Kang dimas memang benar, ia merasa keberatan karena harus meninggalkan kekasihnya.
"Hehehe, gausah galau, nanti juga hisyam kesini lagi ya kan? pacarnya hisyam pasti setia menunggu, kok." Kang dimas tersenyum lebar
Hisyam justru sedang malu, ia menghembuskan nafas secara perlahan, mengatur jantungnya yang mulai berdetak tak karuan.
"Kenapa kang dimas yakin kalau cewe yang saya suka pasti nunggu saya?"
Kang dimas tersenyum "cinta itu harus diambil dengan penuh keberanian atau lepaskan dengan penuh keikhlasan. Jadi itu tergantung pada kamu, kalau kamu suka sama seseorang, perjuangkan, jadikan dia milikmu seutuhnya, yaitu apa?"
"Menikah?"
"Benar" kang dimas menjentikkan jarinya, "tapi nggak sekarang, fokus aja sama semester sama ngaji nya, nanti kalau udah mampu disegala aspeknya, boleh deh gaskeunn!"
Hisyam mesem, menunduk lalu mengusap hidungnya, dia terkekeh "duh kang, jadi gini ya rasanya jatuh cinta"
....
Malam ini adalah malam yang paling mendebarkan bagi andrea.
Ia terus menatap layar ponselnya, berharap ada satu notifikasi favorite nya muncul dan mengatakan sepatah dua patah kata ataupun sedikit perhatian untuk mengingatkan makan, misalnya, ya.. itu hanya misalkan.
Andrea tidak ingin berharap tapi hisyam yang membuatnya berharap.
Apa memang itu tujuan hisyam?
Membuatnya penasaran dan membuatnya berdebar sepanjang malam?
"Ni orang kenapa freak banget sih, awal ketemu dingin, suka ngeliatin tiba-tiba, suka curi-curi pandang, tiba-tiba ngajak pacaran boongan, tiba-tiba ngajak putus, tiba-tiba juga ngasih tau perasaan dia" andrea menggerutu sambil memandangi profil whatsapp hisyam, terdapat poto dua kelinci putih direrumputan.
"Online!!!" Seru andrea, matanya membulat sempurna.
Ia begitu antusias, dia ingin mengirim pesan namun, tidak berani melakukan apapun. Hisyam terlalu sulit dicerna olehnya.
Tingkah, pemikiran dan perasaannya, sangat sulit ditebak.
30 menit kemudian.
Tak ada satupun bubble chat yang dikirim oleh hisyam. Justru, ia meninggalkan whatsapp sekarang.
Terakhir dilihat pukul 20.43
"Hisyammmm!! Pengen deh gue kremes muka lo." Andrea menaruh ponsel diatas nakas. "Sayangnya lo ganteng, jadi sayang gue kremes"
Perasaannya abstrak, jangankan bertindak, mulutnya saja bungkam.
Ini, terlalu mendadak.
...
Ruang tamu bernuansa biru putih yang luas terlihat begitu kosong.
Chelsea menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kalau keluar pasti aku gak di ajak." Ucapnya yang mengambang diudara.
Ia berjalan menuju kamarnya, mengunci pintu dan merebahkan dirinya diatas kasur.
"Meskipun baik, namanya ayah tiri itu memang berbeda, ya.."
Chelsea menggumam.
Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dan suara tawa adik dan kakaknya.
Chelsea mendudukkan dirinya, berjalan gontai dan membuka pintu kamarnya.
Kamarnya berada di kamar pertama, dekat dengan ruang tamu, rumah dengan tiga kamar tidur tersebut dihuni oleh lima orang.
Ibunya, ayah tirinya, kakak tirinya, chelsea dan adik kandungnya atau anak dari ayah tiri dan ibunya.
"Abis dari mana?" Tanya chelsea.
Sang ibu tersenyum hambar "chelsea kemana aja? Tadi ibu tungguin malah gak dateng-dateng, jadi ditinggalin"
"Emangnya kemana dulu kamu pulang sekolah nggak langsung pulang kerumah?" Tanya ayah tirinya , sambil menaruh satu totebag berukuran besar diatas meja
"Ada tugas yah" jawabnya sambil tersenyum "abang beli apa?"
Laki-laki berkepala dua itu menoleh, "biasaaa, keyboard rusak"
"Maen game mulu si, makanya rusak" ucap chelsea seraya memutar kedua netranya, jengah.
"Ah kaya pake duit lo aja, ribet bener" johan, kakak tirinya yang berselisih usia 2tahun dengannya itu acuh tak acuh.
Chelsea hanya diam, tidak meneruskan.
"Oiya chelsea, nanti kalau mau makan, masak telur aja, ada ditempat bumbu." Ucap sang ibu, ia sedang berada didapur, menata belanjaannya.
"Emangnya udah pada makan?"
"Udah, tadi mampir dulu ke tukang pecel"
Chelsea menghela nafas, merasakan ketidakadilan lagi, dan lagi.
Padahalkan, meskipun ia tidak ikut, pecel ayamnya bisa dibungkus.
Ia adalah anak kandung, yang selalu dianak tirikan oleh ibu kandungnya sendiri.
"Oh yaudah" akhir yang begitu singkat.
Ia tidak ingin menanyakan apapun lagi, ia tidak ingin terluka lebih dari ini.
Chelsea bukanlah gadis yang beruntung.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HISYAM
RomanceHisyam, seorang santri salaf yang memiliki semangat menggebu untuk mencari ilmu, baik itu ilmu akhirat dan ilmu dunia, keduanya harus seimbang dan hisyam sama sekali tidak keberatan untuk mempelajari keduanya. Namun cobaan ini memporak-porandakan h...