INVISIBLE PART 2.

838 84 4
                                    

Minho berusaha mencari sisa makan di kulkas, jika dia tidak makan malam ini mungkin dia tidak akan bisa tidur. Apalagi penyakit maag yang dia punya akhir-akhir ini mulai sering kambuh.

"Untung saja masih" kata Minho saat melihat dua lembar roti tawar.

"Tapi sudah lewat tanggal kadaluarsanya" kata pria manis itu. Tapi saat perutnya berbunyi dia jadi tidak peduli dan mulai membuat makanan untuknya.

Minho akhirnya makan, walaupun sedikit.

"Minho!!" Teriak pria itu dari ruang TV. Pria manis itu kemudian memasukan semua makanannya dan berlari ke sana.

"Iya Kak?" Tanya Minho sambil menutup mulutnya.

"Mana uang nya aku kau keluar" kata pria itu. Minho mendekat dan merogoh kantongnya.

"Ini kan sudah malam, kau kau ke mana?" Tanya Minho dengan halus. Pria itu tiba-tiba menggeprak meja dan menatap Minho dengan tatapan marah.

"Kau sudah mulai mengatur hidup ku ya? Aku hanya ingin membeli rokok keluar" katanya. Minho seketika takut, dia lalu mengambil uang yang baru saja dia dapatkan tadi.

"Kau ini memang ya" katanya merebut uang itu dengan paksa.

"Kenapa sangat sedikit? Mana lagi?" Tanya pria itu sambil mencengkram leher pakaian Minho.

"Katanya hanya beli rokok kan?" Tanya Minho. Pria itu langsung mendorong tubuh Minho dengan kasar.

"Hai! Berikan semua uangnya. Jika tidak aku akan memukuli mu" katanya. Minho seketika bergetar, dia kemudian berlari menuju kamarnya.

"Hanya ini" kata Minho sambil memberikan uang itu. Pria itu terlihat tersenyum dan mengusap rambut Minho.

"Kau istri yang buruk, lain kali carilah banyak uang" katanya. Minho hanya menunduk tanpa menatap pria itu.

"Kau sudah hamil?" Tanyanya kemudian. Minho menggeleng.

"Iss menyebalkan, seharusnya kau periksa ke dokter. Dasar mandul" katanya. Minho hanya diam saja mendengar itu. Setelah pria itu pergi pria manis itu baru merasa lega.

"Dia sangat berubah sekarang" kata Minho sambil naik ke kamarnya. Hampir dua tahun dia menikah dengan pria itu.

"Bagaimana jika kalian tidak pergi" kata si manis sambil menatap foto keluarga mereka. Di mana di sana ada ayah, ibu dan kakak Minho.

"Aku sangat merindukan kalian" katanya dengan berkaca-kaca.














INVISIBLE

INVISIBLE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EPISODE 2








"Minho ayo ke sini!" Mendengar itu Minho langsung berlari ke sana. Pria manis itu kemudian membantu temannya mengangkat kardus itu.

"Kau sangat lemah, apa tidak pernah makan?" Sindir teman kerjanya. Minho hanya diam saja sambil terkekeh pelan.

"Maaf ya aku belum sarapan" kata si manis.

"Kita juga belum" kata yang lain. Minho seperti terpojokan di sana.

"Tidak masalah, kalian pergi  dan Minho kerjakan pekerjaan yang lain" kata bosnya. Minho pun mengangguk dan pergi kembali bekerja.

Saat makan siang, Minho hanya duduk sambil bersandar di gudang mall itu. Semua pekerja saat itu tengah makan siang.

"Hai" suara itu membuat Minho hanya diam. Dia tahu siapa pemilik suara itu. Pria itu lalu duduk di sampingnya sambil ikut bersandar di tumpukan kardus snack itu.

"Kau tidak makan?" Tanyanya. Minho mendengar kata makan menjadi tergiur. Tapi dia tidak bisa membelanjakan uangnya sembarangan. Banyak sekali tagihan yang harus dia bayar.

"Aku tahu kau dengar" kata pria itu lagi. Minho menghela napas dan mengambil ponsel. Dia berusaha menghabiskan waktu istirahat siangnya untuk memainkan ponsel.

"Kau melakukan apa?" Tanya pria hantu itu lagi. Usaha Minho untuk menghindari hantu itu pun berhasil. Kini hantu aneh itu tak terlihat di pandangannya.

"Sepetinya dia kapok" batin Minho sambil terkekeh pelan. Saat dia menumpuk kardus berisi mie instan itu tiba-tiba kardusnya oleng dan jatuh.

"Ya Tuhan" kata Minho sambil menunduk, tak ada kardus mie itu yang menimpa dirinya. Matanya melihat celana kain hitam itu.

"Untung ada aku" suara itu membuat Minho menoleh. Pria manis itu kemudian menghela napas.

"Sebenarnya aku tidak mau bicara dengan hantu, tapi terima kasih" kata Minho sambil menunduk memberikan hormat. Pria itu terlihat tersenyum dan mengangguk.

"Minho apa yang kau lakukan? Ayo ke sini" suara itu membuat Minho berlari ke sana.

Setelah kejadian itu, hantu itu terus mengikuti Minho ke mana pun Minho pergi. Dia terus mengoceh tidak jelas, tapi Minho tidak menanggapinya.

"Selesai" kata Minho saat berhasil menutup kedai itu. Hari ini uang yang dia dapatkan bekerja di dua tempat lumayan banyak.

"Aku akan simpan setengah" katanya. Saat dia akan menyimpan tiba-tiba sang suami datang.

"Berikan" katanya sambil merenggut uang itu dari Minho.

"Tapi Kak ini untuk membayar tagihan" kata Minho.

"Itu urusan mu, sekarang ini uang untuk ku. Jadi kau cari uang lagi untuk membayar tagihannya" kata pria itu sambil mendorong kepala Minho ke belakang.

"Kak jangan, aku bekerja keras untuk mencari uang ini. Berikan aku setengah ya" kata Minho yang sudah berusaha berbicara dengan baik-baik.

"Pugg"

Pria itu memukuli Minho sampai pria itu tersungkur ke tanah. Minho nampak meringis sambil memegang perutnya.

"Kau sangat keras kepala ya Minho, lebih baik kau rajinlah bekerja" katanya lalu pergi dari sana.

"Kakak juga harus kerja!" Teriak Minho sambil berkaca-kaca. Pria itu saat ini terlihat mengepalkan tangan.

"Ohh kau berani meneriaki aku?" Tanyanya berjalan ke arah Minho. Pria manis itu menunduk, jujur dia sangat takut. Tiba-tiba kaki itu menginjak bahu Minho.

"Jangan banyak bicara ya, kau beruntung sudah mau aku nikahi. Hanya aku yang kau punya, jadi jangan macam-macam" kata pria itu kemudian dia pergi dari sana.











TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INVISIBLE  [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang