Minho terus menangis pagi itu, dia merasa dirinya sudah seperti barang saat ini.
"Aku tidak kuat hiks" katanya kembali sesenggukan.
"Minho ternyata kau di sini" suara itu tak membuat Minho berhenti menangis. Chan sangat terpukul melihat keadaan Minho seperti itu. Banyak sekali bagian tubuhnya yang membiru karena pria mesum dan brengsek itu.
"Chan maafkan aku, aku tidak percaya pada mu" katanya. Chan menganguk dan menatap Minho. Air matanya seketika menetes melihat pria ini.
"Minho aku tidak bisa membantu mu, sepertinya keberadaan ku benar-benar sangat tidak berguna" katanya. Minho kemudian menatap Chan.
"Wajah mu" kata pria itu. Chan kembali merasakan darah itu mengalir dari keningnya.
"Ini wujud asli ku" katanya. Minho melihat darah itu keluar tak berhenti-berhenti dari sana.
"Apa kau mengalami kecelakaan waktu itu?" Tanya Minho. Chan menganguk sambil menunduk.
"Apa kau tidak takut?" Tanya Chan. Minho menggeleng pelan.
"Boleh aku menyentuh wajah mu?" Tanya Minho kemudian. Chan menatap pria manis itu, tangan Minho mendekat dan berhasil menyentuh wajah Chan. Chan merasakan tangan hangat itu menyentuh wajahnya.
"Minho jika aku bisa berharap saat aku hidup kembali nanti, aku ingin menikah dengan mu" katanya. Minho hanya tersenyum mendengar itu.
"Saat kehidupan selanjutnya aku ingin kita bertemu lagi" kata Chan padanya.
Sesulit apapun, Chan pasti bisa menghibur Minho. Ke mana pun dia pergi, karena itu membuat Minho menjadi agak lega.
"Minho aku mendengar ada paket diskon di depan. Kau sebaiknya makan dulu sebelum bekerja lagi" katanya. Minho pun mengangguk dan pergi ke sana. Dia makan ditemani Chan, walaupun terlihat aneh tapi Minho senang ada yang selalu bersamanya.
"Apa kau ingat siapa diri mu?" Tanya Minho pada Chan untuk kesekian kalinya. Pria itu pun menggeleng pelan, sejauh ini dia hanya ingat beberapa saja tentang kehidupan lamanya.
"Aku berharap kau tenang di sana nanti" kata Minho lagi.
"Apa aku akan pergi?" Tanya Chan. Minho mengangguk mengiyakannya.
"Bagaimana dengan mu?" Tanya Chan. Minho terkekeh pelan dan kembali makan.
"Aku akan baik-baik saja, sama seperti sebelumnya" kata Minho. Chan tersenyum, ini yang Chan paling suka darinya. Minho benar-benar sangat kuat.
Beberapa bulan mereka habiskan bersama, pria itu sejak mendapatkan yang tidak pernah kembali pulang. Awalnya Minho kira dia sudah pergi tapi tidak.
Saat Minho membersihkan dapur, tiba-tiba dia mendengar suara pintu dibuka.
"Minho!" Teriaknya dari luar. Minho menghela napas dan terdiam. Tubuhnya benar-benar bergetar mendengar suara itu.
"Sayang aku merindukan mu" katanya lalu memeluk Minho dengan keadaan mabuk. Pria manis itu hanya diam dan berusaha membawa suaminya ke kamar.
"Kak aku sudah membuatkan mu sup, nanti makan ya" kata Minho yang akan berangkat bekerja. Pria itu membuka matanya lalu mengangguk.
"Carilah uang yang banyak, jika tidak aku akan menjual rumah mu" katanya. Minho hanya mengangguk dan pergi dari sana.
"Kenapa si brengsek itu kembali" kata Chan kesal di samping Minho. Pria manis itu juga merasa aneh.
"Kenapa orang baik dan sempurna seperti mu bisa menikah dengan pria brengsek seperti binatang itu" umpat Chan yang sangat kesal.
"Chan dia suami ku" katanya. Chan lalu mengangguk.
Minho menghabiskan harinya sama seperti biasa. Hari ini sangat melelahkan, Minho sudah berusaha untuk mengumpulkan uang lagi.
"Uang mu banyak" kata Chan saat melihat pria itu.
"Iya, aku mengumpulkannya" kata Minho.
"Untuk apa? Semua tagihan mu sudah lunas kan?" Tanya pria itu.
"Aku ingin bercerai dengan dia" kata Minho. Chan seketika ceria mendengar itu.
"Minho bukannya aku bagaimana tapi kali ini aku mendukung keputusan mu. Kau juga layak hidup bahagia" kata Chan. Minho pun mengangguk pelan dia benar-benar sudah tidak sabar berpisah dengan pria itu juga.
"Aku hamil?" Tanya pria manis itu saat mendengar hasil pemeriksaan. Dokter mengangguk dan tersenyum pada Minho.
"Aku sudah meresepkan mu vitamin, jadwal kontrolnya satu bulan lagi. Jangan sampai telat" katanya. Minho hanya mengangguk dan pergi.
Tekad bulat Minho untuk bercerai menjadi berkurang sekarang. Jika dia melakukan itu maka anaknya tidak akan punya ayah.
"Bagaimana ini?" Gumam Minho saat sampai di depan rumah.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan saat itu. Minho menoleh dan menganguk.
"Aku akan masuk ke dalam" katanya.
Mata Minho benar-benar terbelakak melihat rumahnya sudah sangat berantakan.
"Akhirnya kau pulang! Beraninya kau memberikan surat ini untuk ku" katanya. Minho menghela napas pelan.
"Aku sudah lelah, sebaiknya kita berpisah" kata Minho. Pria itu mendekat dan mencengkram leher baju Minho.
"Sampai kapan pun aku tidak akan mau bercerai" katanya kemudian mendorong tubuh Minho dengan kasar ke lantai. Minho seketika menangis saat itu.
"Rumah sakit memberikan ku email, hasil pemeriksaan mu. Katanya kau hamil jadi jangan macam-macam" katanya. Minho hanya diam saja saat itu tidak menjawab.
Chan melihat itu, dia lalu mendekat dan menjongkok di depan Minho.
"Minho" panggilnya lagi. Pria manis itu pun menangis keras di hadapana Chan, semuanya benar-benar tidak bisa dia tahan lagi.
"Dia benar-benar menghancurkan hidup ku" kata Minho pada Chan. Chan hanya bisa diam dan menatap Minho saja. Seandainya dia bukan hantu mungkin pria itu tidak akan bisa lolos dari dirinya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
FanfictionSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan