Aku tidak mengerti kenapa mereka selalu mengikat kita padahal kita tidak pernah memberontak -Sudut Pandang
°°°°
Sebuah jalan kehidupan yang tidak pernah terduga. Menemukan dan dipertemukan adalah anugerah yang luar biasa.
Di bawah pepohonan yang rindang dengan cuaca yang menyejukan, berbanding terbalik dengan keadaan dua pasangan yang berada ditengah huru-hara. Mereka sama-sama menyembunyikan emosi satu sama lain untuk meredam terjadinya pertengkaran yang besar. Ego mereka diuji ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan.
Dua kepala harus menelurusi jalan yang sama dengan pandangan yang berbeda, sulit. Usaha mereka sudah berada diujung tanduk dan keduanya memutuskan untuk berjalan masing-masing.
Menurut Ali, pilihan Barat adalah yang terbaik untuk melihat swastamita [Matahari Terbenam/Senja]. Sedangkan Almara, memilih Timur sebagai tempatnya untuk memandang arunika [Matahari Terbit/Sunrise] yang menandakan harinya harus segera diawali.
Jelas berbeda, di satu sisi memutuskan untuk mengakhiri hari yang sudah dilalui sedangkan sisi lainnya lebih memilih untuk mengawali harinya yang baru.
Namun keduanya menemukan titik temu yakni, sama-sama berhenti dari hari yang melelahkan.
"Aku dan kamu hanya sampai pertemuan Li, cukup di sini ya?" ucap Alma setelah sekian detik membeku atas perkataan Ali yang menurutnya keterlaluan.
Alma hanya diam beberapa saat untuk menenangkan emosinya. Di saat seperti ini tidak tepat jika terjadi keributan.
"Aku memang terlalu lebay tentang perasaanku sendiri tapi asal kamu tau, saat itu adalah saat di mana aku butuh seseorang untuk mendengarkan ceritaku, aku berkali-kali memikirkan hal buruk yang mungkin belum pernah kamu pikirkan, sosial media? itu cuma pengalihan isu atas semua hal yang aku alami, kamu pikir itu semua ceritaku? padahal aku hanya mengulas sebuah buku," tukas Alma, sebisa mungkin tidak menyalahkan pandangan Ali mengenai Sosial Media.
Ali merasa bersalah atas ucapannya yang mungkin menyakitkan untuk didengar. Ia bahkan sadar akan hal itu namun enggan meminta maaf. Bahkan Alma tidak pernah meminta Ali untuk memohon maaf kepadanya.
Keduanya terpaku sampai akhirnya Ali memutuskan untuk beranjak dari padang rumput, meninggalkan Alma seorang diri.
"Ali....,"panggil Alma pelan namun masih terdengar oleh telinga Ali.
Langkahnya terhenti. "Ya?," Ali berbalik namun tidak melangkahkan kakinya untuk berbalik arah.
"Never leave me before I say goodbye," Alma mencoba untuk mensejajarkan dirinya dengan pria itu.
"Orang yang sedang bercerita kepadamu sudah mempercayai segalanya, dia yang gak pernah bercerita akhirnya mau untuk mengeluarkan sedikit beban tapi sayangnya tidak ada waktu untuk mendengarkan itu ya?"
"Nice to meet you and I'm grateful to have you , Alma," ucap Ali yang dibalas anggukan oleh Alma.
Almara is typing......
Semua orang yang membaca tulisan ini pasti setuju bahwa yang namanya perpisahan tidak pernah ada yang indah. Sebanyak apapun kata-kata penyembuh untuk menyelamatkan luka itu rasanya tidak memiliki efek samping apapun. Bahkan saking sakitnya sampai kapan pun akan selalu teringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang [Sedang Revisi]
Teen Fiction"A story i've never seen before". Kalau saja akar pohon itu tidak kokoh mungkin akan mati dan tidak bisa bertahan lama. "Haruskah bertahan?". Jawabannya sesuai bagaimana caramu memandang. °°° "Setiap hal yang dilihat melalui dua kepala yang berbeda...