Minho berjalan dengan tubuh yang sakit, dia benar-benar lelah bekerja dan juga karena pukulan dari sang suami membuat tubuhnya sakit sekali.
"Kau tidak apa-apa kan?" Suara itu terdengar saat Minho duduk di depan rumahnya. Pria hantu itu duduk di samping Minho.
"Minho itu nama mu ya?" Tanyanya berusaha mengajak Minho bicara. Pria manis itu nampak menatap kosong ke halaman rumahnya. Rumah yang sudah reot.
"Hah aku tidak boleh menangis" katanya kemudian sambil mengusap kedua air matanya.
"Maaf ya tadi aku tidak bisa membantu mu" kata hantu itu pada Minho. Pria manis itu menoleh dan mengangguk.
"Tidak masalah, aku baik-baik saja. Ini bukan pertama kalinya dia seperti itu" kata Minho.
"Jika kau ingin cerita, aku bisa mendengarnya" katanya. Minho hanya diam dan menatapnya.
"Sebaiknya kau jangan ikut dengan ku, aku ini manusia dan kau itu hantu" kata Minho. Pria itu jadi sedih mendengarnya.
"Aku tidak tahu harus melakukan apa, hanya kau yang bisa diajak bicara" katanya. Minho pun menghela napas.
"Aku dulu sering melihat yang seperti diri mu, mungkin nanti Tuhan akan membuka gerbang untuk mu. Kau hanya harus menunggu. Bersabarlah" kata Minho. Pria itu terlihat tersenyum mendengarnya.
"Saat itu kau tidak akan ada di dunia ini" kata Minho padanya. Pria itu tersenyum pelan, jujur dia sangat ingin memeluk Minho tapi dirinya seperti tembus pandang.
"Aku akan masuk ke dalam, pergilah" kata Minho.
INVISIBLE
EPISODE 3
Saat Minho hampir terlelap, dia merasakan sesuatu yang masuk ke dalam selimutnya. Pria manis itu kemudian merasakan tangan hangat itu masuk ke dalam pakaiannya meraba perut hingga tubuhnya.
"Ini aku sayang" kata pria itu sambil mencium leher pria manis itu. Saat mendapatkan rangsangan seksual itu membuat Minho seketika tunduk.
"Aku benar-benar minta maaf ya karena tadi sudah sangat kasar pada mu" kata pria itu sambil memeluk Minho dari belakang. Pria manis itu mengigit bibirnya.
"Bagaimana pun kita harus berusaha punya anak kan?" Tanya pria itu sambil menurunkan celana bagian belakang Minho. Rangsangan bertubi-tubi itu membuat Minho melemah.
🔞
"Kau mau memaafkan suami mu ini kan?" Tanyanya. Minho pun mengangguk.
"Baguslah sayang" katanya sambil melepaskan resleting celananya. Minho memejamkan matanya saat benda tumpul itu menyentuh bokongnya.
"Apa kita perlu pemanasan?" Tanyanya sambil meremas milik Minho. Pria manis itu pun mengangguk.
Pria itu memasukan jarinya ke anal milik Minho. Karena sudah hafal dia tak perlu repot-repot untuk mencarinya.
Minho tersentak saat pria itu memainkan area sensitif miliknya. Suara desahan itu tidak bisa dia tahan.
"Apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba aku kebingungan sayang" katanya sambil melepaskan itu. Minho sudah sangat menunggu, sejak tadi penisnya sudah ereksi.
"Ayo masuk kak" katanya. Pria itu kemudian menaikan kaos Minho untuk mencari puting milik si manis.
"Ahhh" Minho mendesah saat dia meremas keduanya dengan seksual.
"Kak aku mohon" katanya.
Pria itu kemudian memasukan penisnya ke anal Minho perlahan sambil memegangi tubuh Minho.
"Ahhh..ngghhh ahhh" Minho tidak bisa mengontrol mulutnya.
"Nghh Kak pelan-pelan" kata Minho saat pria itu mulai menghentakannya dengan keras. Sang suami merasa puas saat merasakan perut Minho membuncit karena dirinya.
"Kau ingin kita segera punya anak kan?" Tanya pria itu. Minho langsung mengangguk sambil terengah-engah.
"Jadi malam ini kita harus bekerja dengan ekstra" katanya kemudian dia langsung menggempur lubang itu.
Minho terengah-engah saat itu, ini sekitar pukul 3 malam hampir 4 jam mereka sudah lalui bersama. Lubangnya sudah basah karena cairan sperma milik sang suami.
"Ini lap" katanya sambil memberikan Minho tisu. Pria manis itu berusaha bangun. Tubuhnya benar-benar lelah setelah kegiatan panas tadi.
Saat Minho membuka kakinya, pria itu merebut tisu itu dan mengelapnya untuk Minho.
"Aku tidak sabar menunggu" katanya. Minho hanya tersenyum pelan, hampir dua tahun mereka menikah tapi Minho masih belum hamil juga.
"Sekarang kita tidur, kau besok kan bekerja" katanya. Minho mengangguk dan dia memeluk pria itu. Mereka tidur tanpa menggunakan pakaian.
"Kakak kapan akan bekerja lagi?" Tanya Minho.
"Kau lelah mengurusi aku ya?" Tanyanya.
"Tidak Kak, bukan itu maksud ku. Jika kau bekerja kita kan jadi punya yang tanbahan" kata Minho. Pria itu terlihat sinis mendengarnya.
"Minho sebaiknya kau tidur dan jangan membahasnya. Aku tidak mau mood ku jelek karena pertanyaan mu itu" katanya. Minho pun mengangguk dan tidur di pelukan suaminya.
***
Minho memegang pinggangnya, benar-benar sangat nyeri. Hampir setelah dia berhubungan suami istri dia selalu sakit.
"Sepertinya karena dia terlalu keras dan agak kasar" gumam Minho sambil mengusap pinggangnya.
"Minho kenapa hanya duduk ayo bekerja" kata rekan kerjanya pada Minho. Hari ini sepertinya adalah hari yang beruntung bagi Minho. Untuk pertama kalinya dia mendapatkan makanan gratis dari tempatnya bekerja.
"Akhirnya aku makan enak" batin Minho sambil makan. Semua orang di sana juga nampak sangat senang karena itu.
"Wah enak ya, aku mau coba juga" suara itu membuat Minho menghela napas. Karena ramai dia jadi tidak bisa bicara dengannya. Minho takut mereka menganggap dirinya gila karena mengobrol sendirian.
"Makanan apa itu? Sepertinya enak" katanya seperti biasa. Dia berusaha mengajak Minho mengobrol tadi terus didiamkan.
"Stttttt" Minho mengatakan itu. Seketika semua orang di saja terdiam.
TBC
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
FanfictionSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan