INVISIBLE PART 16.

562 59 5
                                    

Ting....tong...

Ting......
Tong.....


Suara bel pintu itu membuat Minho terbangun, pria manis itu langsung mengambil jaket dan keluar dari kamarnya.

"Tunggu sebentar" katanya dengan menuruni tangga.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Minho saat melihat sepasang pria dan wanita berumur lima puluh tahunan di depan pintu.

Keduanya menatap Minho dari atas sampai bawah, hal itu membuat Minho menjadi tidak nyaman.

"Tuan dan Nyonya, Tuan Chan saat ini tidak ada di rumah" kata pria manis itu. Mereka kemudian masuk melalui Minho tanpa menjawab.

"Kami tidak ingin bertemu dengan Bang Chan" katanya. Minho berjalan mendekat dan menunduk.

"Ada yang bisa saya bantu untuk kalian?" Tanya Minho. Wanita itu tiba-tiba memegang dagu Minho. Dia menatap wajah manis yang saat ini tengah pucat itu.

"Nama mu?" Tanyanya kemudian.

"Lee Minho Nyonya" jawab Minho dengan spontan.

"Siapa yang membawa mu kemari?" Tanya pria itu tiba-tiba.

"Tuan Chan yang membawa saya, di sini saya bekerja sebagai asisten rumah tangga" kata Minho sambil menunduk. Pria itu kini tersenyum miring.

"Bisa-bisanya Chan membuang banyak uang untuk pria ini" kata pria itu dengan terkekeh. Minho hanya diam saja sambil menunduk, aura kedua orang ini benar-benar sangat mendominasi.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Minho lagi. Wanita itu lalu memegang bahu Minho.

"Ada" katanya.

"Keluar segera dari rumah ini, kami tidak mau anak kami digoda oleh mu pelacur" kata wanita itu. Mendengar sebutan itu membuat tubuh Minho bergetar.

"Kau kira kami tidak tahu, siapa sebenarnya kau? Pria yang pernah kau tidur salah satunya adalah Kim Seungmin kan?" Katanya. Minho tidak bisa menjawab, dia hanya menunduk diam saja.

"Chan masih lajang dan belum menikah, jadi jangan ganggu dia. Jika kau masih bersikeras, maka nyawa mu akan jadi taruhannya" kata pria itu. Minho masih menunduk takut saat itu.

Brakk......

Suara pintu itu dibanting saat mereka keluar. Minho meneguk salivanya, tapi apa yang mereka katakan benar adanya. Walaupun terpaksa Minho memang sudah pernah menjual dirinya demi uang.

"Minho? Kau kenapa?" Suara itu membantu Minho menoleh. Chan datang dengan keadaan bingung dengan pakaian kantornya.

"Tidak ada Chan" katanya kemudian tersenyum. Chan juga membalas senyuman itu dan mendekat.

"Minho aku lapar, apa kau ada memasak?" Tanyanya. Minho mengangguk dan langsung pergi menuju ke dapur.

Minho hanya menatap pria itu makan, Chan terlihat agak sibuk dengan ponselnya juga.

"Apa sebenarnya pekerjaan mu?" Tanya Minho padanya lagi.

"Aku hanya pegawai biasa" jawab Chan seperti biasa. Minho pun mengangguk, dia sudah cukup dengan jawaban yang sama.

"Tadi ibu dan ayah datang kan? Katanya besok akan ada acara keluarga. Minho apa kau tahu, salju sudah turun di perbukitan" kata Chan. Minho pun mengangguk dia juga sudah mendengar berita itu di TV.

"Ada acara ski besok, kau mau ikut kan Minho?" Tanya Chan. Minho menjadi ingat dengan perkataan kedua orang tua Chan tadi.

"Minho? Kau dengar kan?" Tanya Chan sekali lagi. Minho pun mengangguk sambil tersenyum.

INVISIBLE  [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang