4

7 3 0
                                    

Hari sudah berganti, namun andrea belum juga melupakan kejadian kemarin.

Hisyam, hisyam, hisyam, itu saja yang ia pikirkan.

Ia hampir gila.

Bahkan hari ini pun, ia melihat hisyam baru saja datang, ia hanya bisa melihat dari kejauhan, memandanginya dari lantai dua tepat didepan kelasnya.

Kemarin ia datang hampir bersamaan dengan hisyam, tapi kali ini ia datang lebih dulu, jujur saja, semenjak mengenal hisyam ia jadi lebih bersemangat. Seperti baru menemukan alasan untuk hidup.

Meskipun mendapatkan suami idaman seperti hisyam adalah sebuah khayalan yang mustahil terjadi, tapi ia bersyukur dipertemukan hisyam didalam hidupnya, setidaknya ada cerita dimana ia semangat dalam hidupnya.

Sebelumnya, sekolah begitu membosankan tapi kini rasanya ia ingin sekolah sampai sore saja. Sangat tidak apa-apa, jika ada hisyam.

Lamunannya buyar seketika saat mata yang indah itu menangkap matanya, ia hampir pingsan saat mendapati hisyam juga menatapnya dari parkiran, benar-benar jelas bahwa hisyam menatapnya.

Ia tidak bisa berkata-kata saat memandang wajah tampan hisyam yang menatapnya, terlihat sangat jelas meskipun terbilang jauh sekitar 8meter jaraknya. Wajah tampannya terlihat semakin tampan saat diterpa sinar matahari, ia benar-benar tidak bisa melepaskan tatapannya. Ia benar-benar tidak akan bosan menatap hisyam.

Sampai akhirnya kontak mata itu terhenti, karena hisyam yang sudah menunduk lagi dan berjalan, ia masih menatap kemana arah hisyam pergi, tentu saja hisyam pergi ke kelasnya, ke kelas mereka.

Hisyam hampir sampai, bahkan sudah terlihat dipelupuk mata, andrea gelagapan, ia langsung masuk kedalam kelas dan berpura-pura membaca buku.

Kelas lumayan ramai, hisyam menghela nafas, hah.. Ia gagal menjahili perempuan tidak jelas itu.

Iya... Perempuan itu tidak jelas.. Tapi ia tau bahwa perempuan itu jelas mengaguminya.

Sebenarnya banyak, namun, ini yang paling terang-terangan. Hanya dari tatapan, hisyam mengerti itu.

Kelas dimulai, seni budaya dan keterampilan, dipelajaran ini lebih banyak praktek daripada materi, ah tapi tergantung pengajarnya juga sih.

Benar saja dugaan hisyam, sang guru memberikan tugas kerja kelompok untuk membuat makanan??

"membuat makanan khas daerah, jadi, ibu akan bagi kalian menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus membuat makanan khas dari daerah yang berbeda-beda. Tugas ini dikumpulkan tiga hari kedepan, pelajaran ibu ada di hari sabtu, benar? Nah untuk itu, dikumpulkan dihari sabtu."

Kelompok dibagi menjadi 6 bagian, karena dikelas ini terdapat 31 siswa berarti setiap kelompok terdiri dari 5orang dan satu kelompok 6orang.

Hisyam langsung terpaku pada namanya yang ditulis dikelompok yang diketuai nela, disitu terdapat andrea... Perempuan tidak jelas itu... Kenapa harus bersamanya?

Ia akan canggung.

Ia melirik andrea yang juga meliriknya, astagfirullah, dia sering sekali berkontak mata dengan perempuan -lebih tepatnya dengan andrea.

Ia langsung mengalihkan pandangannya.

Dan mencoba untuk tidak peduli.

Padahal didalam hati nya, ia merasa canggung, malu, sekaligus,, senang? Benarkah ia senang? Kenapa ia senang?

Hisyam, hisyam, ini sangat tidak benar.

Sepertinya ia perlahan goyah untuk tidak dekat-dekat dengan perempuan, ini semua karena andrea yang membuatnya penasaran.

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang