Warning⚠️⚠️⚠️
Might not safe for minors● ● ●
Sore itu, Katreena bergegas pulang ke apartment setelah selesai mengikuti kelasnya dikampus. Sembari membawa beberapa roti dalam keranjang, ia melangkah cepat sampai tiba dikamar tempatnya tinggal selama mengenyam pendidikan disini.
Katreena melihat Yasa yang menatap kearahnya diatas sofa. Pemuda itu tersenyum bersama dahi yang ditempeli bend bernama bye-bye fever persis seperti anak kecil yang tersenyum melihat ibunya datang.
Seraya membuka cardigan, Katreena berjalan kearah Yasa, menyimpan benda tersebut dan beralih membuka bungkus roti berisi selai kacang, lalu memberikannya kehadapan Yasa.
Semenjak kehadiran Yasa disini, Katreena begitu telaten memperhatikan kapan Yasa harus makan dan minum obat, seberapapun sibuknya gadis itu, Katreena akan tetap menyempatkan diri ada disamping Yasa, memastikan bahwa Yasa akan makan dan minum obatnya dengan benar.
"Udah mendingan?" tanya Katreena.
Yasa mengangguk dan tersenyum manis. "Gak sesakit kemarin malam."
Katreena tak menanggapi lebih, ia beralih mengambil laptop didalam tas, hendak mengutak-atik benda tersebut untuk suatu kepentingan.
Tanpa sepengetahuan gadis itu, Yasa menarik garis lengkung dipipinya, kembali menjadi sebuah senyuman indah. Sudah semenjak pertemuan pertama antara ia dengan gadis ini, Katreena selalu terlihat mempesona.
Yasa terus memperhatikan Katreena, memperhatikan bagaimana letak tahi lalat yang dimiliki gadis itu seperti sama dengan miliknya.
Jari jemari Yasa pergi merayap, ingin sekali menyentuh tubuh Katreena namun urung karena pikirannya menyuruh ia untuk tak melakukan itu.
Bukannya sadar atas hasutan setan tersebut, Yasa beralih memanggil Katreena dengan suara serak, mencuri perhatian gadis disampingnya dengan suara yang tak pernah ia perdengarkan keberadaannya.
"Katreena." panggil Yasa setengah lirih.
Katreena menoleh biasa saja, tak menaruh kecurigaan sedikitpun akan suara Yasa yang berubah.
"Maaf." Pemuda itu tanpa diundang mendekat, nafasnya menerpa hangat pipi Katreena hingga jantung gadis itu nyaris jatuh saking paniknya.
Mendapati wajah Yasa sedekat ini tak pernah ada dalam bayangan Katreena sebelumnya, ia selalu merasa bahwasanya hal tersebut adalah sesuatu yang mustahil lagi ia dapatkan.
Bukannya menjauh saat wajah Yasa hanya berjarak secenti lagi, Katreena malah membiarkan pemuda itu menginvasi wajahnya sesuka hati, membiarkan bibir sang harimau mendarat sempurna tepat dibibirnya.
Kedua mata Katreena terpejam sempurna, hatinya tak lagi berupa, bagaimana perlahan Yasa memberinya lumatan kecil sampai akalnya hilang entah kemana.
Katreena menjatuhkan kedua tangan pada Seat Cushion, membiarkan Yasa mengambil alih lebih jauh raganya semau pemuda itu. Katreena benar-benar lemah saat ia semakin terbuai dalam kubangan dosa tersebut, dalam hati ia bergumam kecil, tak ada yang lebih indah dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold It In (SELESAI)
FanfictionKatreena berubah menjadi sosok angkuh setelah penolakannya tempo itu. Sial, cintanya ditolak oleh anak pembantunya sendiri. Perasaan marah itu semakin membara saat keesokan harinya, Yasa membawa perempuan yang dikenalkannya pada semua orang sebagai...