INVISIBLE PART 10.

573 67 5
                                    

Minho terkejut saat merasakan nyeri di pahanya. Saat membuka mata dia pun melihat pria itu tengah membawa jarum suntik.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Minho langsung bangun dari kasurnya. Pria itu terlihat tak panik sama sekali sambil membuang jarum itu.

"Sebantar lagi anak haram itu akan gugur" katanya. Minho terkejut mendengar itu.

"Kenapa kau mengatakan itu? Ini anak mu" katanya. Pria itu mendecik dan bangun. Minho mulai merasakan nyeri di perutnya.

"Itu bukan anak ku" katanya. Minho berusaha bangun dari sana.

"Kau tega sekali" kata si manis sambil memegang perutnya yang semakin lama semakin sakit.

"Aku mandul, jadi itu bukan anak ku. Kau diam di sini sampai dia keluar" katanya keluar sambil menutup pintu. Minho berusaha menggedor-gedor pintu tapi pria itu ternyata menguncinya dari luar.

"Tolong !! Lepaskan aku. Ini sakit sekali ahh" Minho menjerit kesakitan. Pria itu tersenyum lalu pergi.

"Aku akan belikan obat, jadi diam di rumah" katanya. Minho menangis lagi mendengar itu, bagaimana pun ini adalah anaknya.

"Dia benar-benar tega hiks" kata Minho sambil menangis di depan pintu. Nyeri itu semakin menjadi-jadi, terlihat darah mulai keluar dari selangkangannya.

"Minho" kata Chan tiba-tiba ada di dalam sana.

"Chan tolong aku, dia menggugurkan anak ku lagi" kata Minho sambil menangis. Chan berusaha menyentuh Minho tapi gagal.

"Minho bagaimana ini" kata Chan panik. Jika meminta pertolongan pun tidak ada yang akan bisa melihat dirinya selain Minho.

Sampai Minho merasakan semua isi perutnya keluar. Tempat yang dia duduk saat ini sudah tergenang darah. Chan hanya diam saja melihat itu, dia seperti sangat tidak berdaya melihat Minho.

"Maafkan aku Minho, maaf" katanya. Minho nampak masih syok dan hanya bengong saja.



Minho berhenti bekerja, jujur dia sudah sangat menyerahkan sekarang. Apapun yang terjadi dia harus menghadapinya.

"Berikan aku uang untuk membeli rokok" tiba-tiba pria itu menahan tangan Minho.

"Aku tidak punya uang Kak, aku sudah berhenti bekerja" kata Minho. Pria itu kemudian langsung menampar Minho.

"Lalu siapa yang akan mencari uang?" Tanyanya sambil berteriak. Minho hanya diam saja, dia sudah sangat lelah sebenarnya.

"Kakak kan katanya bekerja" kata Minho sambil menelan ludah.

"Dasar pria brengsek, tidak ada gunanya" kata pria itu. Minho lalu ditarik keluar oleh pria itu.

"Jika tidak mau bekerja jual diri mu" katanya. Minho berusaha memberontak dan melepaskan tangannya.

"Aku tidak akan menuruti kemauan mu lagi, cepat tanda tangan surat perceraiannya" kata Minho. Pria itu kemudian kembali menampar Minho untuk kesekian kalinya.

"Enak saja, kau kira bercerai itu tidak perlu uang?" Tanyanya. Minho hanya diam saja saat itu sambil menunduk.

"Aku akan meminjam uang di bank untuk perceraian kita, jadi tanda tangan saja" kata Minho dengan nada lirih. Pria itu tersenyum kemudian dia keluar dari sana.

Karena masih sakit, Minho pun tidur siang itu. Chan nampak terus menemani Minho ke mana pun dia pergi.

"Apa kau tidak bosan mengikuti ku?" Tanya Minho sambil merebahkan diri.

"Tidak, aku menyukai mu" kata Chan. Minho hanya diam saja, hatinya saat itu sedang tidak baik apapun orang katakan dia akan biasa saja.

"Tidur lah Minho, semoga kau cepat sembuh ya" kata Chan. Minho memejamkan matanya tanpa menanggapi pria itu.

Chan diam di sana sambil duduk di tepi ranjang Minho. Dia terus menatap pria manis itu.

"Kira-kira apa yang akan terjadi pada mu saat aku pergi nanti? Apa kau akan baik-baik saja?" Gumam Chan.

"Apa artinya aku tidak akan pernah bertemu dengan mu lagi?" Gumam Chan lagi. Seketika dia ingin menangis, walaupun dia hanya hantu tapi jujur Chan sungguh menyukai pria ini.

"Aku sangat menyesal tidak bertemu dengan mu saat aku hidup" katanya lagi sambil menutup wajahnya. Jika saja dia lebih awal bertemu dengan Minho maka dia akan melindungi pria ini.





Suara pintu itu terdengar, Chan langsung bangun saat si brengsek sialan itu masuk.

"Aiss dia tidur" katanya sambil menatap Minho. Di tangannya sudah berisi amplop tebal.

"Hai! Bangun" kata pria itu sambil menepuk pipi Minho. Chan ingin sekali menendang pria ini, tapi sayangnya dia tembus pandang.

"Minho bangun" katanya. Minho lalu membuka mata.

"Aku meminjam uang atas nama mu" kata pria itu saat Minho bangun. Minho langsung terkejut dan melihat amplop cokelat itu.

"Apa? Kenapa kau melakukan itu?" Tanya Minho langsung bangun.

"Karena kau tidak memberikan aku uang, jadi aku pinjam saja di bank" katanya. Minho benar-benar panik karena itu, dia kemudian berusaha mengambil amplop itu.

"Hai! Ini uang ku" katanya sambil mendorong Minho ke kasur.

"Ini dokumennya, jika kau tidak bisa melinasinya dalam satu tahun. Rumah ini akan disita" katanya. Minho langsung terbelakak mendengarnya.

"Kak apa kau gila? Ini rumah ayah ku kenapa kau berani?" Tanya Minho yang panik, dia sampai ingin menangis saat melihat nominal uangnya.

"100 juta? Aku dapatkan dari mana uang sebanyak ini? Kau kenapa sangat jahat Kak? Hiks" kata Minho sambil menangis.

"Makanya bekerja! Jangan hanya tidur di rumah" katanya. Pria itu kemudian pergi dari sana.

"Kak! Berikan uangnya" kata Minho lagi tapi pria itu langsung menendang Minho hingga dia jatuh.

"Jangan macam-macam kau" katanya. Minho mengusap air matanya sambil berusaha mengejar pria itu.











TBC

Jangan lupa vote dan komen ya




Gais aku mau sidang skrip besok, sumpah dendegan 😭

INVISIBLE  [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang