Chapter Unlocked🔓
.
.
.
.Iva merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang. Ia baru saja selesai memanjakan diri dengan berendam di bathtub yang hangat, memberikan sensasi relax pada pada badan dan pikirannya. Selain itu, aroma kamarnya yang didominasi bernuansa manis, membuat perasaan Iva perlahan membaik. Sungguh, ia mencintai ruangan ini lebih dari tempat manapun.
Tak perlu tempat yang indah atau pun jauh, kamarnya sendiri lebih dari cukup untuk membuatnya nyaman.
Netranya menerawang, memandangi langit-langit kamar. Aktifitasnya pun terhenti saat tiba-tiba terdengar notif ponselnya berbunyi. Segera saja Iva mengambil benda yang tergeletak di atas laci itu. Membuka sebuah pesan chat dari seseorang yang sangat dikenalinya.
Sahabatnya, sekaligus teman absurdnya.
Lilyput
Lo balik bareng Juna kan?Anda
Nggak, bareng pacar orangLilyput
Ututu ...
Yang abis ketikung
🤣Anda
/menyantet LiliputLilyput
Pamali
Pakein susuk aja
Cape gue ngejomblo😭
Masa diphpin sama bot TaeyongAnda
Korban virtual:)
Mana bot lagiLilyput
Gak ada niatan hibur gue?😞Anda
GakLilyput
🖕Anda
Ly
Kak Andra masih lajang lohLilyput
Gak
MakasihIva tergelak membaca deretan pesan chatnya dengan Lily. Biar Iva beri tahu, Andra itu mantan pacarnya Lily. Orangnya tampan, berkharisma, juga sahabat kakaknya Juna. Kalau dibilang akur, kayaknya enggak. Soalnya Lily selalu enggan bertemu dengan cowok itu. Dikata musuhan pun rasanya kurang tepat, Lily tak pernah membenci Andra. Mereka putus baik-baik, karena kesepakatan. Tapi anehnya, seorang Liqueena Syafikha seperti orang yang phobia mantan.
Bicara soal kesepakatan, sampai detik ini batinnya masih bertanya-tanya. Tak pernah sekalipun kalimat setuju mengakhiri hubungan keluar dari bibir Iva. Arthur memutuskannya sepihak, dan sampai detik ini, Iva belum menerima penjelasan apapun dari bibir Arthur langsung. Arthur hanya bilang, jika dirinya telah mencintai Zehra dan ia memilih memutuskanya.
Namun hari ini, sepertinya Iva mulai memahami tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ingatan mengenai pembicaraan Arthur dengan Zehra tadi pagi, masih terngiang di telinganya.
Perjodohan.
Tentu saja, tidak ada alasan kuat selain hubungan terpaksa yang dibuat oleh kedua pihak orang tua. Namun pertanyaan Iva sekarang adalah ... sudah berapa lama?
Semakin dipikirkan, semakin pula membuat Iva merana sendiri. Mungkin seharusnya ia tak perlu lagi memikirkan masa lalunya, bahka tampaknya Arthur tak lagi mempedulikannya. Memilih pokus mengejar Zehra tanpa sedikit pun menoleh kebelakang.
Iva menutup kedua matanya menggunakan telapak tangan. Pikirannya berkecamuk setiap kali mengingat Arthur. Perpisahan itu singkat, tapi kenangannya selalu membekas tersimpan kuat. Bagaimana pemuda itu menjadi penyebab bibirnya tersenyum, kini hanyalah alasan air matanya turun.
Kehilangan pacar, mungkin bisa ia terima. Lalu bagaimana dengan sahabat?
Ting!
KAMU SEDANG MEMBACA
SKÈOLOVE
Teen Fiction"Mimpi apa gua, kalo sampe bisa suka sama cewek jadi-jadian bau kemenyan kayak si Ijah." "Gua nggak budeg, ya Juned. Mulutnya kok lemes banget, sih? Kek ngode minta dicium pantat kebo. Suka mah suka aja kali, bukannya malah nyari kerusuhan padahal...