Ocehan Chan benar-benar membuat Minho terhibur.
"Padahal kau itu tipe ku, jika saja aku bisa hidup mungkin aku akan menikahi mu" kata Chan lagi. Minho hanya terkekeh mendengarnya. Dari pagi sampai malam Chan terus mengikuti Minho bekerja.
"Apa kau tengah mengatakan perasaan mu pada ku?" Tanya Minho lagi. Chan tiba-tiba menatap ke arah lain.
"Bukan begitu, kita saat ini kan tengah membicarakan suami mu" kata Chan. Minho pun mengangguk pelan.
"Kau sangat lucu" kata Minho. Mendengarnya membuat Chan tersenyum, akhirnya dia punya teman untuk berbicara.
"Dengar ya Chan, apapun yang kau katakan. Dia tetap suami ku" kata Minho menegaskannya.
"Apa kau mencintai dia?" Tanya Chan lagi. Minho agak terdiam mendengarnya.
"Ya tentu" katanya.
"Ohh begitu" kata Chan. Minho lalu menceritakan semua yang terjadi padanya sampai bisa menikah dengan pria itu. Di sana Chan baru paham.
"Jadi kau hanya menggantikan kakak mu ya?" Tanya Chan. Minho pun mengangguk pelan.
"Saat kakak ku di rumah sakit, dia mengatakan padaku untuk menggantikan dia menikah dengan suami ku. Jadi kedua orang tua ku menikahkan aku dengannya" katanya.
"Jadi kau tidak menyukai dia?" Tanya Chan lagi.
"Sebenarnya sebelum menikah, aku sudah menyukai dia. Dia dulu adalah teman kakak ku dan sering pulang. Dia juga adalah kakak kelas ku. Saat itu aku sangat kagum dan menyukai dia" kata Minho.
Chan hanya mengangguk saja, dia baru tahu jika ini yang dimaksud dengan cinta itu buta.
"Hmmm begitu" kata Chan. Minho pun mengangguk pelan, karena keasikan mengobrol Minho pun sudah sampai di depan rumah mereka.
"Kau..." Minho tiba-tiba merasakan ponselnya bergetar.
"Minho. Aku menunggu mu di tempat kesukaan mu. Aku ingin minta maaf dan merayakan hari pernikahan kita. Pakai baju yang cantik ya"
Minho langsung merona membaca pesan singkat itu dari suaminya. Entah kenapa tiba-tiba air matanya menetes.
"Kau kenapa?" Tanya Chan.
"Tidak, aku lupa sekarang adalah hari jadi pernikahan ku" katanya. Chan hanya terdiam mendengar itu.
"Katanya dia menunggu Chan, aku harus siap-siap" katanya sambil berlari masuk ke dalam rumah. Minho langsung berdandan secantik mungkin malam itu.
Di sisi lain, Chan nampak duduk di depan rumah Minho sambil menatap langit malam.
"Ini sudah tengah malam kenapa harus merayakannya keluar?" Tanya Chan yang merasa agak aneh. Suara pintu itu terdengar dari dalam, Chan benar-benar terpana melihat penampilan Minho.
"Minho?" Tanya Chan yang terdiam melihat pemandangan indah itu."Kau kenapa?" Tanya Minho saat melihat Chan.
"Tidak ada, kau cantik" katanya. Minho terkekeh pelan, dia lalu berlari pergi dari sana. Chan nampak mengekori Minho ke tempat itu.
"Dia di mana ya?" Tanya Minho yang sangat kegirangan.
"Minho aku merasa agak aneh, kenapa suami mu harus menunggu mu di luar. Ini sudah sangat malam" kata Chan.
"Aku juga tidak tahu Chan" katanya. Dia kemudian menelepon pria itu.
"Sayang aku di sini...." Setelah mendapatkan tempat yang tepat Minho langsung pergi mencari suaminya.
Minho melihat pria itu ada di sana, dia terlihat sedang mengobrol dengan seseorang.
"Kak" kata Minho datang dengan ceria. Pria itu tersenyum pada Minho.
"Ini dia orang yang aku ceritakan" katanya. Bahu Minho langsung dirangkul olehnya.
"Bagus, dia cantik berapa harga sewa untuk satu malamnya" kata pria itu. Minho benar-benar tercengang mendengarnya.
"Kak apa ini? Harga sewa apa?" Tanya Minho pada pria itu.
"Minho aku kasihan melihat mu bekerja sangat keras dengan uang yang jumlahnya sedikit itu. Jadi malam ini, tolong layani Tuan ini ya" kata pria itu pada Minho.
Minho langsung berkaca-kaca mendengarnya, teganya pria ini menyewakan Minho.
"50 juta?" Tanya pria itu. Minho langsung menggeleng pelan.
"Deal, jika dia bekerja dengan baik aku berani membayarnya 100 juta" kata pria itu. Pria itu tersenyum dan mengangguk.
"Minho pergilah malam ini dengannya" kata pria itu. Minho langsung menggeleng dan memberontak.
"Tuan tidak, saya istrinya saya tidak bisa melayani anda" kata Minho sambil memohon.
"Tapi suami mu sudah menyewakan mu malam ini, jadi malam ini kau jadi milik ku. Benar kan Tuan Lee?" Tanya pria itu.
"Tepat sekali" Minho pun menggeleng tapi mereka benar-benar memaksanya.
Chan berusaha untuk menahan mereka tapi tidak bisa, pria itu benar-benar tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
Apalagi Minho seperti dibawa ke sebuah dorm aneh. Di mana ada 4 orang di sana.
"Dasar pria brengsek" kata Chan pada mereka. Hatinya benar-benar sangat sakit saat melihat Minho diberikan penyiksaan seperti itu.
"Tolong aku tidak mau ahh" Teriak Minho saat mereka mulai merebut dirinya.
"Minho" kata Chan. Dia berusaha menolong tapi, sepertinya tubuhnya tidak berguna. Chan menangis saat melihat pemandangan itu, tubuh Minho dimainkan bersamaan oleh mereka semua.
"Cantik jangan melawan, ini untuk uang. Kau ingin suami mu bahagia kan?" Tanya pria itu. Minho sudah tidak berdaya, mulut dan lubangnya sudah penuh saat ini. Mereka benar sangat brutal dan bernafsu.
Chan melihat tubuh pria manis itu terkulai lemas tak berdaya. Minho juga saat itu telanjang bulat dan tak memakai apapun. Tubuhnya sudah penuh dengan tanda menjijikan itu menurut Chan.
"Minho maafkan aku" kata Chan berusaha menyentuh wajah Minho. Pria manis itu masih terengah-engah sambil berusaha membuka mata.
"Kau tidak salah" katanya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [BANGINHO] ✔️
FanfictionSemua hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain, namun Minho dapat melihatnya. Warning !! -Bxb -mpreg -kekerasan