BANG CHAN POV
Saat aku membuka mata, aku berada di sebuah tempat yang sepertinya sangat familiar. Gedung tinggi dan jembatan besar di depan ku benar-benar seperti baru saja ada perisiwa besar yang terjadi.
Dengan kemeja putih dan celana hitam ini aku berjalan menelusuri jembatan itu. Suasana benar-benar sangat berbeda, sangat berbeda dari terakhir aku ingat.
"Tolong apa aku boleh bertanya?" Tanya ku pada seorang pria dengan rokok nya. Padahal aku sudah berusaha tersenyum dengan ramah tapi pria itu nampak langsung melalui aku seperti aku tidak ada di depannya.
"Aneh" gumam ku kemudian kembali berjalan mencari orang yang bisa mungkin aku tanya.
Saat aku terus berjalan tak sengaja aku melihat sebuah kedai makanan, kedai itu mengingatkan aku saat dulu masih kuliah. Di sana aku biasanya membeli makanan bersama teman-teman.
"Bibi" panggil ku pada pemilik kedai. Wanita itu kini sudah terlihat mulai menua, dapat aku lihat dari rambutnya kini sudah mulai memutih.
"Bibi ini aku Chan" kata ku. Wanita itu kini tengah memasak topoki yang enak itu.
"Bibi" panggil ku dengan nada yang agak keras namun dia hanya diam saja seperti tidak menyadari kehadiran ku.
"Bibi!" Panggil ku sekali lagi sambil berusaha memegang tangannya. Mata ku berbelalak saat aku tidak bisa menyentuhnya.
"Bagaimana bisa?" Gumam ku, aku berusaha memegangnya lagi tapi aku seperti tembus pandang.
"Apa yang terjadi?" Gumam ku sambil menatap kedua tangan ini. Entah kenapa tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat keras dari atas jembatan.
Terjadi kecelakaan di sana, tiba-tiba aku merasakan keningku basah seperti ada yang mengalir. Saat aku melihatnya rupanya itu darah segar yang mengalir.
Tangan ku bergetar saat menyentuhnya, Mata ku masih berkaca-kaca melihat mobil yang sudah hancur itu.
"Apa aku sudah mati?" Gumam ku seketika ingatan peristiwa buruk itu melintas di kepala ku.
INVISIBLE
EPISODE 1
Author POV
Hujan malam itu sangat lebat. Suhu malam seketika menjadi turun akibat hujan yang terus mengguyur kota.
"Huh dingin" gumam seorang pria yang berhasil sampai di depan kedai yang sudah ditutup malam itu. Pakaiannya sudah setengah basah karena kehujanan tadi.
"Apa lama ya hujannya" gumam pria manis itu sambil menatap hujan. Di tangannya terdapat sebuah kresek hitam yang berisi makanan yang masih panas.
Awalnya dia sendirian di sana, tapi tiba-tiba dia merasakan seseorang yang datang. Pria itu hanya diam walaupun dia tahu ada orang yang juga berteduh di sana.
"Hujannya lebat ya" katanya. Pria manis itu hanya mengangguk saja mendengar itu. Tapi entah kenapa dia merasakan bulu kuduknya berdiri.
"Oh tidak" batin Minho. Dia kemudian menatap suara itu. Mata Minho agak terkejut melihat sosok itu. Dia memakai pakaian kemeja putih dan celana hitam yang sangat kering.
"Akhirnya ada yang bisa melihat ku" katanya sambil melemparkan senyuman manis pada pria itu. Seketika di manis membuang muka dan menjauh.
"Aduh bagaimana ini dia tahu aku bisa melihatnya" kata pria manis itu. Dia pun memutuskan untuk langsung pergi dari sana. Pria yang bernama lengkap Lee Minho itu menyusuri hujan yang lebat itu.
"Semoga hantu itu tidak mengikuti ku, entah kenapa indra sialan ini kembali hidup" katanya.
Dulu saat masih kecil, Minho pernah memiliki indra pengelihatan istimewa. Dia memang biasa melihat hantu atau hal yang tidak bisa dilihat oleh kata orang normal. Tapi entah kenapa saat dia sudah menikah, indra istimewa itu menjadi tidak berfungsi dan Minho kembali seperti orang normal lainnya.
"Huh" kata Minho yang lega, pria itu tidak mengikuti dirinya. Hujan semakin lama semakin deras dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Hmm ini rumah mu?" Suara itu membuat Minho terkejut. Saat dia berbalik sosok itu kembali tampil, dia tersenyum dan melambai pada Minho.
"Hai! Aku tidak ada urusan dengan mu, lebih baik kau pergi!" Usir Minho padanya. Hantu itu berusaha mendekat, tapi tiba-tiba pintu itu dibuka dan memperlihatkan seorang pria.
"Minho kau berbicara dengan siapa?" Tanya pria itu. Minho menggeleng sambil tersenyum, dia pun langsung masuk ke dalam.
"Tidak ada sayang ayo masuk" katanya sambil mendorong sang suami masuk ke dalam rumah.
"Semoga dia tidak mengikuti aku" batin Minho sambil berjalan masuk. Tetesan air hujan itu menetes di lantai.
"Kau basah, rumah jadi basah karena mu" katanya pada Minho. Pria manis itu tersenyum sambil memberikan kresek hitam itu padanya.
"Ini aku belikan makanan untuk mu" kata Minho sambil tersenyum. Pria itu menatapnya sekilas kemudian mengambilnya dengan kasar.
"Bersihkan nanti" katanya. Minho menghela napas, dia kemudian naik ke kamarnya untuk mandi.
Saat Minho menuruni tangga kayu itu, dia melihat pria itu sudah ada di meja makan sambil memainkan ponselnya. Pria itu terlihat asik bermain game online.
"Kau memakan semuanya?" kata Minho. Jujur setelah bekerja seharian dia sangat lapar.
"Bukannya ini untuk ku? Kau kan bekerja, mungkin di luar kau makan enak" katanya. Minho menghela napas, dia benar-benar sudah sangat lelah berdebat dengan pria ini.
"Ya tidak masalah, tidak apa-apa" katanya. Pria itu kemudian menendang meja makan dan pergi meninggalkan Minho.
"Tidak apa Minho" gumam si manis sambil mengusap dadanya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
FanfictionSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan