Prolog

137 8 2
                                    

---

Bahkan dipagi buta, Seoul sudah terbangun. Seorang wanita berumur 25 tahun sedang merapikan kamarnya, tangannya meraih jepit rambut kecil dan menjepit setengah rambutnya. Sisa rambutnya yg terurai ikut turun saat wanita berparas cantik itu menunduk untuk mengambil ponselnya yg ia letakkan dibawah bantal.

"Ughh...dimana aku meletakannya? Seingatku aku letakkan disini, Jeon Haneul, kau sangat pelupa"

"Nah, ketemu"

Wanita bernama Jeon Haneul itu melihat jam diponselnya, jam masih menunjukkan pukul 4 pagi, jadwalnya untuk membangunkan Ayahnya. Ketika Haneul berjalan menuju kamar Ayahnya, ia terpikir kejadian satu tahun lalu, sebelum Ibu kandungnya pergi meninggalkan mereka.

"Haneul-ah, Eomma ingin kau berjanji sesuatu"

Haneul yg masih menangis itu kemudian pipinya diraba oleh Ibunya, "anak cantik Eomma jangan menangis ya? Eomma ingin Haneul jangan terus berkelahi dengan Oppamu, Jungkook, jaga Appamu nanti sewaktu Eomma tidak ada ya sayang?".

"Apa yg Eomma katakan? Eomma akan pergi? Tega sekali Eomma meninggalkanku sendirian"

"Haneul tidak sendirian nak, Haneul masih memiliki Appa", ucap Ayah Jeon sambil merangkul Haneul.

"Ta-tapi Appa, kenapa Eomma bisa seperti ini? A-apa yg terjadi Appa?"

"Haneul ikut Appa ke ruangan Appa ya? Sayang, aku tinggal sebentar", ucap Ayah Jeon mengusap lembut rambut Ibu Jeon lalu diangguki oleh Ibu Jeon.

---

"Jadi, kenapa Eomma tiba tiba bisa sakit Appa?"

Ayahnya menggeleng dan mengeluarkan air matanya, "jawab Haneul Appa".

Walaupun Haneul tau jika Ayah yg didepannya ini bukanlah Ayah kandungnya karena Ayah kandungnya sudah pergi saat Haneul masih kecil, namun Haneul sudah menyayangi dan menganggap Ayah yg dihadapannya ini seperti Ayah kandungnya.

"Eommamu...di-dia terkena kanker hati nak, penyakit Eommamu baru Appa ketahui sewaktu Eommamu pingsan minggu kemarin. Maafkan Appa nak, Appa tidak bisa menjaga Eommamu"

"Tidak...tidak Appa, ini bukan salah Appa...Haneul sudah tau jika Eomma akan sakit seperti Halmoni dulu", namun baru sebentar Haneul dan Ayahnya meninggalkan Ibu Haneul sebentar, dokter sudah berlarian ke ruangan kerja Ayah Haneul dan memberi taukan kabar yg membuat Haneul tidak makan selama satu minggu itu.

"Tidakkkk....Eommaaaaa"

"Haneul, nak, sabar sayang Appa...sabar anak Appa, A-Appa juga kehilangan Eommamu nak"

"A-Appa....tidak mungkin secepat ini kan?"

Dan tibalah waktu dimana Haneul dan Ayahnya menebar abu Ibunya dilaut didaerah Incheon, "E-Eomma...c-cepat sekali Eomma meninggalkanku".

"H-Harin-ah...sayang, maafkan aku yg tidak bisa menjagamu sampai kau harus pergi seperti ini. Terbanglah kekasihku, aku akan menyusulmu"

---

Dan sekarang Haneul sudah berada didepan pintu kamar yg ia hanya tau jika Ayah Jeon dan Ibunyalah yg pernah berada disana, entah sudah berapa tahun sosok Ayahnya sudah menghilang diingatannya. Ayahnya yg sekarang lebih menyayanginya dari siapapun, Ayah Haneul sangat mementingkan anak anaknya dari pada urusan kantor.

Oleh karena itulah, Ayah Jeon meminta Jungkook yg mengambil alih perusahaan Ayahnya itu.

Tok-

"Appa?"

"Haneul-ah? Masuklah nak"

Haneul memasuki kamar yg suasananya tidak pernah berubah itu, dan Haneul melihat Ayahnya yg sedang terbaring sakit. Yg semakin membuat Haneul khawatir adalah Ayahnya selalu bercerita jika ia bermimpi bertemu dengan Ibunya.

"Appa selalu tau jika setiap jam 4 pagi, anak gadis Appa ini tidak akan lupa menyapa dan mengobrol dengan Appa"

Haneul tertawa kecil dan menggengam tangan Ayahnya yg mulai dingin, "Appa kenapa tanganmu dingin sekali? Apa Appa belum minum obat pagi ini? Haneul buatkan bubur sebentar".

"Tidak usah, Appa tidak membutuhkan itu. Appa hanya ingin Haneul duduk disini, Appa ingin mengatakan sesuatu padamu nak"

"Apa itu Appa?"

"Appa semalam bermimpi bertemu dengan Eommamu, Jang Harin, kami bertemu dan bergandengan tangan ditaman bunga diItaewon tempat pertama aku dan Eommamu bertemu dan jatuh cinta"

"Dan Appa bertemu lagi dengan Eomma dan sekarang dipisahkan lagi", ujar Haenul sedih.

"Lagipula Appa akan segera menyusul Eommamu, kami akan bertemu dan akan bersama lagi"

"Appa jangan berbicara hal omong kosong seperti itu, Appa tau Haenul tidak menyukainya, Appa itu pria yg kuat, Appa pasti sembuh"

"Haenul-ah, Appa ingin menyampaikan sesuatu lagi padamu"

Haneul mengangguk dan tidak melepaskan genggamannya pada Ayahnya, "ya, Appa? Haneul mendengarkan".

"Walaupun kau bukan anak kandungku, tapi rasa sayang Appa padamu tidak akan hilang Haneul-ah. Jika Appa sudah tidak ada nanti, tolong jaga Jungkook, jika perlu nikahi dia, jangan sampai dia larut dalam kekuasaan, ya Haneul-ah?"

"Tidak mungkin Haneul akan menikah dengan Oppa Haneul sendiri, Appa"

"Setelah Appa pergi dan bertemu Eommamu nanti, kalian tidak memiliki ikatan apa apa nak. Kalian berdua akan menjadi orang asing, maka dari itu Appa ingin mengatakan itu pada Haneul"

Haneul mengigit gigit bibir bawahnya, "tapi Haneul tidak bisa berjanji Appa".

"Appa yg akan menagih janji pada Jungkook, Haneul bukannya harus bekerja nak?"

"Masih ada waktu A-"

Tok-

"Appa, ini Jungkook"

"Masuklah Kook-ah"

Haneul memperhatikan tampilan Jungkook yg sudah menggunakan pakaian rapi berjalan dengan sepatu hitam mengkilatnya yg tinggi dan selalu berbunyi jika ia berjalan.

"Oh, ada Haneul rupanya"

"Jungkook, waktu Appa tidak banyak. Jika Appa pergi nanti, kau harus menjaga adikmu ini, jangan pernah kau telantarkan. Aku mengawasimu dari atas nanti, kau dengar?"

"Appa sudah berkata hal itu dari kemarin lusa, kemarin, dan hari ini. Iya Appa, aku berjanji tidak akan menelantarkan bayi ayam ini, bahkan dia masih beruntung tidak kupecat karena pekerjaannya yg malas", ucap Jungkook dengan nada mengejek.

"Siapa yg malas? Sekretarismu itu yg tidak pernah jujur menyampaikan berita tentangku"

"Iya, saling membencilah kalian berdua. Sebentar lagi kalian akan jatuh cinta"

"Appa!", pekik Haneul dan Jungkook bersamaan, Ayah mereka hanya tertawa meledek.

-

-

-

-

Will be continued....

Change Me, JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang