Part II : Choose to Go

58 5 3
                                    

---

Pagi haripun hujan menguyur kota Seoul, tapj hari ini salju juga ikut turun bersama air hujan. Hujan dan salju membasahi batu nisan Ayah Jungkook dan Haneul, dan pagi ini Haneul sudah sempat berpamitan dengan semua penghuni kediaman Jeon. Semalam Haneul diam diam mencari sebuah apartmen dan mendapatkan sebuah apartmen kecil didaerah Hannam-dong, jauh sekali dari Incheon.

"Sepertinya aku akan merindukan kamar luas ini", ucap Haneul sambil tersenyum pahit.

"Ah, Nona sudah turun, sarapan dulu Nona. Tuan Jungkook sebentar lagi akan turun"

"Aku tidak apa, aku belum lapar"

Pelayan yg bernama Jiyeon itu menahan tangan Haneul, "Nona tidak ingin sarapan terkahir disini? Aku akan merindukan Nona, kopi hitam dengan dua sendok teh gula, roti yg dibakar setengah matang dan diberi mentega, selai strawberry dan selai buah peach dan diatasnya diberi cincangan telur dan dua iris daging bacon".

"Astaga Jiyeon, kau membuatku sulit untuk pergi. Baiklah, aku akan sarapan disini"

"Biar saya membawa koper anda ke dalam mobil"

Haneul menggeleng, "aku tidak membawa mobil itu, lagipula mobil itu milik Appa, bukan milikku. Aku akan memesan taksi online saja".

"Baiklah Nona, katakan pada saya jika Nona membutuhkan taksinya nanti"

Haneul hanya menganggukkan kepalanya, tidak tega rasanya ia harus meninggalkan pelayan yg sudah Haneul anggap seperti temannya itu. Tapi ia tidak ingin membebankan Jungkook dengan membiayai hidupnya, Haneul juga sudah memutuskan untuk tidak berhenti dari kantor Jeon, ia akan tetap bekerja disana.

"Selamat pagi semuanya", ujar Jungkook tersenyum pada semua orang diruang makan, wajah Jungkook yg tadinya tersenyum menekuk heran dengan koper koper besar yg berada disamping Haneul.

"Selamat pagi Haneul?"

"Nona Haneul akan kemana? Kenapa membawa koper?", tanya Sekretaris Go yg bertukar tatap dengan Jungkook.

"Hmm...iya, bukankah kita akan mengadakan meeting peluncuran produk baru? Apa kau benar benar akan keluar dari kantor? Dan juga dari rumah ini?"

"Haneul-ah, jawab aku. Kau harus menjawab jika ditanya", bentak Jungkook yg membuat Haneul menghela nafasnya kasar.

"Iya, aku akan pergi. Tapi aku tidak akan keluar dari kantor, usaha dan kerja kerasku selama 7 tahun akan sia sia jika aku keluar begitu saja"

"Tapi apa harus keluar dari rumah ini juga?"

Dengan nada frustasi, Haneul berdiri dan menatap Jungkook dengan ekspresi kesal, "iya, karena aku tidak ingin menikah denganmu. Dan juga aku bukan bagian dari keluarga Jeon, untuk apa aku tinggal dirumah ini lagi? Aku akan sedikit telat karena aku mengurus pindahanku dulu, tolong beri aku keringanan Tuan, terima kasih".

Haneul meraih tas ranselnya dan menarik dua kopernya, "selamat tinggal Tuan Jungkook, mungkin kita tidak akan sering bertemu diluar kantor".

"Tunggu Haneul-ah, kau tidak perlu pergi. Kau bisa tinggal disini tanpa persyaratan yg diberikan itu, semua keputusan ada ditanganku"

"Dan jika aku boleh tau, kenapa kau sangat ingin aku tinggal dirumah ini?"

"Kau orang yg paling tau dan sangat hapal dengan isi rumah ini, sejak aku lulus kuliah aku jarang sekali pulang dan selalu berpergian untuk menggantikan Appa. Bantu aku, bantu aku menjelajahi rumah ini Haneul-ah", ucap Jungkook sambil menarik lengan Haneul.

"Aku sudah menyewa apartmen diHannam-dong selama tiga bulan, bagaimana dengan uang yg sudah aku bayarkan untuk tiga bulan itu?"

"Jauh sekali kau memilih diHannam, hal itu akan ku serahkan pada Pak Go"

Change Me, JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang