14

23 2 0
                                    

"Andrea."

Merasa terpanggil, andrea menoleh, melihat sosok hisyam disampingnya.

"Y-ya?" Andrea menyahut gugup

Beberapa murid sudah mulai meninggalkan kelas karena bel istirahat barusaja berbunyi.

"Saya tunggu diatap" ucap hisyam, kemudian ia melenggang pergi.

Andrea mengulum bibirnya, sambil menggulir netra tak tentu arah. 'hisyam ngajak gue ke atap mau ngapain ya? Ga mungkin kan ngajak pegangan tang- aish! Mana mungkin'

Gadis itu menggelengkan kepala.

Ia menggerakkan kakinya untuk menghampiri hisyam. Sambil melangkah ia berpikir, apa alasan hisyam memanggilnya kesuatu tempat yang jarang sekali didatangi.

"Syam" ujarnya, andrea menggenggam kedua tangannya, sambil berlari kecil menghampiri hisyam.

Hisyam melihat itu, tidak sanggup menahan senyumnya. Ia menunduk lalu tersenyum singkat.

Laki-laki tampan itu tengah menyembunyikan pahatan wajahnya yang sempurna, andrea hanya terdiam mengamati hisyam yang terus menunduk dan belum juga memulai pembicaraan.

"Ada apa?" Tanya andrea kemudian.

Hisyam mengangkat kepalanya, "duduk dulu" sambil mengulurkan tangannya ke peti buah yang ada didepannya.

Dengan kikuk, andrea mendudukkan dirinya diatas peti itu, hisyam pun demikian, duduk diatas peti buah yang berdekatan dengan andrea, ia menggesernya sedikit, agar ada ruang untuk bernafas.

Sejujurnya saat berada didekat andrea, hisyam tidak bisa bernafas.

"Andrea, makasih ya udah ngebantu saya."

Andrea menoleh, "nge- ngebantu apa?"

"Pura-pura jadi pacar saya."

Gadis itu mengangkat kedua alisnya lalu mengangguk "ga masalah"

"Besok... gausah pura-pura lagi, kalau ada yang nanyain bilang aja kita udah putus"

deg

"Kamu yang mutusin saya, alesannya saya orangnya kaku, jadi kamu putusin, biar kamu gak malu"

Andrea mengalihkan pandangannya, menghela nafas samar.

Pacaran pura-pura mereka berakhir? Hanya bertahan satu hari?

Ini hanya pura-pura, tapi... rasa sakitnya terasa nyata.

"Owh.. yaudah"

"Andrea,"

"Hm?" Andrea menoleh, rupanya hisyam juga sedang menoleh padanya, ia segera menatap kedepan, menghindari tatapan hisyam.

"Maafin saya"

"Ah iya gapapa" andrea mengangkat kedua tangannya sambil menggeleng dan tersenyum "bukan masalah besar kok, lagian gue juga kaku banget pura-pura pacaran gini sama lo"

"Bukan itu,"

"Terus?"

"Maafin saya, saya suka sama kamu"

"?!" Gadis itu menoleh dengan mata yang membulat sempurna, pipinya memerah seperti terbakar.

Andrea merasa seperti berhenti bernafas, jantungnya berdebar lebih kencang, seluruh tubuhnya terasa melemas begitu saja.

Bukan kah barusan hisyam memutuskan hubungan pura-pura nya itu? Lalu mengapa.. mengapa kali ini hisyam menyatakan perasaannya? Apakah hisyam ingin... pacaran yang sesungguhnya?!

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang