"Minho mulai besok aku akan kembali bekerja, jadi kau di sini sendirian tidak apa kan?" Tanya Chan saat mereka tengah makan malam di meja.
"Tidak apa Chan, aku akan menjaga rumah mu dengan baik" katanya. Chan tersenyum mendengar itu.
"Kau bekerja di mana?" Tanya Minho mulai mengobrol.
"Aku? Hmmm aku hanya seorang karyawan di sebuah kantor" kata pria itu. Minho pun mengangguk pelan, tapi sepertinya pekerjaan Chan tidak sebanding dengan rumahnya yang bagus.
"Kau bekerja di bagian apa?" Tanya Minho lagi.
"Aku di bagian karyawan biasa. Minho ayo makan dulu jangan bicara nanti kau tersedak" kata Chan. Minho pun mengangguk dan makan dengan diam.
Minho terkejut melihat Chan dengan jas formalnya turun dari tangga. Penampilannya terlihat sangat berbeda dari biasanya.
"Chan kau mau bawa bekal?" Tanya Minho sambil menyiapkan makanan untuk pria itu.
"Minho besok saja ya, hari ini aku sudah terlambat" kata Chan sambil memakai dasinya. Minho mengangguk dan dengan cepat menghidangkan makanannya.
"Aku pergi ya, bos ku sudah menunggu" kata Chan sambil berlari keluar rumah. Minho mengangguk dan melihat pria itu pergi.
"Aku lupa membangunkan dia tadi iss" kata Minho yang menjadi merasa bersalah.
Minho mulai bekerja di sana, pria itu benar-benar sibuk dari pagi sampai siang membersihkan rumah itu.
"Huh bisa-bisanya dia sendirian tinggal di rumah sebesar ini" kata Minho sambil duduk di depan kolam. Pria manis itu kemudian bercermin dari sana.
"Sepertinya kolam ini dalam" kata Minho lalu dia langsung pergi menjauh dari sana karena takut jatuh.
Suatu hari, saat Minho menyiram tanaman Chan tiba-tiba pria itu datang. Ini benar-benar hal yang sangat tidak biasa.
"Chan kau sudah pulang?" Tanya Minho. Biasanya Chan pulang pukul lima atau enam sore. Tapi kali ini dia pulang pukul dua siang.
"Minho mulai sekarang tiap Sabtu minggu aku akan libur" katanya. Minho pun mengangguk.
"Baiklah, kau istirahat lah " katanya dengan melambai pada Chan.
"Minho aku meminjam skuter di teman ku, nanti Sore kita jalan-jalan ya naik sekuter" kata Chan. Minho menaikan salah satu alisnya.
"Kau bisa mengendarainya?" Tanya Minho.
"Tentu saja, dulu saat aku kuliah aku sering jalan-jalan dengan skuter ke pantai" katanya sambil mencewer pipi Minho dengan gemas.
"Ohh begitu, baiklah aku akan menemani mu" kata Minho sambil mengancungkan jempol.
"Mobil ku aku titip ya" kata Chan pada temannya.
"Baik Tuan Chan" katanya sambil menunduk memberikan hormat. Minho agak terkejut mendengarnya, tapi Chan langsung menyenggol kaki pria itu.
"Eh Chan maksudnya haha" katanya sambil tertawa. Chan lalu menghidupkan skuter itu.
"Ayo Minho naik" kata Chan. Minho yang sudah memakai helm itu pun naik dengan ragu. Minho memegang baju Chan untuk berpegangan.
"Chan hati-hati, tempat duduknya sedikit" kata Minho saat Chan mulai melakukannya. Pria itu nampak menepi sebentar.
"Coba berpegangan dengan baik Minho" katanya. Minho kemudian memegang kedua bahu Chan.
"Sudah Chan" katanya. Chan menghela napas, dia lalu melingkari tangan Minho di pinggangnya.
"Seperti ini, peluk dengan erat kan aman" katanya. Minho menjadi gugup saat memeluk Chan dari belakang. Di perjalanan mereka hanya diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
FanfictionSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan