit.
"Nggak. Ya udah sana ambil juga tasnya."
Raditpun bergegas pergi ke bangku belakang dan duduk di samping Momo.
"Kok kamu di sini?" tanya Momo pada Radit.
"Lea yang minta tukeran bangku sama aku."
"Tapi kenapa?"
"Dia tau apa yang aku inginkan," bisik Radit yang membuat Momo tersipu malu.
Bukan hanya Momo, Reyhanpun bertanya-tanya kenapa Lea berpindah tempat seperti itu. Apa dia benar-benar ingin menghindarinya?
Di jam istirahat, Reyhan memilih tidak keluar kelas.
"Reyhan, kamu gak makan siang?" tanya Mawar yang baru masuk dan hanya melihat Reyhan di kelas sendirian.
"Nggak."
"Kenapa? Kamu bisa sakit, mau aku belikan sesuatu?"
"Nggak perlu, Mawar."
Tak lama orang yang di tunggu Reyhanpun datang memasuki kelas.
Radit duduk di samping Reyhan Karena sekarang ia bertukar tempat dengan Lea.
"Radit," panggil Reyhan yang membuat radit menoleh ke arahnya.
"Iya?"
"Pindah lagi ke tempat awal lo."
"Maksud lo?"
"Gue bilang balik lagi ke bangku awal lo!"
Mendengar Reyhan meninggikan suaranya membuat Radit tidak bisa menolak. Ia membawa tasnya dan kembali ke bangku awalnya yang berada di depan.
"Kamu kenapa sih jadi marah ke Radit kayak tadi?" bingung Mawar.
"Aku hanya minta dia kembali ke bangkunya sendiri."
"Tapikan bukannya tadi Lea sa_."
"Stop Mawar!"
Lea dan Momopun datang memasuki kelas. Lea mengkerutkan alisnya bingung melihat Radit ada di bangku awalnya dan bukan di bangku miliknya. Apa dia lupa kalau mereka bertukar tempat?
"Radit. Kenapa di sini, ini, kan kursiku?"
"Sorry Le, kayaknya gue nyaman duduk di meja depan. Kita gak jadi ya tukeran bangkunya." Karena takut melihat amarah Reyhan, Radit memilih untuk mencari alasan lain.
Alasan Radit memang masuk akal. Mungkin dia yang tidak terbiasa duduk di bangku paling belakang, pikir Lea.
Leapun kembali ke kursinya yang berada di samping Momo.
"Jujur, aku senang ketika Radit sebangku denganku tapi, aku lebih senang saat sebangku denganmu, Lea," ucap Momo jujur.
"Kayaknya aku juga lebih nyaman duduk di bangku belakang deh."
✷✷✷✷✷
Lea tengah berjalan pulang menuju rumahnya. Dia berjalan sembari melamun, Pikirannya terasa kosong. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya ke tempat sepi.
Lea melepaskan tangannya dari cekalan Reyhan.
"Apa yang kamu lakukan?!"
"Apa kamu masih marah padaku?"
"Nggak."
"Apa kamu sudah memaafkanku?"
"Iya."
"Terus kenapa kamu selalu menghindariku?"
"Aku tidak menghindarimu."
"Jangan berbohong, Lea. Jika sudah memaafkanku kenapa kamu terus menghindariku?"
"Ya. Aku memang menghindarimu. Lalu apa masalah mu?!"
"Tapi kenapa?"
"Karena aku ingin menghilangkan perasaanku padamu. Jika terus di dekatmu aku tidak yakin akan berhasil."
"Kenapa kamu ingin menghilangkan perasaanmu?"
"Semenjak kejadian di kantin waktu itu, aku mulai memutuskan untuk tidak lagi mengharapkanmu. Seharusnya aku sadar dari awal kalau aku tidak akan pernah bisa mendapatkanmu Reyhan. Tapi tidak apa-apa karena aku tidak akan menyesali usaha yang sudah aku lakukan untukmu selama ini."
"Sekarang aku sudah mengatakan semuanya padamu. Aku harap tidak akan ada lagi kesalah pahaman antara kita," lanjut Lea lalu pergi meninggalkan Reyhan yang masih mematung di tempat.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
S C H O O L 2 0 2 2 (End✓)
Teen Fiction⚠[Follow terlebih dahulu.] Lea Ardana Hansa dan keluarganya pindah rumah. Di sana, Lea bertemu dengan laki-laki yang membuatnya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Cinta pada pandangan pertama. Laki-laki itu bernama Reyhan Anu...