⁹Malam

40 3 0
                                    

Happy Reading Y'all

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Y'all

Masih dengan suasana café Kendati yang ramai dan desain mewahnya. Beberapa orang akan mengira makanan disini mahal namun ternyata tidak seperti yang mereka pikirkan. Bahkan café ini ramah untuk mahasiswa yang sedang mengirit pengeluarannya.

"Kakak kelamaan, Leo udah pulang," tutur Alma.

"Loh kamu yang telat, aku udah daritadi di sini," benar adanya, dia sejak sore telah berada cafe, entah apa yang sedang dilakukannya.

Sejak kedatangan Nophel gerak-gerik Vee terlihat gusar. Ia selalu saja seperti ini, katanya kalau dekat kak Nophel berasa demam pangung. Mulut terasa kelu, badan terasa kaku sehingga pergerakan jadi terbatas dan serba salah. Vee itu gak lebay hanya saja kita yang gak tahu karena kita bukan Vee.

"Kakak lihat ada teman kerjamu di sana," 

"Nice info." Alma mengernyit, ia tak terlalu butuh informasi tersebut.

Baru saja dibicarakan, Ghaftan dan Vega melintas di depan mereka.

"Gak sekalian aja kita makan bareng? supaya kak Ghaftan sama Vee lebih deket lagi," ide Vega memang sudah sepatutnya hanya dipendam saja.  

Ghaftan tak memberikan respon apapun selain menyapa kemudian berpamitan dan menarik perlahan Vega untuk pulang bersamanya.

"Dimana lagi kalian bisa menemukan kakak yang sebaik itu," ucap Nophel.

"Itu bukan baik tapi dijadiin babu sama adiknya," timpal Vee. Vee keceplosan, ia tak seharusnya berbicara seperti itu,  khawatir image nya di depan kak Nophel menjadi buruk.

"Vee jangan gitu ya, siapa tau dia memang dijadikan babu beneran," tawa Nophel hanya sekilas.

'Kirain mau di ceramahi,'

"Heh kalian berdua gak boleh julid gitu, dosa!." tutur Alma.

 Mereka kembali fokus dengan permasalaham yang sedang diselidiki.

"Boleh ngerujak si Leo gak sih! gue paling kesel sama laki yang modelan kayak gitu,"

Nophel melirik Vee sekilas. "Jangan kotori tangan yang bersih, ingat kita gak tahu apa yang sebenaranya terjadi, itu hanya perspektif kita tentang Leo dan itu artinya belum tentu benar, kebenarannya masih patut untuk dipertanyakan."

"Kak, emosi sekali-kali deh sini aku ajarin," Seketika Alma membekap mulut Vee.

Mereka bertiga tertawa tanpa aba-aba. "Cukup deh ngurusin orang lainnya, belum tentu juga mereka mau ngurusin kita." yang dikatakan Alma benar.

"Mau gak kakak kenalin ke seseorang? kamu harus move on dari Ali, gak pantes juga kalau masih mikirin dia," 

Sebagai orang yang dimaksud Nophel, Alma hanya mampu merespon dengan tersenyum. 

Sudut Pandang [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang