Beruntunglah ruangan 1 terletak dilantai bawah, Nela sangat bersyukur karena dalam seminggu ini ia libur naik-turun tangga.
Seminggu yang sangat berharga.
Sebenarnya ia sudah sangat encok harus naik-turun tangga setiap hari, namun apalah daya. Ingin rasanya ia membuat lift khusus untuknya. Yahh, Nela tau itu hanyalah angan yang tak akan pernah jadi kenyataan. Sabar saja, dalam empat bulan kedepan, ia sudah lulus sekolah!!
Kini, ia sedang berjalan menuju uks.
Meskipun didalam perutnya sudah meraung kelaparan, ia mendahulukan tanggung jawabnya, yah.. Ini bukan sepenuhnya salah nela, tapi andi terluka karena jarum pentul miliknya.
Ia sudah mengambil kotak p3k.
Sesuai dugaannya, laki-laki dengan model rambut yang hampir seperti cepmek itu sedang fokus pada ponsel miringnya.
Kebiasaan andi, menggunakan waktu istirahatnya untuk bermain game ntah dimana pun itu, tapi hari ini nela bersyukur andi tidak bepergian kesana kemari, ia tidak perlu repot-repot mencari.
"berhenti dulu geh main game nya" ujar nela, kemudian ia duduk dikursi miliknya sambil menghadap andi
"apasii"
"siniin tangan lo"
"ngapainnn"
Nela mendecih, cara menjawab andi selalu saja seperti ini.
"tangan lo tadi berdarah"
"lebay lo"
"buruannn"
"gak"
Malas berbicara lagi, nela langsung mengambil alih ponsel andi dan mematikan ponsel yang masih dalam aplikasi game tersebut.
Sang empu menganga "lo itu- anjir!" menghela nafas kemudian.
"makanya yang nurut sama gue" nela langsung membuka kotak p3k, mengambil kapas, alkohol dan kain perban.
Andi diam saja, memerhatikan gerak gerik nela yang baru saja menarik tangannya lalu mengolesi luka ditelapak tangannya dengan kapas yang sudah dibalur alkohol, sedikit perih, namun ia menahan untuk tidak meringis.
Setelah selesai mengobati dan membalut luka andi dengan perban, nela mengembalikan ponsel andi dengan ekspresi datarnya.
Tak mengatakan apapun, andi menyambar ponselnya dan menaruhnya pada saku. Ia sudah tidak ingin untuk bermain game lagi.
Sama hal nya dengan andi, gadis itu merapikan kotak p3knya dan bangkit lalu beringsut pergi.
Baru saja sampai ambang pintu,
"nela!" andi memanggilnya, ia pun menoleh
"makasih" ucap andi sambil tersenyum.
Sempat tercenung, nela pun mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya lagi.
•••
"hisyam!"
Mendengar sebias suara yang sudah lama ia kenal hisyam menoleh, menatap chelsea sedetik -mungkin kurang dari satu detik- lalu menunduk lagi.
"ada perlu apa chel?"
"itu.. Nanti anterin gue pulang ya? Soalnya kakak gue berhalangan jemput"
Hisyam menggeleng pelan "ga bisa chel"
"lohhh kenapa?" gadis bermata sipit itu langsung menekuk bibirnya kebawah, mencebik kesal.
Bisa-bisanya hisyam menolak permintaan pulang bareng dari seorang gadis cantik sepertinya? Huh, ia pikir mata hisyam sudah tidak sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISYAM
RomanceHisyam, seorang santri salaf yang memiliki semangat menggebu untuk mencari ilmu, baik itu ilmu akhirat dan ilmu dunia, keduanya harus seimbang dan hisyam sama sekali tidak keberatan untuk mempelajari keduanya. Namun cobaan ini memporak-porandakan h...