Chapter 12

560 56 1
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Gawat aku terlambat," ujar Taehyung yang kini tengah berlari ke mini market tempat dirinya bekerja paruh waktu.

"Sajang-nim, maaf aku terlambat," ujar Taehyung sambil membuka pintu mini market.

Taehyung terdiam sesaat karena tak disangka dia melihat pria yang paling dia benci, siapa lagi jika bukan Oh Sehun.

Taehyung menurunkan pandangannya saat Sehun memasukan suatu bungkus yang tentu dia tahu ke saku celananya.

"Oh, kau temannya Jisoo bukan?" Tanya Sehun tiba-tiba sambil menghampiri Taehyung, "ingat untuk tidak menceritakan apa yang kau lihat saat ini padanya, ya?" Lanjut Sehun sambil berbisik pada Taehyung.

Taehyung mengepalkan tangannya sambil menatap Sehun dengan tatapan penuh amarah.

"Ah Oppa, ayo aku sudah sangat lapar," ujar seorang wanita yang sedari tadi diam di luar mini market kini masuk ke dalam mini market dan menghampiri Sehun.

Wanita itu terlihat bergelayut manja pada Sehun membuat Taehyung tambah menjadi emosi, "Kau.." geram Taehyung.

Sehun tersenyum sambil menepuk bahu Taehyung, "Ingat ucapanku tadi," ujar Sehun dengan tatapan tajamnya "jika tidak, aku tak yahu apa yang akan aku lakukan pada teman masa kecilmu yang bodoh itu." Lanjutnya.

Taehyung tambah mengepalkan tangannya sampai kukunya yang belum dia potong menembus kulit tangannya sehingga mengeluarkan darah segar.

Wajah Taehyung juga memerah karena amarahnya yang dia tahan, mengingat situasi dan kondisinya saat ini tidak memungkinkannya untuk menghajar pria brengsek yang ada di hadapannya kini.

"Wajahmu memerah, kau pasti kesal bukan? Jadi ingatlah perkataanku tadi karena aku tidak main-main," ancam Sehun lalu pergi.

Taehyung menundukkan kepalanya, tangannya yang masih mengepal kini membuat darahnya keluar lebih banyak lagi.

Pemilik mini market yang melihat itu terkejut dan menyadarkan Taehyung dari kemarahannya.

"Taehyung-ah, sadarlah, apa kau mengenalnya? Kenapa kau bisa sampai terlihat sekesal ini?"

Taehyung yang baru saja sadar dari amarahnya kini merasa tak enak pada bosnya, "Ma-maafkan aku, Sajang-nim, dia hanya kenalanku saja, ah maaf juga karena aku terlam-"

"Astaga, tak apa, hari ini pulanglah dan obati lukamu, potonglah kukumu lalu obati lukamu, lain kali jangan menahan emosimu dengan cara mengepalkan tanganmu,"

"Tidak, aku masih bisa bekerja, aku akan mencucinya sa-"

"Kim Taehyung, bukankah pagi sekali tadi aku sudah memberimu pesan jika aku akan membuka mini marketnya setengah hari saja karena ada urusan, apa kau tidak melihatnya?"

Saat mendengar itu Taehyung langsung mengambil ponselnya yang berada di saku hoodi yang dia pakai lalu melihat ternyata bosnya ini memberitahukan Taehyung agar dua hari kedepan dia tidak datang ke mini market karena bosnya mempunyai urusan di kampung halamannya.

"Ah, maafkan aku, Sajang-nim, aku terburu-buru jadi tak melihat pesan,"

Pemilik mini market itu menghela napasnya, "Ya sudah, ini ambil dan obati lukamu, istirahat dan potonglah kukumu agar hal ini tidak kembali terulang," ulangnya.

Taehyung menganggukkan kepalanya, "Taehyung-ah, dengar, aku memang tak berhak ikut campur dalam urusan orang lain, tapi kau sudah seperti adikku sendiri, aku hanya ingin memberi saran untuk tidak terpancing emosi saat seseorang sedang meprovokasimu, kau masih muda egomu masih mengendalikanmu,"

Unconditional Love | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang