⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️
.
"Kenapa kau memberitahu mereka seperti itu?" Tanya Jisoo pada Taehyung, "Maaf, tapi aku memang melakukan hal itu di masa lalu," jawab Taehyung sambil menundukkan kepalanya.
"Tapi kau tak memperkosaku ...." Lirih Jisoo yang hendak kembali menangis. Taehyung menatap Jisoo sedikit lebih lama, "Aku tahu, tapi ... Hanya dengan begitu aku bisa menikahimu," ujar Taehyung.
"Keluargaku mungkin akan tetap menerimamu meskipun aku berkata seperti itu atau tidak, karena mereka akan tetap mencintaimu, tapi ... Entah kenapa aku ingin mengatakan hal itu pada mereka"
"Taehyung-ah ... Maaf ... Maaf karena sudah menyakiti hatimu ... Maaf karna aku tak percaya kata-katamu ...." Tangis Jisoo sambil memegang tangan Taehyung.
Taehyung menggelengkan kepalanya pelan, "Tak apa Jisoo-ya, kau tak perlu meminta maaf padaku, aku yang justru harus meminta maaf padamu," ujar Taehyung lalu memeluk Jisoo.
Jisoo terus menangis dalam pelukan Taehyung bahkan sampai Seokjin dan Taera kembali.
"Oppa, kau pasti yang membuat Eonni menangis lagi kan?" Tanya Taera dengan nada yang kesal, "Taera-ya ... Taehyung tak membuatku menangis ... Aku menangis karena aku merasa kesal dengan diriku saja ...." Bela Jisoo sambil melepaskan pelukannya dari Taehyung.
"Eonni, jangan membelanya terus,"
"Aku berbicara jujur ...."
"Sudah jangan menangis lagi, kau sekarang sudah terbebas dari jeratan pria itu, jangan buat dirimu lelah," ujar Seokjin sambil mengupas buah pir.
"Benar apa yang dikatakan Seokjin Hyeong, jangan membuat dirimu sendiri lelah dengan menangis, aku juga tak mau terjadi sesuatu padamu dan bayi yang ada di perutmu," tambah Taehyung sambil mengusap kepala Jisoo.
"Pria brengsek itu serahkan padaku saja." Lanjut Taehyung, "Terima kasih ...." Lirih Jisoo dan Taehyung membalasnya dengan senyuman.
"Eonni, makanlah dulu buahnya, aku dan Seokjin Oppa memilih buah kesukaanmu," ujar Taera yang membuat Jisoo kembali tersenyum, "Terima kasih, Taera-ya," ujar Jisoo.
Taera mengangguk seraya menarik Seokjin ke luar ruangan sambil berkata, "Aku dan Seokjin oppa akan menyusul Ayah dan Ibu, kalian akur-akurlah," pamit Taera.
"Taera-ya, tapi aku masih ingin menemani Ji-"
"Sudah Oppa ikut saja denganku," bisik Taera masih sambil menarik Seokjin keluar dari ruangan meninggalkan Taehyung dan Jisoo hanya berdua.
"Taehyung-ah ...." Panggil Jisoo, "hm?" Jawab Taehyung yang kini sedang mengupas kulit apel untuk Jisoo.
"Bisakah kau menerima bayi yang ada di dalam perut-"
"Jisoo-ya, kau tak perlu mengkhawatirkan itu, aku sudah bilang padamu kalau aku akan tetap menerima bayi yang ada di dalam perutmu, meskipun itu bukan bayiku," potong Taehyung menjawab Jisoo.
Jisoo tersenyum pada Taehyung, "Jika kau sudah mengerti, makan-"
"Taehyung-ah," panggil Jisoo lagi.
"Ada apa?" Tanya Taehyung.
Dengan malu-malu dan salah tingkah Jisoo menjawab, "Bi-bisakah aku memelukmu?" Tanya Jisoo pelan, "Sa-saat ini a-aku ...."
Taehyung tersenyum lalu menyimpan pisau serta buah apel pada sebuah piring kecil ke meja samping ranjang Jisoo.
Taehyung segera memeluk Jisoo sambil bertanya, "apa ini keinginan bayimu atau keinginanmu?" Tanyanya.
"I-ini ... Mu-mungkin hanya keinginanku saja," jawab Jisoo sambil mendorong pelan tubuh Taehyung dengan masih malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love | VSOO | END
أدب الهواةMengisahkan tentang Kim Taehyung dan Kim Jisoo yang sudah berteman semenjak mereka masih sangat kecil, bahkan kedua orang tua mereka berteman baik. Hingga tiba saatnya Jisoo yang saat itu masih berusia 13 tahun (usia korea) harus mengikuti keluargan...