Chapter 7-Resident Evil III

408 50 14
                                    

Angin masih saja menerpa sekitar. Seakan membuat suasana terasa lebih ramai daripada hanya bermandikan cahaya rembulan.

Meski tak bisa dipungkiri malam ini terasa dingin lebih dari biasanya. Musim semi yang tengah mekar membuat semua daun berterbangan hingga menutupi pemandangan.

Dibawah cahaya rembulan, dibawah pohon sakura kedua pemudai itu berada disana. 

Surai raven masih memegangi tangannya menempel pada pohon, menatap manik crimson yang sama sekali tidak menatap kearahnya. Lebih tepatnya maniknya tidak terlihat karena tertutup oleh bayangan dari pohon.

"Jadi bagaimana Nanase-san?"

Dia terus bertanya hal yang sama, ini sudah ke 4 kalinya surai raven itu menunggu jawaban. Dan tak ada satupun yang bisa diucap oleh surai merah itu. 

Manik obsidian itu menyipit, ekspresinya menjadi gelap. Marah karena Riku tak mau mendengar perkataannya.

"Tsk"

Terpaksa dia membuat wajah Riku menghadap padanya. Memegang pipinya dengan tangan kiri tenaga.

"...nanase-san..." yang Iori dapat adalah kejutan.

Manik crimson yang kali ini menghadap padanya malah terlihat lebih berkilau, terlihat... berkaca-kaca. 

Iori kali ini terkejut. Merasa tangan yang menggenggam pipinya itu basah, bagai rintikan hujan yang tiba-tiba jatuh. 

Perlahan air matanya berjatuhan. Mengalir pelan dan berubah menjadi deras. 

"...kau menakutiku..." ucap Riku

"A-ah..." Iori langsung melepas tangan yang mencengkram tangan Riku. Dirinya seperti ditusuk ribuan panah melihat tangisannya. "Maafkan aku..." saat tangan kirinya hendak melepas genggaman pipi, Riku menggenggamnya. Namun air matanya belum berhenti.

"Aku tidak bermaksud memarahimu...." jelas Iori yang kali ini membuat tatapan bersalah.

Ditengah tangisan Riku menggeleng sekuat tenaga. Masih belum berbicara, karena mencoba menahan tangis.

Tangan Iori yang menyentuh pipinya, digenggam Riku dengan erat. 

"...maaf..." ucapnya lirih.

Kali ini Iori yang tak bisa berucap apa-apa. Jelas tindakannya tadi menakuti Riku. Meski itu tindakannya yang khawatir, mendorongnya hingga menabrak pohon, mencengkram tangannya juga menarik pipinya paksa itu sedikit kelewatan.

Melihat si partner biru yang menyadari kesalahannya, Riku tersenyum lembut meski air matanya masih berjatuhan.

Iori menggigit bibirnya "...aku... khawatir padamu..." lalu berucap lagi. Kepalanya tertunduk hingga poni menutupi matanya.

Manik crimson melihatnya, sedikit kebingungan. Malah bertanya-tanya kenapa Iori seperti itu. Riku sempat berpikir dia bisa menggunakan momen ini untuk mengerjainya nanti atau bahkan memberitahu pada semua orang kalau Tsunderenya lepas.

Tapi kali ini dia merasa tak boleh melakukannya. Memperlihatkan sisi Iori dimana dia tak bisa tak bisa melakukan apa-apa, sisi Iori yang lemah. Entah kenapa Riku tak ingin menunjukkannya pada siapapun.

"Ioー"

"Namun, kau malah seperti ini lagi..." kalimat Riku terpotong. Iori menundukkan kepalanya lebih bawah. "Bukannya sudah kubilang untuk memberitahu semuanya padaku?" lirihnya seperti memohon.

Genggaman Riku dilepas. Sebagai gantinya, kini Riku menyentuh pipi Iori dan mengangkatnya. Terlihat dirinya yang berusaha menahan tangis.

"Hehehe~ Iori mode cengeng kembali lagi!" suaranya kembali ceria. Meski terlihat bekas air mata, setidaknya Riku sudah kembali tenang. 

A Certain Future with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang