D U A P U L U H D U A

44 22 0
                                    

Reyhan melihat ke arah kamar Lea lagi dari jendelanya. Namun, kamar Lea selalu gelap. Kamar yang dulunya sering menampilkan lambaian tangan Lea kini tidak ada lagi.

Reyhan melihat jam di atas meja belajarnya yang sudah menunjukkan pukul 19:01. Seharusnya ini menjadi jam belajarnya bareng Lea. Reyhan merasa kerinduan akan moment-moment itu. Di mana Lea selalu semangat mengetuk pintunya dan selalu cepat membuka lipatan mejanya.

Reyhan membaringkan tubuhnya di atas kasur dan pandangannya lurus ke arah langit-langit kamarnya.

"Apa yang terjadi sama lo, Reyhan?" gumam Reyhan bingung pada dirinya sendiri. Akhir-akhir ini pikirannya selalu di penuhi oleh Lea.

Reyhan mendapatkan ide bagaimana caranya supaya Lea datang ke rumahnya bahkan ke kamarnya. Tiba-tiba saja ide itu terlintas dalam otaknya. Ia meraih ponselnya di atas nakas lalu mengirim pesan pada Lea.

Reyhan.

Balikin buku yang kamu pinjam, aku mau membacanya.

                     19:30


Reyhan menyimpan hpnya di samping menunggu balasan Lea.

Beberapa menit kemudian, bukannya mendengar suara notif, Reyhan malah mendengar ketukan pintu kamarnya.

Ia langsung bergegas membukanya.

"Lion?"

Ternyata tidak sesuai harapannya, Reyhan pikir yang mengetuk pintunya tadi adalah Lea.

Lion menyodorkan sebuah buku bersampul biru pada Reyhan. "Kak Lea memintaku mengembalikan buku ini pada kak Reyhan."

"Makasih. Tapi kenapa kamu yang harus mengembalikannya?"

"Kak Lea tidak mau bertemu kak Reyhan," jawab Lion polos+jujur.

"Kalau begitu Lion pulang lagi. Sampai jumpa."

"Iya."

Reyhan mengehela napas pasrah lalu menutup pintu kamarnya kembali.

Ternyata Lea benar-benar tidak mau bertemu dengannya. Jika begini semakin sulit baginya untuk meminta maaf.











✷✷✷✷✷



Reyhan tengah berdiri di balik gerbang rumahnya. Dia tengah menunggu Lea keluar. Dan ketika Lea keluar nanti, diapun akan ikut keluar secara bersamaan agar terlihat alami baginya tidak sengaja bertemu di depan rumah.

Sesuai rencananya, Reyhan langsung membuka gerbangnya ketika mendengar suara gerbang Lea. Dan benar saja, sesuai harapan Reyhan, keduanya bertemu di depan rumah masing-masing.

Namun, ketika Reyhan akan melangkah menghampirinya, Lea malah berlari berangkat sekolah duluan. Caranya kali ini juga gagal. Padahal ia sudah sengaja melewatkan sarapannya demi menunggu Lea lebih awal.

Reyhan memakai earphonenya lalu bergegas pergi ke sekolah.

Di persimpangan jalan, Reyhan bertemu dengan Mawar.

"Reyhan!"

Reyhan melepas earphonenya ketika seseorang menepuk bahunya.

"Mawar?"

"Kebetulan kita ketemu di sini. Ayo kita berangkat bareng."

"Iya."

"Semenjak kejadian di taman belakang waktu itu kamu berubah, Rey."

S C H O O L  2 0 2 2 (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang