"Stttttt" Minho mengatakan itu. Seketika semua orang di saja terdiam.
"Minho kenapa? Kau menyuruh kami diam?" Tanya mereka. Minho langsung terkejut mendengarnya.
"Bukan, aku hanya" Minho sepertinya salah bicara, mereka terdengar mencibir Minho. Bukannya merasa bersalah, hantu itu malah menertawakan Minho.
"Setan memang selalu jahat" batin Minho sambil makan makanannya.
***
"Terima kasih sudah datang" kata Minho pada pelanggan terakhir di kedai itu.
"Akhirnya pulang" kata rekan kerja Minho yang bernama Hyunjin. Pria manis itu mengangguk dan melepaskan celemek kerjanya.
"Minho masih ada makanan sisa yang tidak berhasil dijual, apa kau mau? Jika tidak aku akan membuangnya" kata yang lain. Minho langsung mengangguk pelan, memang hari ini dia sangat beruntung.
"Ini imbalan mu" kata bos Minho. Pria manis itu menunduk memberikan hormat, dia kemudian menenteng tas kreseknya dan keluar dari sana.
"Untung saja aku mendapatkan makanan, sudah malam semua kedai sudah tutup" kata Minho sambil melihatnya.
"Minho" suara itu selalu memanggilnya tapi Minho hanya diam saja dan cuek.
"Kau manis tapi sangat jutek" kata hantu itu kemudian. Pria manis itu berusaha tidak menghiraukannya.
"Greook" suara itu terdengar lagi.
"Perut mu yang menjawab ku" katanya. Minho lalu melemparkan tatapan galak itu padanya.
"Sudah aku katakan jangan ikuti aku, kau ini ya" kata Minho. Pria itu bukannya pergi tapi malah tersenyum.
"Aku suka dengan pria manis dan galak seperti mu, perpaduannya sangat sempurna" katanya. Minho tidak tahu ini adalah pujian atau tidak tapi saat ini dia sangat kesal pada hantu itu.
Di tengah jalan, Minho melihat suaminya tengah duduk di depan kedai minuman bersama dua orang lelaki. Dari sana terlihat dia sudah sangat mabuk.
"Kak ayo pulang" kata Minho padanya. Pria itu terlihat terkekeh pelan melihat Minho.
"Lihat lah, kau sudah dijemput oleh bidadari ini" kata salah satu mereka sambil menyentuh jari Minho. Pria manis itu menelan ludah dan langsung menghindar.
"Ayo Kak ini sudah malam, aku sudah membawa makanan untuk mu" katanya. Pria itu kemudian merampas kresek yang dibawa Minho.
"Apa ini? Kau menyebutnya sebagai makanan? Ini hanya makanan sisa, buang saja di tempat sampah" katanya sambil membuang makanan itu ke trotoar. Minho terbelakak dan berusaha memungut kresek itu.
"Kau cantik tapi makanan mu sampah" kata mereka sambil menertawakan Minho. Pria manis itu benar-benar sedih mendengarnya, dia nyaris meneteskan air mata.
"Kau baik-baik saja kan?" Tiba-tiba pria itu menjongkok di depan Minho. Minho hanya diam saja.
"Kak ayo pulang" kata Minho berusaha membujuk pria itu lagi. Sampai di jatuh karena didorong olehnya.
"Benarkan sangat menyebalkan" katanya pada Minho.
"Pulang kau!" Katanya. Minho berkaca-kaca mendengar itu, dia lalu bangun dari sana sambil membawa kresek itu.
Diperjalanan, Chan hanya diam saja sambil mengekor pada Minho. Saat ini dia sangat tahu suasana hari Minho sangat sedih.
"Ayamnya enak, itu bukan makanan sisa" katanya berusaha menghibur Minho. Pria manis itu menghela napas dan mengangguk.
"Walaupun hanya sisa, ini tetap makanan yang bisa membuat kita kenyang" katanya. Chan tersenyum mendengarnya, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan pria seperti Minho.
"Kau kemana saja pergi? Kenapa aku baru bertemu dengan mu saat aku sudah mati?" Tanya Chan. Minho terkekeh pelan mendengarnya.
"Aku juga tidak tahu, mungkin memang kita tidak pernah ditakdirkan untuk bertemu" kata Minho. Keduanya mulai mengobrol banyak sambil berjalan. Untung saja malam dan suasana sepi.
"Terima kasih ya" kata Minho saat dia sampai di depan rumahnya. Chan tersenyum dan mengangguk.
"Siapa nama mu?" Tanya Minho lagi.
"Hmmm apa aku harus memberitahu mu?" Tanyanya. Minho Pun menaikan salah satu alisnya.
"Ya jika tidak boleh tidak masalah, aku hanya ingin tahu agar bisa mengunjungi makam mu nanti" kata Minho. Chan tersenyum pelan.
"Aku masuk ya, aku sangat mengantuk" kata Minho. Chan mendekat sejenak.
"Bang Chan" katanya. Minho mendengar itu menoleh.
"Apa?" Tanya Minho.
"Nama ku Bang Chan" kata pria itu.
INVISIBLE
EPISODE 4
Minho merasakan tubuhnya sakit dan meriang saat bangun tidur. Tapi dia tidak boleh sakit. Pria manis itu pun bangun dari ranjang. Saat dia bangun, Minho tak sengaja menginjak kaki suaminya yang tidur.
"Aiss kau ini! Tidak punya mata ya?" Tanyanya sambil membentak Minho. Minho menunduk sambil meminta maaf.
Dia pun bersiap-siap seperti biasa dan langsung berangkat bekerja. Suasana benar-benar sangat dingin dia rasakan. Padahal Minho sudah memakai pakaian yang sangat hangat saat keluar.
"Minho apa kau sakit?" Tanya Chan tiba-tiba. Pria manis itu pun mengangguk dengan wajah pucatnya.
"Sepertinya aku demam" katanya. Chan benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
"Minho sebaiknya kau singgah ke apotek sebentar, beli obat untuk deman. Harganya tidak mahal kok" kata Chan. Minho pun mengangguk karena dia benar-benar tidak tahan.
Setelah makan roti itu, Minho pun minum obat sesuai dengan saran Chan.
"Hmmm apa berasa lebih baik?" Tanyanya. Minho mengangguk dengan wajah pucatnya.
"Seharusnya kau istirahat di rumah hari ini" kata Chan yang prihatin.
"Jika aku tidak bekerja aku tidak akan punya uang untuk makan dan membayar tagihan" kata Minho pada Chan. Jujur Chan benar-benar kasihan dengan Minho.
"Andai saja aku bertemu dengan mu lebih dulu, maka aku tidak akan membiarkan mu menikah dengan dia" kata Chan. Minho seketika tertawa.
"Kenapa?" Tanya Minho.
"Dia jahat, kasar dan sepertinya hanya memanfaatkan mu" katanya. Minho hanya mendengarnya ocehan dari Chan. Dia itu hantu, jadi Minho tahu dia hanya berusaha menghasut Minho saja.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
Fiksi PenggemarSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan